Rabu, 24 Maret 2010

"death is the end of the war, i've seen the end of the war. the question is, how do i live again?"

Sam-Brothers 2009

Rabu, 17 Maret 2010

rumah kayu tepi pantai

bluesman
aku bermimpi kamu
kita terbaring di atas hamparan pasir
di belakang kita rumah kayu di atas karang besar
di sekitar padang ilalang
di hadapan kita
lautan yang dengan ramahnya menggoda kaki kita yang memanjang
ombak menggulung menghempas menyentuh jari-jarimu dan jari-jariku
menggelitik

berbaring begini denganmu seperti berlibur tanpa habisnya
lalu kita berenang
ke tengah lautan yang biru menghijau
matahari memayung kita
dan kita bergembira karena air menyelamatkan kita dari lekatnya terik
rambutku tergerai
rambutmu memanjang menyaingiku
aku bisa merasakan
kecoklatan rambutmu menyentuh kulitku
dan angin menerbangkan helai-helai rambut kita yang bergulung-gulung

sayang,
bisikmu dalam lagu
dan aku membalasmu hanya dengan bisu
kita menikmati tiap detik yang berlalu
sampai kita terjaga di hadapan langit yang mencair ke lautan

senja
bisikmu
aku kau langit senja laut dan pasir
sesekali angin menyapa


kau raih tanganku
kau tarik dalam pelukan
kau nyanyikan lagu bluesmu
aku menari
aku tertawa
aku merasa kau

boy
the bluesman
datang lagi dalam mimpiku

GUILT

jajaran tubuh tanpa pakaian itu
menantang datangnya fajar
berdiri di atas tiang-tiang cahaya kota
beristirahat dari letih yang tak kunjung lepas

ada kalanya dalam pedih itu
mereka berdoa
berdoa agar luka dibalut dan perut mereka disumbat
namun kala doa tak dapat mengenyangkan,
mereka lebih suka terlelap sampai tak lagi terjaga
selamanya

setiap fajar mulai menyingsing
roda-rodaku melewati jajaran tubuh tanpa daya
yang terbaring terlentang dan terkapar nyaris mati
pedih bukan lagi milik mereka
milikku jauh di dalam hati
namun toh roda-rodaku selalu bergulir
dan tanpa pernah berhenti
untuk menyapa mereka

tubuh-tubuh telanjang itu perlahan mengkerut
di makan bekunya malam
kain-kain warna warni bekas pakai
adalah teman sejati
anak-anak menyusu terpaksa menelan angin
dan aku tidak berdaya dalam ketidakberdayaan mereka


segalanya yang mereka butuhkan
hanya kesempatan
jika saja sebuah fajar dapat mengubah kesempatan mereka
mungkin,
satu dua tubuh itu akan pergi
dan rasa bersalahku akan berkurang

stuff we did together

mata mengawasi setiap gerak langkah,
setiap tarikan nafas
dan helaannya

//nyanyikan..nyanyikan sepenggal nada dengan lantang,
aku menantang
dengan gemuruh yang berdentang
bagai bunyian lonceng//

kita adalah satu
dalam ritme yang berbeda
kita menangis seperti tertawa
dan senyuman kita adalah harapan
rangkulan di bahuku di bahumu
masih hangat tercetak kemarin
aku berseru

//bagaimana kalau kita lakukan lagi kawan!//

kegilaan menjadi muda
menjadi liar dengan alam
hakikat kita lahir bersama elegensi
namun kita malaikat yang perkasa

aku bisa menebak
akan ada keharuan saat tangan kita harus terangkat
saat kita akan berjuang sendiri
sebab kita terlalu lama bersama
berjalan dalam susah dan suka bersama

apakah kemudian tawa kita mengendur
aku harap tidak
perempuan-perempuanku yang hebat
apa yang lebih tepat untuk membakar semangat kita dalam 5 hari
selain memori tawa tangis kita?

segera aku akan pulang

salamku untuk langit,
sampaikan betapa aku merindukan sentuhannya
dan menginginkan tangan ini bisa segera mengibas awan-awan yang menyelubungi
percayalah,
dari manapun kakiku berdiri
ingin rasanya pergi berlari menembus daratan
menuju angkasa
langitku
nantikan aku dan langkahku di atas tubuhmu
kau,biru

Minggu, 14 Maret 2010

my blues man ( aku merindukan sensasi jatuh cinta denganmua tuan penyanyi)

perasaan lucu itu selalu muncul
saat kamu diam-diam
mengendap-endap di lorong panjang khayalku
bermain dengan mesra
bersama senandungmu
keringatmu yang mengkristal di labirin dalam dunia bawah sadarku
menjadi airmta yang merindukan
dan rona merah di pipimu yang gempal
memompa semangatku untuk berlari dan mengecupnya
lagu blues
nyanyikan untukku
sebab tiap kali melodi itu mengetuk daun telingaku
darahku berdesir
dan jantungku
jangan tanya kemana dia melonjak


aku berencana memimpikanmu malam ini
jadi bernyanyi untukku sayang
dengan harmonika aku berdansa dalam lelap

bisikan untuk seorang teman yang jauh memudar

kamu memudar seperti lampu panggung setelah aksi mereda
memudar
dan berputar
tanpa getar
tak ada sensasi yang menghantarmu untuk bersinar
seolah tirai sudah ditutup, kau menghilang
tegar berdiri menghadap deretan kursi yang menyublim dalam ruang kedap bunyi
menari
tak ada sambutan
membungkuk, melucu menjadi seribu wajah
namun sepi
sunyi membalasmu dengan cemoohan

berat menjadi diri sendiri yang tak memikat
berenang dalam lautan bintang
menjadi seonggok batu yang siap tenggelam
itukah rasanya, malaikat kecil?
dari matamu aku bisa lihat
surga yang tertunda untuk beraksi
karena penontonmu telah bergerak menjauh

deretan kursi
dan lantai-lantai semua tanpa irama\

jangan takut,
tarikanlah
nyanyikan
hantam kepalaku dengan surga di matamu
aku akan lihat
dan saksikan
akan kuberikan sekali lagi
sinar untukmu
jangan pudar,
bisikku
untuk seorang teman

Sabtu, 13 Maret 2010

kadarluasa

ternyata februari memang menjemputnya pergi
selepas itu
hanya angin bergulung di udara
meniupkan lembaran jejak yang tertinggal
tanpa bekas
februari yang hangat
garis akhir dari pelarian yang kutempuh
berakhir?
tidak hanya pergi
melepas
dan melambai
semua cerita
terucap atau tidak
pasti abadi
di dalam ingatan

Senin, 01 Maret 2010

kemudahan menjadi muda

semua akan baik-baik saja,teman
jangan khawatir
berlarilah
telusuri jalanan yang masih lapar menanti hadirmu
taburi tiap blok-blok yang kakimu akan kunjungi
dengan cinta
harapan
dan doa

masa muda dan kebangaannya
bagaikan satu irama musik dunia
menghentak membebaskan
membesarkan hati-hati yang kerdil
berenergi
membangkitkan rindu dan bahagia
tawa mulai merekah
bersama dengan kemudaan yang kemilau


berikan dirimu pada usia
bersahabatlah dengan waktu

katakan : aku muda aku muda kemudaan adalah aku!