Jumat, 31 Desember 2010

Ketika malam menculik kita,
Kita turut saja dalam permainannya
Bersembunyi di antara bayangan
Menjadi semu di bawah bulan yang merona
Mereka takkan temukan kita,
Sekalipun ingin
Yang bisa mereka lihat adalah malam
Penculik
Dengan pekatnya yang gagah
Memeluk kita

Rabu, 29 Desember 2010

malam, satu buah nyanyian.

suasana malam makin akrab di sekitar saya akhir-akhir ini. tidak tahu apa karena udaranya yang lembab begitu nyaman menyentuh kulit atau karena di antara malam rasanya semua disamarkan. antara sedih dan suka atau perih dan riang, rasa-rasanya mereka terasa kembar. begitukah malam caramu merayu kami untuk berselingkuh dari matahari? bulanmu menjelma jadi kawan baik yang tak lelah mendengar. ah, kalau tubuh tak harus berbusana...saya mungkin telah tenggelam di balik gelap, menari mengisi sangsi.
suasana malam kian dekat saja. tiba-tiba sudah tiba. tiba-tiba sudah lalu lagi.

Minggu, 26 Desember 2010

jawablah jika kau tahu

Tidak ada pijakan di antara pasir yang dicumbu lautan,
Hanya ombak yang menarik tubuh lebih dalam
Tenggelam
Saat kaki ingin mengikat di sela-sela butir pasir
Buih-buih menghilangkan daya


Ketidakpastian kaki berdiri di antara cumbuan laut pada tepian pantai,
Adalah ketakberdayaanku
Untuk Mengerti dimana seharusnya aku berdiri
haruskah kaki ini terus berdiri,
Atau lari
Saat tak ada tempat yang sanggup menahannya
bukankah membicarakan mereka adalah suatu hal paling percuma,
membicarakan mereka,
mereka yang tidak juga mengerti
keberadaan mereka di antara kita
adalah
polisi tidur,
memperlambat jalan
merusak kendaraan
membuat kita terhenti
ada tidak ada
kita tetap berjalan,
jadi lupakan
stop mereka!

untuk kamu, sensasi warna hitam

kamu cuma muncul sekelibat,
dalam cahaya paling gelap
dengan wajah murung melintasi lorong yang tak kalah redup warnanya
seperti berduka
dengan pakaian serba hitam
kamu berjalan
hingga sampai di ujung lorong
dimana kekuatan sepuluh ribu cahaya terkumpul
manusia berteriak histeris
kamu duduk tenang bersama hitam kebanggaanmu

aku heran,
walau hanya sekelibat munculnya kamu
magis menghipnotis
menyisakan sensasi paling hitam yang menggumpal
akankah kita bertemu lagi
di antara kepulan asap dan sinaran
yang warnanya tak kalah pekat
dengan rona hitam di matamu

rohku bilang,
kita segera bertemu
saat hitam mulai menyerang
menghabiskan tempat
terdesak.

Sabtu, 18 Desember 2010

kau curi malam dan sembunyikan ia

Aku harus katakan
Pada matahari yang selalu mencuri bulan dari singgasananya
Berhentilah
Sebelum lebih banyak lelaki bersembunyi di balik tanggungjawabnya
Dan wanita mengeluh tentang ini itu.
Sebab dalam cahaya bulan yang rasanya seperti susu itu,
Manusia bisa lebih akrab dengan dirinya,
Dengan jiwa yang ditinggal mati selepas hari menjemput.
Aku harus katakan ini sebab,
Aku mencintai terikmu
Tapi tidak untuk hari ini
Tidak, saat kusaksikan isak tangis bulan yang tersapu sinarmu

Minggu, 12 Desember 2010

cerita cinta tanpa jatuh cinta

sepertinya,
setelah hari-hari yang lalu tinggal jadi cerita
tirai itu akan saya singkap lebih sering
dan rindu akan sensasi bergerak-gerak di atas panggung jadi menggebu-gebu
musik akan menggoyang pikiran saya
lalu menularkannya ke syaraf-syaraf tubuh

ah,
masa dimana lampu sorot
tepuk tangan riuh
tawa yang membahana itu
pasti jadi cerita
jadi cerita cinta manis tanpa perlu patah hati

permintaan maaf

saya rindu sekali
pada tawa yang akrab
pada cerita yang hangat
pada camilan dan minuman yang jadi teman
saya rindu sekali berada di sekitarmu dan bermimpi
kita mencipta dunia baru tanpa batasan
mungkin,
kata-kata saya berhenti di sini
tapi rindu adalah garis putus-putus yang sulit dihapus.

untuk teman yang jauh di seberang lautan

Rabu, 08 Desember 2010

jika memang ruang ini adalah siksa

Kamu mendadak jadi batu es
Di ruang imajiku yang hangat.
Berubah beku,
Tanpa banyak senyum.

Sedih juga mengingat ruang imajiku yang hangat,
Ternyata malah membekukanmu
Tidak bisakah kau mencair di dalamnya,
Berteman dengan fiksi
Dengan duniaku yang tak ada bentuk,tak kenal sudut

Kita beda,
Aku tahu.
Aku tetap ingin tinggal di ruang ini
Jika kau benar tersiksa ikut tinggal di dalamnya,
Pulanglah
Ke hari-harimu yang nyata

Aku benci melambaikan tangan,
Terhina dengan ucapan selamat tinggal
Pergilah,
Saat aku lupa membuka mata

Kamis, 25 November 2010

jika memang mereka maha tahu,
tidakkah mereka lihat
luka yang sengaja mereka pahat
lalu dibusukkan begitu saja,
hingga baunya seperti bangkai?
jika memang mereka maha tahu,
beritahu aku
haruskah aku menjadi kamu untuk jatuh hati?

bau ini menyengat.
seperti rasa pilu yang tak sengaja aku hembuskan

kau pikir semua itu kayu dan batu?

jangan tiup sisa-sisa hujan yang mengembun di jendela,
kau tak tahu
betapa besar sisa-sisa yang mengkristal ingin menyelinap masuk ke dalam
merengkuhmu menjadi air
jangan,
jangan kau hentikan caranya menyukaimu
cara sisa-sisa itu mengagumi gerak dan rupamu
mereka mencintai dalam bisu,
dalam rindu yang tak punya bentuk


jangan pikir sisa-sisa hujan tak punya rasa,
sekali tanganmu mengibas mereka lalu...
buyar sudah satu kehidupan.


kadang sisa-sisa hujan adalah aku
kadang kamulah dia, kamulah mereka
jangan gangu sisa-sisa hujan yang datang malam ini.

Kamis, 18 November 2010

aku,
belum mau menemukan namamu
jadi belum ada yang kutulis
aku,
ingin kau tanpa nama
supaya jangan berakhir jadi cerita

aku ingin memilihmu,
dengan keterbatasanku mencintai
aku ingin memelukmu,
walau mereka kira ini sandiwara

aku belum ingin menamaimu
sebab aku memilih,
menjadi lakon dalam cerita ini

Selasa, 16 November 2010

this city doesn't smell so pretty (anymore)

senar
senar dan mata biru kecoklatan
senar mata biru kecoklatan malam
senar mata biru kecoklatan malam ruang hampa udara

senar dan mata biru kecoklatan...
di malam,
yang hampa udara.

senar lagi
(aku suka)
dan mata biru kecoklatan
ruang hampa udara
biarkan malam berlalu
dan ijinkan aku menghilang dari cerita ini

setelahnya sepi

setelah senja dan atributnya lewat,
sepi.
setelah warna merah di langit pudar,
sepi
setelah ramai berubah bentuk menjadi satuan angin,
sepi
setelah mata berhenti memburu
kaki berlalu tanpa riuh,
sepi
setelah semua yang kita lakukan menjadi statis,
sepi

aku baru melihatmu
dalam gelap yang paling dalam
dalam sunyi yang mencekam
dalam nada yang kau minta aku nyanyikan

aku baru sadar,
malam memperhatikan kita
memberi ruang untukku jatuh hati

Minggu, 14 November 2010

menjadi serupa


mereka katakan :
"mencintailah tanpa alasan,
dengan kesederhanaan yang memeluk
dengan adil
dengan hati tanpa sengkokol otak dan kelamin"


aku tanya :
"lantas mengapa kita harus sama untuk bersama?
mengapa jika kau itu, aku ini...kita berusaha serupa"


sayang, jika memang mencintaimu harus
sederhana dan adil
mengapa kau minta aku bersalin rupa?

Sabtu, 13 November 2010

kepada sejumlah besar cassanova

Mengapa begitu pilu,
Melihat wanita itu mengadu
Pada jarak yang berlalu
Hanya angin memperhatikan sendu

Mengpa rasanya akrab,
Dengan rasa-rasa kelabu itu
Adakah mereka bisa kembali merapatkan hati
Pada wanita-wanita yang tinggal
Menatap jarak yang kalian bentang

Kamis, 11 November 2010

pengantin hujan

sadarkah kamu,
kalau hanya kita yang tersisa di ramainya hujan.
di antara ribuan kaki yang bermandi lumpur
kepala-kepala yang menari di bawah langit yang mencair,
kita berdiri
berbagi.
lucu,
di tengah keramaian
aku seolah hanya melihatmu,
dengan batas
hujan...
sebagai kelambu pengantin malam ini

Selasa, 09 November 2010

percakapan yang menyembuhkan

dia bilang "letakkan beban tubuhmu pada angin yang paling ringan."
dan aku bertanya "mengapa?"

saat dia mencoba menyembuhkan,
kita jangan bertanya
saat seseorang berusaha berdiri melindungi,
kita tidak perlu bertanya-tanya
ketika tangan-tangan lepas dari pelukan,
baru kita harus bertanya...mengapa?


dan jawabnya "karena jika berat tubuh kita tidak dibagi dengan udara, kita akan "nyungsruk" masuk ke dalam bumi."


atau mungkin,
kita harus berpegangan pada dahan
pada tali layangan
pada apapun yang diberikan untuk kita bertahan

debu di depan pintu rumahku

ibu membulatkan tekad menyambutku pulang,
menunggu di bawah jam yang detaknya tak melambat
ia membalut tubuhnya dengan selimut di atas kain yang empuk
menanti sambil memenjarakan diri dalam doa


ayah mengganti wajahnya yang cemas
ayah menuju ke pintu pagar
menjaga dengan hati yang dibesarkan
berharap aku segera tiba dari jalan panjang di sana


aku mencari jalan pulang di antara banyak jalan yang terbentang
bermimpi tentang rumah yang memanjaku
aku kirimkan salam untuk mereka
aku bisikan pada debu yang mengelupas dari kulitku,

"tidurlah ayah ibu. jangan tunggu aku pulang. sebab belum kutaklukan jalan yang ini."

adakah yang mengingat dimana bisa kubuang ini?


kita tahu seperti apa sedih. namun kita tidak tahu mengapa sedih itu selalu ada. mungkin sedih tidak pernah benar-benar pergi, seperti kamu yang walau bergegas akan selalu meninggalkan desah nafas. mungkin kita kurang pengetahuan tentang rasa. kita tidak mengenal betul hati kita. hingga jika ia tidak mengeluh, kita tidak tahu kalau ia tersakiti. kita lupa bahwa lebih dari sekedar organ tubuh, hati memberi hidup. dan rasa sedih itu keluhan hati. keluhan panjang, keluhan kekal. bahagia bisa datang, mengganti sedih sesaat dengan tawa. tapi lagi-lagi seperti kamu, ia tidak bisa terhapuskan selamanya. selalu ada sedih. seperti juga selalu ada tawa. selalu ada ragu, seperti juga selalu ada aku kamu.
aku harus menyelamatkan hatiku dari rasa sedih yang berlebihan. mengobatinya dan mengasihinya. supaya ia tahu, biarpun bahagia lebih diinginkan, ia tetap boleh menangis dan merasa sedih. kamu yang walaupun jauh, tetap boleh kurindukan dan kuingat. sesudah itu kumatikan lampu dan aku bersatu dengan senyawa di udara, menjadi...tak memiliki rasa.

Jumat, 29 Oktober 2010

jika lelah marilah bersandar

seratus jam aku terjaga,
menanti suaramu kembali ke udara
seratus jam tanpa henti doa
berharap kau menemukanku kembali

aku merasa kita terlalu lama dalam hening
terlalu larut dalam duka
lupa bagaimana berbincang dan menyela waktu dalam tawa
aku merasa rindu dengan kenangan akan lelucon remeh temeh

seratus jam lagi,
kalau kau perlu aku
aku masih duduk terjaga
dengan doa yang tak berhenti


untukmu,
kesayanganku selalu

Jumat, 22 Oktober 2010

ganas

Dari atas papan kering yang menjadi tempat pembaringan, kuceritakan sebuah jenuh yang membuatmu bersyukur



100 malam lalu, aku masih seorang ksatria
Pemenang dari segala sayembara
Memasuki ruang minum-minum dengan kepala terangkat pongah
Sebab aku tahu aku seorang ksatria
Namun kurang dari 5 malam yang lalu,
Aku harus beradu dengan tubuhku sendiri
Aku menyerah oleh rongrongannya yang memaksa untuk rebah
Aku turuti
Tapi toh ksatria tetap ksatria,
Dalm rebahnya sekalipun.


Kemarin malam
Aku terisak,
Bak perempuan yang menahan pilu aku duduk di pinggir pembaringanku
Menatap keluar jendela
Sambil menyembunyikan tubuh dari angin yang mendera
Gigil
Gigil
Getar
Getar
Tubuhku tak mau diajak kompromi
Detik itu juga
Hilang semua kuat dan gagahku
Aku lebih telanjang dari hewan manapun juga
di malam-malam berikutnya aku terjaga,
Menanti kesembuhan yang tak kunjung tiba
Dengan panas yang menyiksa.
Lebih lagi,
Bahkan untuk berdiri di atas kedua kaki pun aku tak sanggup
Mereka harus memasukan makanan itu ke dalam mulutku untuk kemudian kumuntahkan lagi.
Helaan nafas terasa berat
Mimpi tentang hari esok makin buram
Jenuh
Mati dalam mimpi


Demikian,
Kisah dari tubuh yang kerontang menahan jenuh
Kalian patut bersyukur,sehat itu luar biasa nikmat
Dan nikmat itu hendaknya disimpan baik-baik!

Senin, 18 Oktober 2010

dan mereka menemukan saya,

ada percakapan yang memang harus tinggal jadi kata,
ada percakapan yang berjalan di tempat untuk sebuah kejadian yang fantastis
ada percakapan
dan ada orang-orang
ada kata
ada rupa
mari bercakap-cakap,
tanpa perlu berpikir tentang substansi

Minggu, 17 Oktober 2010

a serie of ends- part 1

bersama dia,
yang darinya kuperoleh energi luar biasa
untuk menjadi dewasa









jalan ini,
biarkan selamanya ...
blur!
mengarah kemana,
aku tak mau tahu.
membawa kepada apa,
biarkan jadi Blur! seperti adanya gambar ini
kita akan lupakan kapan dan kapan

(photograph by nayantaka)

Kamis, 14 Oktober 2010

dan kepadaNya aku memohon

jangan pergi dalam tidur,
jangan pergi sebelum kusampaikan apa yang harus kusampaikan
jangan pergi sebelum kita kembali duduk dan berbincang,
tentang masa kecil yang paling favorit itu
dengan teh dan perangkatnya
duduk menanti televisi mengisi sela-sela bisu di antara tawa

.....

tahan waktu,
jangan renggut dia dalam malam yang pekat
takkan bisa aku mengiringnya pergi,
jika kau culik ia dalam gelap


.....

Tuhan,
berikan usia lagi
belum usai di sini aku tahu
(seperti mimpi di atas kapal perompak ketika kecil,
ia pergi dalam mimpi
dan bertahan 1000 tahun di hidup nyata)

biarkan kulukis wajah yang ramah menyapa itu
dalam ombak-ombak putih,
jangan pergi
engkau wanita yang paling dicinta
amarah itu...
labya dalam sosok yang tidak menyenangkan
dalam tawa yang diganti kalut
merah,
lebih padam warnanya dari kobaran api
sosoknya sekejap tak mempesona
namun membara

amarah itu
ketika labya tidak bersedia membagi cerita
tidak juga tawa
atau dendang
dan tangan tak sudi diikat

labya,
dalam amarah
seperti bergairah di sela-sela duka

Senin, 11 Oktober 2010

untuk sepotong yang tertinggal

terimakasih untuk sepotong yang ini, sayang
kali lain aku memberimu yang lain

Sabtu, 09 Oktober 2010

menghidupkan hidup!

melupakan sama dengan menguapkan apa yang ada,

membiarkan awan pergi berarak


meninggalkan angin di tempat


mengacuhkan bunyian hujan yang serempak


menjauh
menghilang



mengeluh tidak menyembuhkan


memaki tidak memperbaiki


tapi menerima membuat derita lebih ringan seribu juta kali

memaafkan, memberi ruang kepada kita untuk mencintai

maka dengan menguapkan rasa yang mendera,
kita bersedia menikmati hidup

Sabtu, 02 Oktober 2010

seorang ayah tidak pernah melukis duka

ada sebuah rasa duka yang tidak digambarkan ayah pada anaknya,
tidak pula diutarakan apa yang mengganjal hatinya atau memperkeruh muram di wajah.
rasa duka itu cuma dibawanya,
dibawa dalam duduknya di depan teras rumah
sambil memperhatikan hujan yang turun, mengamuk
pisang goreng panas di tangan
tatapan kosong berirama dengan kunyahan pelan
semua adalah pakaian yang menutupi duka dalam hatinya
duka menanti,
menanti kembali anaknya
di ujung jalan yang tak terlihat itu
di balik hujan yang mengamuk.

sambil sesekali berkedip,
ia bergumam di sela-sela kunyahannya yang lambat

"kepada hujan,
meredalah sejenak
biarkan putraku kembali ke rumah ini,
seperti di waktu ia pergi,
pagi itu."

Kamis, 30 September 2010

seutas tawa

cepatlah,
lari
kejar!

kejar waktu yang mendahului
jangan biarkan kau tertinggal satu langkah pun
waktu ini, hanya sekali
sebelum aku pergi
menjadi biduan murahan
menjadi pemain sandiwara paling nakal

cepatlah pulang, sebab senja segera pergi

kita rekam tawa
dalam detik
langit bergradasi
dan semesta takjub
menatap kepergiannya

(labya)

kau, sial!

detik berikutnya,
kau lewati pintu
pergi
tanpa peduli yang kau tinggal di balik punggung

detik berikutnya
aku
telah tersesat di ujung jalan
yang rasarasanya tak punya ujung
yang aku rasa, aku sungguh tersesat
detik berikutnya
aku sadar
dirimu yang menghilang dalam pintu terbuka,
lalu kembali merapat
adalah jalan
di balik punggungku
adalah seutas
di ujung jalan ini.
SIAL!

satu gelas tawa

kubayarkan rasa lelah dengan segelas penuh kemabukan tawa,
biar saja larut segala penat di dalamnya
mengental atau menjadi buih, apa peduliku
aku ingin mabuk saja dalam bahagia yang mempesona
melupakan kesakitan tulang dan sendi

kubayarkan,sobat
sebutkan nominalnya
mari kita mabuk dalam segelas penuh tawa
keriangan menyembuhkan lelah yang merong-rong
dan
aku ingin tidur dalam kemabukan yang panjang

Minggu, 26 September 2010

Hey,Tet

sepotong rindu
bawakan aku lagu yang mengalun keras
mengganti sepi yang terlalu lama bertandang
bawakan aku tarian
yang mengalihkan sepi di antara malam yang berkilauan
sepotong rindu
hantar aku pada masa dimana massa meramaikan hati
biarkan aku syukuri yang kulewatkan dengan cepat tanpa menyadari esensinya
sepotong rindu
katakan pada seorang sahabat yang berdiam di seberang samudera,

And any time you feel the pain, Hey Tet, refrain
Don't carry the world upon your shoulders
For well you know that it's a fool who plays it cool
By making his world a little colder
(Hey,Jude-the Beatles)
kau akan baik saja di sana, best
sebab hidup ada dimanapun kau berada. dan teman yang baik, teman yang baik adalah senyawa yang bergantung di langit tempat kau hidup.

Sabtu, 25 September 2010

berpura-puralah dan lupakan yang nyata

manusia pandai berpura-pura
mereka berpura-pura untuk berpura-pura
menutupi pura-pura yang lain
dengan kelakukan pura-pura itu

LABYA
sepanjang nafas memeluknya,
hidup berpura-pura
untuk berpura-pura
bahagianya pura-pura
sedihnya pura-pura
mabuknya pura-pura
asapnya pura-pura
liarnya pura-pura
cintanya pura-pura

tapi Labya tidak bisa berpura-pura saat hatinya ingin merindu bluesman,
yang ditemuinya setiap malam di bar pinggir kota
Labya tidak bisa pura-pura lari,
saat hati dan mata sama-sama ingin menatap bluesman
tidak bisa juga pura-pura lupa bagaimana suara itu pernah menariknya begitu dalam pada intismasi dengan bluesman
ah pura-pura

tapi karena Labya manusia,
ia bisa berpura-pura bahagia
ia bisa berpura-pura merindu hal lain


saat suara kecil yang berbisik,
"aku ingin kau malam ini, bluesman"

Jumat, 24 September 2010


jika diminta menunda,
mungkinkah angin akan berhenti di utara?
jika diminta berhenti,
bisakah waktu kemudia menahan lajunya?
jika kuminta pada Tuhan,
putarlah waktu kembali,
waktu tangisan kami adalah surga
waktu tawa kami terasa kekal
bisakah itu?

lalu angin yang berhenti di utara berbisik,
tangis bisa dihayati sebagai bahagia
karena tangis telah jadi lampau
dan kamu menang atas tangis.
tawa bisa dirasa kekal sampai saat ini,
karena kau telah sampai pada hari ini
dan masih ada tawa di atas wajah.

jadi jika waktu diputar kembali,
kenangan ini belum tentu seindah sekarang




-kukatakan pada galaksi,berotasilah. jangan pusing untuk memutar balik.kini aku tahu, bahwa kenangan adalah karunia untuk hari ini atas masa lampau-

Minggu, 19 September 2010

aroma muda yang kekal


jika airmata bisa bercerita tentang betapa inginnya saya tetap di sini,maka berceritalah. sebab kata-kata terasa terlalu biasa untuk menahan langkah kalian dari tempat ini. haruskah beranjak? haruskah berubah? bukankah kita suka pada tempat dimana kita tanam tawa dan sorak sorai? tempat yang meluluhkan segala benci jadi suka dan segala duka menjadi bahagia?
tolong katakan pada matahari yang nampaknya enggan meninggalkan kita, tetaplah bersinar. jadilah senja yang kekal bagi kita. biarkan malam yang dingin merenggut nanti, ketika kami siap.
bagaikan sebuah kertas kita telah menjadi warna warni yang hidup di dalamnya. kita tak terhapuskan bahkan oleh air yang menghancurkan kertas itu. sekalipun hancur, kertas itu tetap berwarna. kita tetap ada.
jika dan hanya jika boleh, biarkan saya sulam sebuah tali yang mendekatkan langkah kita kemana pun akhirnya kita berjalan untuk berpisah. sebab tawa ini belum mengering dari sukanya. air yang jatuh di pelupuk belum bisa meninggalkan wajah ini. bagaimana mungkin sebuah tangan sanggup melambai dan berpisah 20 jam jauhnya?
jadi lebih dari segalanya,tolong, biarkan sekali lagi hidup berwarna ini hinggap pada saya. ingin saya hirup aromanya yang menghidupkan,aroma muda yang kekal!

Kamis, 09 September 2010

revisi

saya temukan kotoran di wajah yang selama ini dielu-elukan? kotoran yang takkan tersapu. jadi sekarang orang yang melihat, akan mencibir. mereka akan kembali berani melihat ke cermin lantas membandingkan dengan wajah ini. mereka pasti temukan beda dan dengan kotoran di wajah jelas saya bukan tandingan mereka. sungguh merana


seperti halnya diri sendiri, setiap hari saya temukan satu kekurangan dalam diri saya. kelebihan yang selama ini jadi tumpuan kepercayaan diri, tenyata bukan apa-apa. cuma sederajat dengan kotoran jika dibandingkan dengan mereka-mereka yang telah enyam seribu kali perbendaharaan ilmu. tapi namanya juga manusia, tinggalnya saja di bawah kolong langit (suda kolong, di bawah pula). mereka tidak akan bisa jadi yang paling, selalu ada langit di atas kepala. dan itu menjadikan kaki mereka tetap berpijak ke tanah.
manusia jatuh karena keinginan mereka melampui langit. langit tak bisa dilampui. ada kekuatan lebih luar biasa di atas langit, kekuatan yang kita sebut supranatural. jadi, saya terima segala cacat pada tubuh ini sebagai cambuk menjadikannya lebih baik. walaupun besok saya tidak tahu apakah kotoran ini masih jadi kotoran di wajah atau telah jadi bedak penghiasnya. saya serahkan pada waktu. dan sambil menanti saya mau terbang di langit

suatu malam yang semarak

malam makin tinggi tergantung di angkasa,
gemuruh bunyi warna warni suka terdengar di seantero kompleks ini
musik dari irama manusia-manusia yang bersujud dan berseru tinggi-tinggi pada Khalik,
menambah semarak satu malam penutup perjuangan mereka

malam makin larut dengan gelapnya,
sementara bocah dengan gembira meledakkan kegembiraannya
esensi sudah tak lagi berharga,manakala sanak saudara datang memeluk rindu
ah, ini mungkin hari kemenangan bagi mereka yang berjuang bagi mereka yang ikut serta merasakannya

malam makin erat membungkus kita semua,
dengan rasa haru dan rindu dan fitri
selamat bagi mereka semua yang telah menyelesaikan bulan baik dalam setahun yang baru

*idul fitri

Senin, 06 September 2010

soldier on

aku menangkap prasangka kau akan pergi,
saat hujan yang tiba-tiba itu tak berkesudahan turun
aku tahu rencanamu untuk bergegas
sebab kau kemas semua barangmu dalam satu koper
dan kau angkat topi coklat pemberianku
meletakannya di atas kepala, yang biasa bersandar pada pundakaku
aku rasakan hitam menggelayut di hati,
saat aku saksikan kau bersiap di hadapanku
menatapku tanpa kata
hanya diam yang menyerupai lambaian perpisahan

aku menangkap prasangka kau akan pergi,lantas tak kembali
saat pelukan yang kau sampirkan di tubuhku menghantar hangat yang dahulu jadi milik kita berdua
aku tahu kau takkan kembali,sebab di balik jaket hitammu seragam itu menggantung
hanya doa dan harapan yang bisa kusimpan
doa dan harapan,
kemarin datang kembali

aku melepasmu bersama sejuta prasangka
dan rindu yang kugantung di langit

Minggu, 05 September 2010

siapa saya?

ternyata saya hanyalah sehelai rambut yang jatuh di tumpukan padang ilalang yang menguning dan subur. tidak berarti.

seperti halnya ujung rambut yang patah dan menjadi lemah, saya ketakutan manakala padang ilalang adalah rumah baru tempat saya harus hidup. mengingat kepala yang menjadi sumber hidup di masa lampau, kini harus berhadapan dengan satuan warna hijau yang subur. sulit meyakinkan diri bahwa ini adalah rumah (baru)...
dalam kesepian menjadi berbeda, dan dalam rindu kepada anak rambut lainnya. teriakan yang menyayat tak kunjung merekatkan luka yang menganga. sebilah doa yang kutanam di atas tanah padang ilalang ini, tak juga kuat menggemburi lahan untuk aku berbaring.

kemudian matahari datang dan pergi, senjaku muncul dan terbenam. malam-malam pekat bergantian menjaga selimut langit... di hari yang kesekian ratus,saya dapati bayangan diri yang terpantul di tubuh embun. siapa saya? masihkah saya sehelai rambut yang lepas dari kulit kepala itu? atau...inilah saya sekarang, sebatang ilalang yang tengah menguning warnanya?

siapa saya sekarang? siapa saya kemarin?

Sabtu, 04 September 2010

pada siapa serbuk kayu merindu

serbuk kayu yang berhamburan
menepi di pinggiran jendela
meniti di antara jalan panjang kunci dan kenop
ia menyapa setiap pijakan yang dihampirinya
dan mencium mesra angin yang meniupkannya

serbuk kayu,
kau peluk udara
dan kau sentuh langit-langit
bagimu tiada atas dan bawah
tiada tempat yang tak mampu kau singgahi

serbuk kayu tanpa kata layu,
kapankah kau jumpa pada akhiran?
akankah selalu hidup berlalu dengan angin yang meniup lalu

...

Kamis, 02 September 2010

rasa lelah yang membungkus rapat

rasa lelah yang membungkus tulang dengan amarah
menimbulkan gersang di dalam rumah
memisahkan ranjang di antara kekasih
memaksa anak berlari menjauh

rasa lelah yang makin sering mendera
menyadarkan aku betapa waktu kubuang dengan sia sia
hanya untuk mendapat tawa dan mabuk belaka
betapa lelah telah meracuni jiwa
dan karenanya kami terbentur tanpa jawabNya

seperti puisi yang telah ada lama sebelum aku berbicara
aku ingin bisa menggapai tanpa perlu merasa sakit
aku ingin bisa pulang ke rumah dimana kutemukan kesembuhan

Rabu, 01 September 2010

sandiwara kecil-kecil

ada di atas meja sebuah kue
lengkap dengan lilin dan pisau untuk memotongnya kecil-kecil
sudah nyala lilin itu
empat dan lima jumlahnya
diam tegak menanti ditiup
sambil sesekali berkibar berharap segera padam

satu dua buah senyum dipasang di dinding
diam-diam memperhatikan
dua buah senyum mulai mereda
dan satu berubah jadi tangis
dinding terpaku meminta untuk tidak melihat
sebab drama kecil-kecil terlalu pilu


sekali lagi lilin
sekali lagi pisau
sekali lagi kue,
yang mulai mencair di atas meja kaca
sekali lagi
pisau menyembelih dinding yang ikut-ikut menangis
lilin pergi menghilang bersama malam
dan ruangan itu hanya tinggal kosong
dan suara menyayat dari senyum yang berduka ditinggal pergi dinding


(kue menjadi genangan di atas lantai yang memantulkan lakon-lakon bisu sandiwara kecil-kecil?)

Selasa, 31 Agustus 2010

suka punya masa bersandar

saat mata telah mengabadikan rupa dalam guratan pensil yang halus,
saat itulah hati tahu akan menarik jangkar dan segera pergi kembali ke laut lepas
sebab wajah itu telah menghuni terlalu lama
hingga kepala dapat mendeteksi keindahannya
dan pesona seketika menghilang.
di saat misteri berubah menjadi teka teki
di saat itulah mata mampu mengabadikannya dalam guratan pensil
di saat itulah
hati ini akan pergi kembali
menyandera puluhan ribu mil di laut tanpa horizon

Senin, 30 Agustus 2010

ini doa,ini surat cinta. bagi Dia yang di sana

aku kenal asap dan debu
sebelum aku tahu
ada awan dan angin
aku lahir dalam putaran pedih
sebelum aku diselamatkan haru
aku adalah monster dalam peradaban manusia berakhlak dewa
sebab kerjaku mengemis
dan hati miskin oleh kasih

tapi Kau datang tanpa syarat
dan membawa aku masuk ke altar
membasuhku dengan roh
mencengangkan wajah yang bodoh oleh arogansi
mungkin dunia tidak akan pernah sanggup menyatakn cinta
sebab cinta hanya datang
bersamaMu dan tanganMu
haru yang Kau bawa
adalah bunga cinta terbesar yang aku lihat

cuma derap

yang bisa diingat dari seratus kali pertemuan,
hanya derap-derap panjang yang ditinggalkan di lorong yang seketika berubah sunyi
kaki kaki yang dikagumi dengan luar biasa,
pernah menjejak dan berlalu dengan sempurna
di depan mata ini.

sekalipun tubuh sudah mulai mati suri, dan dalam diam siap pergi jauh
tapi bola-bola yang terpasang siaga di kedua cekung pada wajah
tetap awas menanti derap-derap itu akan berlalu lagi

cuma derap
dari seratus pertemuan yang berhasil direkam
cuma derap
dari ratusan yang berhasil kusimpan
sebab derap dan jejak kau tinggalkan di lorong,
yang pelan-pelang manghantui jalanku pulang

memang kenapa kalau Labya itu heroin

memangnya kenapa jika Labya senang menertawai gambarnya yang tercermin di kerumunan itu?
tawa jadi heroin untuknya
dan setiap senyum adalah kemabukan baru.
memang kenapa kalau kita hidup dari bersenang-senang tak kenal luka,begitu dosakah?
Labya suka ditertawakan oleh karena kepiawaiannya meniru kesukaan mayoritas.
tapi mereka lupa siapa Labya, mereka lupa Labya tak berkepribadian. rupanya 1000. dan ekspresinya berubah sesuai musim di hatinya.
mereka lupa kalau Labya hanya seorang pemain watak.
jadi bukan Labya yang mabuk oleh tawa kerumunan.kerumunan yang tersihir permainan Labya.
kasihan

Selasa, 24 Agustus 2010

masa berkuasa


painting "controlled by time"
by bintang p

ada batas antara menunggu

pekiknya menembus jeruji,


seharusnya ada hukum yang menggantung mereka yang menyetubuhi waktu!
itu zinah!



pekiknya menghancurkan senjata-senjata api
para penjaga bergetar di atas kaki mereka yang lemah oleh pekik baruda yang membahana


bukankah sudah dikatakan, peradaban harusnya diambil oleh darah manusia ksatria. bukan borjuis dengan pemikiran "waktu adalah pelacur"
kalau sekarang aku tawanan masa, tawanlah aku oleh karena keberanianku menunggu dimensiku tiba. karena aku sadar, dalam penantian adalah waktu. dan selalu ada batas untuk menunggu sampai saatnya tiba.
satu persatu penjang melucuti seragamnya dan berbaris masuk ke dalam bui. baruda merdeka, sebab ia meredam waktu yang mengamuk

Minggu, 22 Agustus 2010

supernatural power


saya memang bukan orang yang paling pandai mendeskripsikan rasa dengan kata-kata yang pasti dimengerti orang. biasanya apa yang saya rasa, saya utarakan dengan metafor dan idiom lainnya. tapi kali ini, saya menyerah di hadapan sinar. di hadapan sinar cahaya yang menyembuhkan tulang saya yang remuk
sepekan ini melelahkan. bagi fisik dan pikiran. bukan hanya karena pekan ini pekan baru dalam identitas lain diri saya, tapi karena pekan ini ditutup dengan konflik yang menyakiti banyak orang penting dalam hidup saya yang kecil ini. konflik itu berubah jadi timbunan asap yang menghalangi saya untuk melihat jalan pulang ke rumah. meniadakan pekarang, pintu apalagi dalam rumah itu.
tapi seperti coldplay bilang :

lights will guide you home


dia akan menembus asap yang tebal. mengalahkan kekaburan pandangan dan menemukan jalan menuju pintu masuk rumah saya.
walau lelah dan menghancurkan tubuh saya rasanya pekan ini, tapi lagi-lagi coldplay bilang :

and it will ignite your bones
and I will try to fix you


taruhlah ini si chris martin yang menyanyikan. tapi saya rasa, ada kekuatan lebih besar yang membuat dia bisa menyanyikan lagu dengan lirik sekuat ini. lagu dengan kekuatan yang mampu memperlihatkan:
selalu ada cahaya yang menyinari, menyembuhkan dan memperbaiki hidup yang terlalu usang hari ini.

semoga saja, saya benar. dan karena itu saya bersyukur bahwa kekuatan yang lebih super itu masih tersisa untuk mengingatkan saya untuk pulang. hari ini

(painting by bintang perkasa)

she is the sky, her name is sunset

senja membangkitkan semangat
memberikan kesempatan saya untuk berdoa lebih giat
dan menemui Ayah dengan cara yang saya kenali akrab
sepekan ini senja menangiskan air yang tidak selesai


tapi akhri pekan ini,
senja menemaniku dalam pelarian
ia membiarkan tubuh yang didera rasa bersalah bersembunyi
dan berharap pembenaran



senja
dengan biasnya yang memanja mata
dan lembut hangatnya yang menyembuhkan

kalau dengan senja,
aku mungkin bisa berdamai dengan rasa bersalah menjadi
aku
terlalu banyak orang bercita-cita mengubah dunia
terlalu banyak orang bermimpi akan satu dunia baru
terlalu banyak orang nyinyir pada dunia yang sekarang mereka miliki
sampai mereka lupa,
bahwa dunia yang mereka miliki sekarang
memelas
merintih
memohon
sebuah kepedulian
bukan pengkhianatan

jadi kapan dunia bisa berubah jadi suatu dunia baru?
nanti kalau kita sudah mampu belajar menyayangi apa yang kita miliki

perkenalkan. dia Labya

labya nakal
ia berdiri di atas meja dan menarik-narik rambut
melakukan gerak aneh
yang mengundang tawa
labya yang nakal
hatinya terluka
oleh sebab manusia lain menertawakan kegilannya,
tanpa berusaha menolongnya
labya nakal sekali
tambah nakal setiap hari
manakala
ia lupa jalan pulang

Sabtu, 21 Agustus 2010

pencuri

tapi bukan karena tanpa alasan,
matahari jatuh ke atasmu
dan seketika waktu terpause
menatap aku yang jadi tersangka
sial
kupikir bayangannya saja akan mudah kucuri
dan kusimpan rapat di kantung
tapi dasar matahari
kau disinari,
dan terlihatlah kau kehilangan bayanganmu
jelaslah tak ada bayanganmu itu
sebab telah kusimpan buru-buru di saku

kupikir akan lebih mudah mencuri bayangan
ketimbang harus kucuri gambar wajahmu yang kaku menatap aku

tapi memang bukan tanpa alasan matahari berdiri mengatung di atasmu,
karena memang
mereka mengagumimu

65 tahun kemerdekaan adalah kemudaan!

mungkin beginilah seharusnya kemudaan dirayakan
dengan gegap gempita
dan semangat terpasung di dada
kasihan usia muda
jika dikungkung dalam botol kaca yang memabukan
kasihan raga yang bersemangat
jika terus menghisap asap yang mematikan
ah beginilah mungkin harusnya menjadi muda,
menjadi setia dengan peradaban
menjadi terbuka dengan kedinamisan
sedih rasanya jika muda
dihentikan menjadi muda
sebab karena kita muda,
kita akan berusaha untuk tetap hidup
muda adalah nafas
muda adalah waktu
muda adalah sekarang!

Senin, 16 Agustus 2010

lonely train

kereta ini sepi
selepas penumpangnya pergi berbaur dengan stasiun
lajunya kaku di atas rel yang kokoh
diam
murung
memperhatikan satu persatu mereka menjauh dari tubuhnya
sudah lekat selama perjalanan mereka semua bersatu dengannya
segala gelak tawa dirumuskan dalam pikirnya
perbincangan tak ada henti diselingi nafas-nafas memburu melepas penat
dihafalkan bentuknya
kini,
ia harus bisa
melepas yang telah disukainya
kereta ini sepi
menghela nafas yang panjang


mungkin karena aku mengenal bentukmu,
aku menyukaimu
mungkin karena aku telah akrab dengan kamu
aku enggan melepasmu
bisik kereta itu pada manusia-manusia yang mengecil di batas stasiun

Sabtu, 14 Agustus 2010

malam berbaju pelacur

malam menanjak di dinding kamar
menambah warna hitam yang melubangi dalam-dalam kepala
seperti inikah rasanya terasing
terapung tanpa pelampung
tidak ada tangan untuk dicapai
saat kaki lelah bertahan
tidak ada tubuh untuk dipeluk
saat air-air lautan malam mulai keji mendera
gila
sunyi sudah sepekan ini berlalu
menjadi suara gema di alun-alun kamar
dan sekali lagi malam makin getol merayap di dinding
gaungnya yang kosong mulai menghantui
bayangan kemarin jadi terproyeksi makin jelas
guratan tatapan tawa garis garis itu
menghantar pada kotak lain yang kosong
yang hampir bisa terisi
namun,
memang kotak tanpa alas tidak akan pernah bisa penuh
sama seperti gelas tanpa kaca
di penutup pikiranku yang hilang
sedikit tersembul kecemburuan
bisakah ia kembali merekat dan merapikan tatanan pikiran yang seharusnya waras ini?

malam,
berhenti bergelantungan di langit-langit
makin miris rasanya
saat mata-mata malam mulai mengamati
mengawasi siap menghakimi
(di dalam ketenangannya ia menghakimi : kalah. kalah. kalah)
sial kupikir sudah gila
sudah rusak kewarasanku
sebab malam,
yang biasa jadi selimutku untuk bersembunyi kini
menelanjangi kegilaanku
pencarian tentang Tuhan
adalah rangkaian permainan tanpa kunci jawaban
manusia mencari kemudian lelah tanpa hasil
akhirnya manusia kembali dengan obsesinya pada Khalik
dan mengabarkan pada dunia
apa yang dipikirnya tentang Tuhan
mungkin
begitulah agama sebenarnya
karena itu
"agama sudah jadi bahan propaganda paling efektif di belahan dunia manapun"
sebab kebenarannya berubah jadi subyektif
dan semua ingin benar, sebab surga terlalu indah untuk diabaikan

sebelum naik ke tempat tidur, dan berdoa

kita terlalu cepat berlalu
meninggalkan satu sama lain
bayanganmu saja belum kering di memori ini
sudah melambai menuju pintu keluar
perpisahan di tengah bulatan hijau
meninggalkan laju tawa di belakang
ah, aromanya masih kental
namun sudah berlalu seperti kemarin
kapan lagi datangnya?
hari dimana bayanganmu mengikat di alas kakiku
jadikan saya sebatang korek di tengah ruangan yang haus akan sinar
biarkan kita saling menggesek
dan ciptakan terang
cipatkan nyala yang menarikan kebahagiaan
biarkan bias dari kegembiraan ini yang menyinari ruang
dan menjadi atmosfer di tempat dimana kita bersembunyi
dari terang yang memakan tubuh kita bulat-bulat

Minggu, 08 Agustus 2010

the cure pt.2

MEMPERHATIKAN

setelah sebelumnya saya bilang soal membaca buku-buku menarik, hal yang kemudian saya lakukan adalah memperhatikan segalanya. ternyata manusia itu kurang peka dengan hal yang tidak dikuasainya, dengan hal yang tidak biasa dilihat didengar dirasa. tapi kalau kita mau coba membuka sedikit lebih lebar jendela mata, ada jutaan hal menari yang tidak pernah bosan untuk diperhatikan.

dari buku indera-indera kita yang lama tertidur dibangunkan dan kemudian berfungsi lebih baik. jadi bisa menyadari hal-hal yang tabu selama ini.

pagi ini,
saya ke gereja. duduk di barisan belakang sendiri karena papa saya menemani kerabat yang lansia.dari kesendirian saya di sana, saya lebih tenang menjalani misa. saya lebih senang memperhatikan ke depan dan berlaku seolah-olah ritual yang terjadi di altar hanya disaksikan saya seorang. ada satu momen luar biasa yang buat saya jadi terlihat magis. sederhana dan selalu begitu2 saja sebenarnya...


pemimpin altar mengangkat piala ke atas dengan khusyuk dan wajahnya bersinar terkan pantulan sinar pada tubuh piala perak yang terangkat. di belakang suara paduan suara bersahut-sahutan
"kuberikan hatiku...padaMU"



yang membuat saya takjub, betapa bayak hal spiritual yang kita lewatkan di saat kita seharusnya merasakannya. kita di gereja tapi malah lebih sadar dengan suara bayi menangis, atau bbm yg terus-terus memanggil. momen ini seperti saya disadarkan. dimana ya hati saya selama di gereja?



dimana ya momen ini bisa menyembuhkan kita? saya jadi ingat, manusia kalau lapar pasti rewel. sama dengan hati jiwa. kalau tidak pernah diberi makan pasti jengkel rasanya. mungkin memang harus diberi makan. berikan makan spiritual pada jiwa dan hati, supaya kenyang dan baik keadaannya.

the cure

akhir-akhir ini saya mudah sekali marah. ditanya-tanya, marah. ga ditanya-tanya, bt. pokoknya hampir segala hal rasanya mengesalkan. tidak ada yang menyenangkan. inginnya sendiri. kalau ada kegiatan-kegiatan rasanya ingin segera selesai lalu pulang, mengurung di kamar, jad autis seperti biasa.
tapi ternyata menyendiri dan menutup diri itu tidak membantu meringankan rasa tidak enak, lelah dan penat. maka saya pikir, memang hidup ini sulit. beradaptasi dengan lingkungan yang lebih besar tidak mudah. terkadang butuh waktu dan energi yang. kadang kita harus rela dikikis supaya pas di wadah yang baru. jadi saya pikir, ya sudahlah. bukankah hidup adalah rangkaian cerita dalam film? kalau tidak ganti scene, mana seru. kalau tidak konflik, mana asik.
jadi ini yang saya lakukan untuk mengatasi hal-hal negatif yang keluar masuk sembarangan dalam diri saya. saya akan mulai membuat list shout out untuk hal-hal inspiratif yang mungkin telah menolong saya dan dapat membantu kalian juga.
lets start



membaca sesuatu yang menarik!


1. MANJALI DAN CAKRABIRAWA
(ayu utami, seri bilangan Fu)

ini salah satu karya ayu utami yang saya baca dalam waktu...3 jam kira-kira. padahal kisahnya terhitung mistis dan mengandung banyak klenik. tapi yang membuat saya terangsang untuk membacanya terus adalah kisah ini menggabungkan fiksi dengan kejadian-kejadian historikal dan keadaan spiritual yang masih kental di kebudayaan negara ini. kisahnya dan penuturan karakter-karakternya memang lebih sederhana dibanding novel "saman" tapi kedahsyatan ayu utami untuk berdiri menjadi perempuan yang kritis menghadapi banyak pertentangan, harus tetap diacung 4 jari jempol. benar-benar bikin lekat mata kisahnya. sederhana dan membuat kita "deg-degan". saat membaca ini sebentar saya lupa kalau minggu ini adalah minggu paling "hubalahubala" (baca : menyebalkan). tapi ingat buat yang penakut jangan baca ini sendirian. cukup bikin bergidik lho




resensi :

lanjutan dari kisah "bilangan fu" (yang mana saya belum selesai baca,saking magisnya) cerita yang ini berkisah dari sudut pandang marja. perempuan bertubuh liat dengan kekuatan seksualitanya yang tegas terpancar, berkekasihkan pemuda dengan keliaran yang menandinginya "Yuda" dan bersahabatkan "parang jati" pemuda dengan keindahan dalam yang luar biasa. sebelumnya, manjali berhasil menjembatani "kebertigaan" mereka dengan sempurna. sahabat dan kekasih. selalu ada batas yang jelas. tiba-tiba dalam sebuah perjalanan yang kemudian mengantarnya pada pengalaman magis mengenai penemuan candi "calon arang" yang diduga erat merupakan peninggalan kerjaan Airlangga, Marja menyadari bahwa dalam situasi ini batasan kekasih dan sahabat sudah mulai bergeser. ia dalam kebimbangan akan hal-hal magis yang berhubungan dengan logikanya dan terutama cinta. bersamaan dengan penemuan candi ini, terungkap pula hubungannya dengan sebuah prasasti cakrabirawa. cakrabirawa di indonesia menjadi sebuah kata yang tabu setelah terjadinya pemberontakan PKI tahun 65. kebetulan-kebetulan yang begitu banyak, mengantar mereka pada kenyataan di balik misteri yang berubah wujud menjadi teka-teki. dan di antara semua itu, ada kekuatan besar yang mengawasi mereka. bagaimanakah mereka semua menyelesaikan permasalahan yang ada?



2. CALON ARANG
(Pramoedya A. Toer)
saya memang selalu punya ketertarikan spesial soal kebudayaan hindu budha. terutama hindu. maka dari itu mimpi saya adalah pergi ke india. walaupun saya terbilang orang yang jauh dari hal-hal klenik dan magis, adalah hal spesial soal sejaran dan mitos itu buat saya. dari novel sebelumnya "manjali dan cakrabirawa", sudah dibahas soal calon arang. janda tukang teluh yang jahanam. nah, saya penasaran sekali dengan dia. pemuja dewi durga ini konon sangatlah sakti, namun sayang kesaktiannya digunakan untuk menyiksa orang lain.
makanya waktu saya ke toko buku, saya langsung sikat buku ini. bukunya tipis. ceritanya luar biasa sederhana. ya paling tidak menambah wawasan dan keterbukaan dari berbagai sudut pandang. yang paling menarik adalah kejeniuasan (seperti biasa) pengarang dalam menata alur. sederhana, kuat dan mengikat pembacanya untuk terus membaca.


resensi :
ceritanya berawal dari penceritaan mengenai mengapa calon arang begitu mendengki karakternya. ia marah, ia dendam, ia tidak menyukai orang lain, ia ingin orang lain menderita semuanya karena ia tidak suka diusik, tidak suka diganggu dan tiap kali ia merasa tidak suka ia punya kekuatan untuk menyiksa balik orang-orang itu. maka terjadilah siklus kebencian calon arang dengan kehidupan sosialnya. ia marah terutama karena anaknya, manjali, tidak juga ada yang meminang. padahal cantiknya luar biasa. semua ini kembali, karena ketakutan pada calon arang. akhirnya janda ini memohon restu durga untuk menyebarkan teluh (kutuk) pada orang-orang agar mereka menderita. jadilah penyakit menyebar dimana-mana, satu persatu rakyat meninggal. hal ini meresahkan Airlangga, raja Daha. maka ia pun mencari solusi untuk mengatasi kedahsyatan ilmu sakti calon arang. satu-satunya cara adalah mengorbankan anaknya, manjali. dan anak seorang brahmana, empu barada. (barada adalah satu karakter tulisan saya yang saya dapat secara random. kebetulan yang aneh)



3. Crayon Sinchan
ayolah siapa sih yang gatau tokoh kartun dan komik ini. saya sangat menikmati membacanya. walaupun memang nilai moral sastra dan estetikanya nol persen. tapi menurut saya, dunia ini sudah lama terlalu serius dan menjadi tua karen terlalu serius. crayon sinchan mengajarkan saya untuk bersikap polos dan lugu. walaupun memang membaca ini hanya untuk "ketawa ketiwi saja". tapi semua setuju toh ini sangat menghibur?




wait for next huge interesant thing!

Jumat, 06 Agustus 2010

what do i need


reality bites : siapa yang bilang bahwa ketidak beruntungan adalah hidup dalam kondisi yang tidak mapan? kalau versi film ini bilang :
"all we need is a cup of coffee, couple of smokes and a conversation"




dalam kenyataan, orang yang paling berbahagia adalah mereka yang bisa menikmati hal-hal paling suram dan mengatasinya bersama orang-orang yang paling dicintai.
kamu bisa kehilangan pekerjaan kamu bisa tidak mampu membayar tagihan kamu bisa tidak bergerak dari sofa dan merasa putus asa seharian tapi satu yang kamu tidak bisa hidup dalam sebuah kenyataan kamu tidak bisa hidup sendiri dan sendiri berarti jauh dari mereka yang kamu sayang dan menyayangi reality bites. kick you in the ass. but when you have someone to

hold you, you'll be back and kick it back. win it. and live like a champ. as simple as that to realize how FUNKtastic life is.



directed by Ben Stiller
written by Hellen Childress
cast : Winona Ryder, Ethan Hawke, Janeane Garofalo, Steve Zahn

Selasa, 03 Agustus 2010

rockstar for president

di antara ribuan kepala yang bergoyang
dan kaki yang menghentak,
tangan teracung ke atas
memuja

ada dua buah sinar yang terasa lebih seperti jalan masuk "kharisma"

dua buah sinar yang menyorot altar pemujaan ribuan anak muda (dan lainnya) dalam menikmati memuja dan mendapatkan kepuasan dari para "dewa" di atas
sinar itu memberikan visi lain bagi mereka yang melihatnya
sinar itu memantulkan keringat
menjadikan butiran lelah itu seperti kristal
sinar itu menutupi kekurangan dewa-dewa mereka
sinar itu memanjakan "dewa" menjadikan mereka penguasa atas altarnya
luar biasa


dari atas bangku-bangku yang merapat rapi ke sisi
dari jarak yang jauh dari biasan cahaya itu,
saya melihat fenomena pemujaan itu berlangsung
musik
tubuh yang menjiwai "beat"
wajah yang mengeluarkan rasa
dan SINAR yang memancarkan kekuatan "kharisma"
mengubah pria, 45 tahun dengan kemampuan solo bergitar yang luar biasa
menjadi "dewa"


kalau dapat dijadikan sebuah hubungan dua arah, begini kira-kira

dewa : (bersinar)
pemuja : dewa berikan kami kekuatanmu
dewa : (menggerakan jari-jarinya di gitar sambil menghentakan tubuh seolah tak ada yang melihat)
pemuja : o we want more of you
dewa : (bersinar) gimme your voice, gimme you body, gimme every you!! follow me. (lalu mulai melakukan gerakan)
pemuja : (mengikuti semua yang dia lakukan)



dan begitulah bagaimana sebuah fenomena itu mendorong saya untuk menyimpulkan

let the rock star lead our way, let them be a president of our republic. and people will have no doubt to follow or trust or lets just say to be follower.


nb : ini sesungguhnya hanya kesimpulan dari euforia sekejap.

thankyou uncle slash for the music and the great "light" i saw in you

jadikan asap dan bising atau sama dengan matikan namaku

asap adalah neraka baru
dan bising yang menyengat seperti bisa bersuara
aku harus menggali masuk ke dalam gua
karena tiba-tiba kalian berusaha menjadi padat
menjadi bentuk yang selalu terlihat menyelinap
jadi asap
dan seketika suara kalian jadi bising yang meracuni hari-hari

salahkan aku bila ketakutanku muncul
menyeruak dan tumpah di sekitar kalian
jijik?
tidak masalah bagiku
kadang diterima sebagaimana kita lebih penting
sebagaimana kita dalam sedih cacat tak berdaya sampai sebagaimana kita dalam SENDIRI

terlalu beratkah untuk menerima?

i'm a loner, i like to be on my own and i love yous always (but i can't stand the way you treated me, am i a slave of the world? can i have my down low time, do i have to stick around and being nice.)


di sela sela malam yang makin tajam menggilas tubuhku
aku mengerang ke langit,
sumpah serapah
bisakah bisakah bisakah mereka menerima kekurangan dan kelebihan



the caveman (sadly) crawl into its cave

Sabtu, 31 Juli 2010

junk funk me

to be in love?

jangan cari pasangan kalau alasannya kita takut sendiri
jangan memiliki kalau hati cuma terobsesi
jangan merindu kalau cuma mau dirindukan
jangan peluk kalau pelukan sekedar pelampiasan rasa sepi
jangan
jangan jatuh cinta, kalau cinta lahir karena ingin

bercintalah
seperti cinta adalah kebutuhan
seperti cinta adalah udara
dan cinta adalah senyawa jiwa


jangan buat cinta
mungkin...cinta lebih baik dilahirkan
karena yang dilahirkan tidak mungkin ditelan kembali
yang dilahirkan,hidup sampai maut yang menelan kembali


waktu akan datang
menyembuhkan
memberikan
menyediakan
jadi jangan takut
12 detik lagi atau sehari atau setahun
kapanpun
saatnya tiba
yang diperlukan adalah
keberanian

Kamis, 29 Juli 2010

if i could draw somethin up in the sky, i'll draw the memories music photographs & those love. so distance won't be a problem dude. friends no matter how far

Senin, 26 Juli 2010

you're half the world away

coba ya dengarkan lagu itu di pagi hari, antara pukul 08.00-09.00. dimana ketika mulai terjaga, suara hujan yang berirama dengan kaca dan lantai di teras beriringan. musik di itunes memainkan lagu dari band oasis, "half the world away" apa rasanya?



rasanya seperti seluruh dunia mencair bersama air hujan yang terus berdatangan.
rasanya seperti dingin tapi dingin yang nyaman, dingin yang hangat.

rasanya boleh jika ada yang mau memeluk, mendekap erat atau sekedar "armwrestling"

rasanya hujan tepat berada di atas kepala dan kita berjalan bertelanjang kepala,tidak peduli basah. seperti hujan yang menetes adalah dunia yang mencair.

rasanya patah hati akan lebih indah dengan lagu ini.


rasanya untuk menjadi orang paling sentimentil dengan lagu ini pun tidak masalah, sebab tidak ada tangisan panjang yang menyebalkan. hanya ada perasaan tenang ingin sendiri.




jadi kalau ada separuh dari duniamu pergi
menghilang,
mencair,
menjauh,
menyublim

biarkanlah kadang hujan datang membawa rasa yang baru kok kadang hujan ya hujan cuma datang menemani menyembuhkan




he is electric

photographs on the wall
.....seperti menempelkan memori dan memaksa kita menelan memori itu. menelannya tanggung. tidak sampai menghilang tercerna lambung, begitu saja dirasa tetap ada di ujung kerongkongan


music hanging on street lights
.....berkilatan,tenang, syahdu. mengantar malam menuju ke pembaringan. menempuh dingin memusnahkan bising. seperti hidup tanpa dendam, jika musik menggelantung di angkasa


you're so electric
.....jadilah foto di atas dinding pikiranku. bergantunglah di sana, di atas galaksiku yang luas. jangan menghilang, walau bagai asap kita bertemu. jangan memudar, tidak. sampai aku temukan garis yang menjagamu tenang di atas dindingku. jadilah hujanku di kala senja. dan temani aku bermain, sebab elektrisitimu merangsang ragaku. menjadikan tenaga tanpa batasana. rasa-rasanya aku tidak butuh kamus untuk mengartikan rasa ini, jika kamu jadi foto dan musikku.