Rabu, 28 September 2011

malam ini berdoa untuk suatu hari

semoga di suatu pagi nanti,
saya bangun
saya tidak menemukan seorang sarjana muda pandai bicara,
alias nyinyir,
sedang menatap saya di balik kaca.

Rabu, 07 September 2011

Instant Apology

maaf ya,
kalau mengharap suatu pencerahan setelah membaca semua tulisan ini.
lantas apa yang ditemukan?
ketidak-konsistenan?
Selamat, anda benar-benar telah membaca semuanya kalau begitu :)

disabdakan sebelum dan sesudah bermimpi.

kalau dalam tidurku aku kesakitan.
akankah ada tangan yang membantuku menyelimuti luka yang makin membusuk?

kalau dalam tawaku air ketubanku pecah menjadi tangis
adakah kulit yang menyekanya, menahan agar tak mengalir sia-sia

ya.
aku putus asa.
aku merasa kepayahan menyusun kata
saat hatiku rasanya
berduka cita.
karena tariannya usai
karena wajahnya memburuk
dan karena deritanya memeluk tak lekang.




Jangan sedih kalau besok pagi di sampingmu kosong


BISAKAH KEHIDUPAN DIPILIH
DAN HIDUP YANG DIPILIH
ADALAH HIDUP YANG DAPAT DIPASANG
SEMUDAH
MEMADU-MADANKAN GAMBAR
DENGAN NARASI MIMPI?

Selasa, 06 September 2011

jatuh cinta kok sulit, ini yang sulit!

ada rasa tertarik yang besar, sulit dicegah, membuat penasaran, hingga nafas kehilangan arah setiap kali melihat itu.


begitu sampai hasratku, rasanya...seluruh kegelisahan berada di puncak tertinggi.


aku harus melakukannya. ketertarikan ini terlalu intens.


sesaat setelah melakukannya,


aku diam melongo


nanar



seperti kosong.




setelah hasrat ini tersampaikan, ribuan mimpi untuk mengisinya carut marut hilang seketika.


sial!



kata siapa menulis mudah?
apalagi kalau kepala penuh?
mukamu!
menulis itu paling sulit kalau otak sedang overload.
paling mudah kalau sedang sepi.
jadi kalau tempat ini banyak tulisan,
otak saya selalu sepi.

*ah, Sial! malah mencaci diri sendiri, biarlah...

Sabtu, 03 September 2011

sebelum membaca, mari dengarkan Kolapot dari Amiina


apakah....kita hidup terlalu serius?

membaca terlalu intens, pekat dengan masalah, bahkan saya menulis sambil berpikir keras?





mari kita bayangkan bahwa kita hidup di atas gunung, di tengah laut, dengan matahari yang bergandengan tangan dengan bulan dan angin yang meliuk di antara awan.
kita tak perlu rumah, tak mencari atap untuk berlindung.
sebab tubuh gunung adalah persemayaman kita dan tiap lerengnya adalah penenduh.
pohon dan bunga seperti kakak dan adik bagi kita. ikan dan terumbu karang adalah bocah-bocah sepermainan, yang berseru-seru mengajak berdendang.

ah, dari tanah menyembur anggur yang menyegarkan. dari langit, tubuh kita dibasuh susu. tak ada malam, sebab bulan beristri mentari. tak perlu ada takut gelap, kalau bintang terbang seperti nyamuk di siang yang hangat. kita tak perlu belajar menangis, tak perlu berpikir mengapa tertawa, karena hidup kita adalah sebuah kemabukan. kita berada dalam tingkat ilusi tertinggi. dunia dan rotasinya seperti menjadi irama setiap hari.

mari bayangkan bahwa hidup kita memang sesantai itu. maka keluarlah dari rasa sakitmu, dari derita dan duka, dari peluh yang menahan, dari dukacita di atas tanah...bergembiralah sebab kita masih dapat bermimpi. bersantailah. bersantai. santai...

Jumat, 02 September 2011




aku baru tahu, ternyata nama tokohku adalah manik tubuh seorang perempuan. wanitaku menjadikan seorang manusia, perempuan.
Labya, perempuan itu hidup dalam liang identitasmu.