Rabu, 27 Mei 2009

dimana kamu aku mereka

adakah yang begitu peduli pada kunang-kunang yang kehilangan warnanya
kehilangan cahaya yang menamakannya kunang-kunang

adakah yang dapat merasakan kepedihan seekor semut yang hilang dari barisannya
tersesat dan tak berkoloni
bagaimana semut dapat terlihat jika tak bersama-sama

adakah yang ingin tahu seperti apa rasanya kehilangan diri kita sendiri
lenyap seperti tertelan oleh bising
pedih karena tak terlihat
adakah sesungguhnya orang-orang memandangmu melihatmu mendengarmu berbicara padamu
atau jangan-jangan mereka hanya di situ
lalu
tanpa bekas
tanpa peduli
apakah kau kunang-kunang atau semut
yang paling kesepian di dunia ini
how if
how if
how if
how if
how if

HOW IF I KEEP ON ASKING AND DISSAPEAR IN QUESTION

how if
how if
how if
how if
how if

Selasa, 26 Mei 2009

on the reality phone

bisakah kita tidak bertengkar?

untuk 1 hari dalam hidupku

dapatkah kita melewatkan malam dalam tawa

atau begitu liarkah aku

hingga mulut harus terus menghujat adat ini

mengekang seolah aku racun yang berlari-lari dalam kecepatan cahaya

bisakah dengar rintihanku

mengaduh-aduh sebab ini lebih dari cukup

cukup

sangat cukup

lihat,kau mulai lagi
tumpah lagi
kubilang lebih dari cukup
kau beri
lalu
tumpah

ramai, bisakah tidak

kadang kita lelah berada dalam kerumunan
terhimpit di tempat dimana kita tak memilik jarak untuk menepis
sanksi dimana kita sebenarnya
tangan-tangan yang hilir mudik di tubuh kita
menjerat
melukai
menuduh menuding
adakah kita sungguh harus bertahan di tengah kerumunan
orang bilang "quiters are loser"
menepi?
apakah sama dengan keluar?

sejenak ingin rasanya berhenti merasakan waktu
menyadari dengan pasti
dimana sebenarnya kita berpijak
di belahan bumi ini begitu ramai
sampai tak punya ruang untuk mengerti
sebegitu lelahkah kita tetap bertahan dalam kerumunan dunia

Senin, 25 Mei 2009

BERLIBUR

Aku mendengar apa yang ingin kudengar
Seperti bisikan angin
Yang berlalu di sekitar rongga telinga
Dan menyanyikannya berulang kali
Mendengarkannya kembali
Seolah suara sebagai gema yang merdu
Merasa lambat-lambat di bawah kulit yang tipis di sekitar gendang telinga
Aku melihat apa yang mau aku lihat
Mungkin langit yang berseri dengan sapuan awan
Seolah keindahan ada pada mataku
Bukan pada langit
Atau melihat air yang menyibak menyambut wajahku
Aku menghirup suasana yang dingin yang panas
Yang lembut hangat memutari tubuhku
Rasanya seperti sedang berlibur ke pantai
Sebentar pagi panas, lalu malam dingin
Aku mau menghhirup bau garam
Bau pasir yang berbaur dengn eforia
Ah…
Inilah kenikmatan dari interaksi mata
Dengan telinga
Disambut hidung
Ah… kemenangan hidup ada pada bagaimana kita menyikapi apa yang terjadi
Bukan pada kekalahan untuk yang lain

Minggu, 24 Mei 2009

RINDU SEKALI...

akankah semua kembali
kemana semua dimulai

akankah air susu yang pernah tumpah di mulut kita
dapat kita kecap lagi manisnya

akankah airmata yang meniitik dengan sakit yang pertama
di kala gigi kita satu persatu berganti
akan terasa lagi di pipi

akankah sebuah senyum

sebuah cerita yang mencandu kita dengan indahnya imajinasi

sebuah kue ulangtahun berhias

sebuah gandeng tangan
bekal dan tawa

ketakutan pada malam hari saat hujan

pikiran tentang kematian

akankah sebuah saja dari pengalaman itu akan kembali
atau lagi-lagi hanya jadi penghias

seperti air yang tumpah
maka dia tak kan berbalik
tapi terus mengalir

apa gelap itu memang gelap?

kebenaran itu sangat subjektif
dan subjektif itu berarti relatif

siapa sebenarnya tahu
bahwa merah adalah merah
dan bukan hijau

siapa yang sebenarnya mengerti
kotak adalah kotak
bukan bola

bukankah pada dasarnya
manusia menangkap dan mengerti sesuai apa yang mereka mau
seperti
jika itu indah,
maka itu indah

suatu hari,
saya melihat seorang teman saya terjatuh di tangga
dia meluncur cepat
kepalanya membentur ke tiap sisi anak tangga
warna merah mengucur cepat
dan seketika dia bangun
begitu saja,
tersenyum

percaya?

jangan,
kuberitahu
yang sbenarnya...
teman saya memang terjatuh
tapi setelah dia turun dari tangga
tidak ada darah
tidak ada senyum
terjatuh saja
selesai

siapa yang percaya versi kedua?

siapa yang percaya versi pertama?

sesungguhnya
tidak ada tangga
tidak ada teman saya
tidak ada yang jatuh
tidak ada darah mengucur

karena seperti yang saya bilang kebenaran itu subjektif
kadang manusia membangun alur sendiri setelah melihat merasakan kejadian yang sesungguhnya
impresi
fakta atau tidak
bukan fakta atau fakta
agar sebuah bangunan cerita itu menarik
untuk kembali diceritakan

bukankah benar jika dikatakan
fiksi selalu menarik
dibanding fakta
berimajinasi selalu lebih menyenangkan
ketimbang bekerja di kantor, sekolah, kamar
karena di situlah kita benar2 menemukan apa yang ingin kita lihat rasakan alami

jadi sesungguhnya,
apa itu kebenaran?
bagaimana orang bisa bilang
amerika salah, ini benar
israel benar itu salah
saya buruk kamu tidak
bukankah dalam suatu fakta setiap orang selalu punya pendapat
selalu ada kepentingan bermain-main di dalamnya
maka itu tidak ada kebenaran yang mutlak
semua berubah
menjadi lebih baik atau buruk
menjadi jelas atau buyar
semua berseru,
ini kan begini
bukan,
itu yang begini
lalu siapa yang benar siapa yang salah

atau sebenarnya saya yang paling salah
karena sekali lagi
bukankah itu sangat subjektif
kebenaran sunggun mengecewakan

Jumat, 22 Mei 2009

satu babak

tahan satu waktu

tahan dulu

aku benar-benar akan datang

nanti

bukan sekarang

tahan dahulu

karena sudra kastaku

rontal ini terlalu dahsyat untuk dimengerti

ijinkan aku jadi brahmani

yang kata mereka

"terpandai di seluruh negeri"
apakah nilai sebuah asamara pada dada yang berseru-seru minta didengar?
apa sama berharganya dengan satu umur panjang, sama berartinya dengan satu butir nasi atau bahkan lebih bernilai dari nikmat terbangun di hari esok?
pantaskah jika asmara jadi alasan kita mengoyak suratan takdir dan menentang waktu, mencoba mematikannya...
jika memang asmara begitu tinggi nilainya, maka terangkan padaku di atas tanah. ada berapa jenis asmara yang kita bicarrakan di sini? bukankah asmara adalah tentang cinta? cinta dirasa oleh mereka yang bernafas, yang menapak di kolong langit. adakah kau rasa hasrat yang sama saat nadi terputus dan jiwa melayang ke nirwana? jika memang asmara sakral, jelaskan lagi... rumus mana yang ada selain ini

bertemu +mengenal = jatuh cinta : (perseteruan X dendam X dusta) = perpisahan


*rumus diulang saat bertemu akhir



adakah yang lain???
lalu apa nilai cinta yang lain?
apa nilai hidup?
apa nilai orang di sekitar?

jelaskan sebab, keledailah aku ini sehingga sulit mengerti


APA YANG BEGITU SAKRAL DARI SEBUAH ASMARA, SELAIN OMONGKOSONG DAN DONGENG
INDAH SEBELUM TIDUR

kalau dengan diam aku bisa temui kamu, maka...

aku baru menyadari satu hal


bahwa temanku yang paling setia di sisi ini


tidak lain adalah


kesunyian


yang sendiri


yang menari walau merana



kesunyian yang menggeser nilai baik dan buruk


yang membangunkan inspirasi dari tidurnya dalam relung


yang berlapis-lapi menyembunyikan

aku

dari dunia dimana aku tidak hidup




aku mau menyapa temanku, kawan, sahabatku


hai sunyi,
tidakkah kita seharusnya kembali masuk dalam percakapan yang sakral
dimana hanya ada aku kamu
dan alam jadi dimensi kita bertemu
berbagi,
memberi atau menerima itu tidak jadi soal
mendengar atau berkata-kata,
ah bukan suatu hal yang harus diributkan
tapi kita di situ
seperti kubilang,
dimana hanya ada kita
aku dan kamu


ssttt

Rabu, 20 Mei 2009

main

hati yang berdebu karena lama tak terpakai
menjadi sarang tempat laba-laba memintal benang
adakah tedengar di sini
dulu seekor kupu-kupu bersarang
kemana dia
jadi laba-laba
atau dimakan laba-laba

laba-laba hitam tersinggung, menjawab :

"kupu-kupu najis macam itu tak pantas jadi makananku, tubuhnya lenyap karena kemaluannya, menguap di udara saat lupa tak bersayap. kupu-kupu itu sudah jadi debu penghuni hati ini. aku laba-laba!"

tahukah kamu siapa laba-laba dan siapakah kupu-kupu

bilik dosa

maafkan aku meneleponmu pada malam yang tak bercahaya,
sungguh aku tak bisa berhenti berpikir, tentang dia
dimana dia sekarang. aku tak habisnya berpikir, bukankah kamarnya dan kamarku hanya terpisah jajaran tangga? mengapa tak pernah kujumpai ia saat aku ingin
maafkan aku mengeluh di tengah tidurmu yang lelap
tapi sungguh aku ketakutan,sebab kudapati diiriku sendiri terbatas pada ruangan ini
dimana dia, suruhlah ia angkut tubuhku kembali ke pembaringan
beberapa hari yang lalu, kutemui tubuhnya tercabik-cabik karena mencintai pria itu
tunggu, apakah mereka masih saling mencintai?
seingatku.... ah aku tidak ingat
tidak,kawan. dia tidak menangis, malah menyeriangi. seolah gembira mendapati tubuhnya terluka. mengapa terus mencari luka? apa ia tak ingin bahagia?
aku mendengar orang mencemoohnya, mencemari pekerjaan tangannya
menolak kehadirannya
adakah ia tak lelah dengan semua itu????
karena aku lelah memperhatikan tubuhnya terluka, memandangi ia kesakitan
aku ingin membelanya, menangis saat airmatanya jatuh di ubin kamarku. persis seperti hari tua yang telah mati... tapi aku tidak bisa, tidak mampu untuk merangkaikan semua
dimana aku?
aku ataukah dia yang menghilang?
aku ataukah dia yang tersesat?
ataukah kami memang telah terpisah?
lukisan wajahnya ada tertempel di wajahku, orang bilang. jadi dimana dia sebenarnya?
bisakah aku memeluknya seperti dahulu aku belum punya daya untuk berdiri



dan aku berhenti




aku sadari
aku yang mengusirnya
aku yang mencabik tubuhnya
aku yang mencemoohnya
aku yang menodai tangannya
aku
aku aku
aku aku aku
semua adalah aku



kau di sana,
tidak menangis tidak mengaduh tidak mengeluh tidak membalas
tapi kau di sana bilang
"anak manis"
aku harus bilang apa,ibu...

Minggu, 17 Mei 2009

sebuah bingkisan

aku menanti sebuah bingkisan baru
walau aku tak tahu isi bingkisan apa yang kuinginkan
aku hanya ingin yang baru
merasakan sensasi bermain dalam balutan baju yang baru
berjalan dengan bunyian sepatu baru
atau mencintai karena bingkisan baru itu kamu

Kamis, 14 Mei 2009

dear piece of shit

catatan untuk kamu ,
dengar perkataan ini baik
aku takkan mengulang
perhatikan nada dan intonasinya

teman,
kita berkawan sepanjang usia
kini kau melangkah seolah aku tidak pernah ada
bukankah punggungku yang menahan tangismu
bukankah telingaku yang masih terjaga bahkan hingga lewat tengah malam
aku mengerti kau
bahkan pada saat kau tak mau dimengerti
mengapa harus lari dariku
aku menenangkan hatimu yang galau
di terik matahari yang gelisah
mengapa kau sembunyi

teman,
sepanjang usiaku
ingin kuhabiskan tawa dan tangis
memanggilmu kekasih dalam persahabatan yang indah
rasanya itu semua baru kemarin
hari ini kau pergi
begitu saja
tanpa lamabaian?
aku menanti

teman,
kini aku mau berseru padamu
maukah kau dengar?
apakah sepanjang usiaku tak cukup membuatmu nyaman
apakah aku harus pergi dan mati
supaya kau kembali
dimana kau letakan diriku
di hati
atau di wajah
yang terhapus bersama air yang membasuhmu
aku lelah
berdiri pada kesedihan seolah aku berdosa mengadu
apakah bahagiaku ini mengganggumu
aku berduka kalau demikian

teman,
kembalilah
paling tidak
untuk menuding wajah ini
paling tidak untuk murka dan tumpah ruah alasanmu
bisa?

kau terganggu mendengar kuberbisik
maka kuhentikan kata-kata di sini
ingat waktu selalu mengejar kita
jangan buang satu detik pun untuk kebodohan
kau tahu,teman
aku selalu di sini

gairah

jari-jari ini tak bisa dikendalikan
bergerak liar di atas huruf
seolah mereka bibir
seolah mereka punya hak berkata-kata

jangan ganggu
teriak mereka pada pikiranku yang cemburu
jangan hentikan
serunya pada bibirku yang menghina
mereka bergerak liar
melebihi kecepatan akal
melebihi kepandaian bibir

rasanya ingin terus bergerak
berkata-kata
rasanya jari-jari ini jatuh cinta amat sangat pada huruf
apapun ingin ditulis

mereka seolah menari
meliuk dan berjalan
seperti kehilangan bentuk
serupa angin yang cantik
yang dengan lentur membelokan tubuh
aku terpana

jari-jariku bergairah
pada alfabet yang terus menerus menggoda untuk disusun
ah
kata-kata
jari-jariku bercinta dengannya
pikiranku mendendam cemburu

you all

seperti baru kemarin rasanya aku di sini
di temani wajah yang melekat hari ini
tiba kini di ujung yang menanti
dan melepas pergi
itu pasti
seandainya ada untaian nada yang lebih indah
aku mau tahu
aku mau bisa menyanyikan untuk kalian
seandainya ada kata yang akan bermakna
aku ingin mau bicara
untuk kalian
selamat tinggal dan sampai jumpa itu kini tiba
dan cahaya yg dahulu sempat sulit dilihat
kini hampir padam
kenangan
semua tinggal dalam kotak itu
yang begitu diinginkan untuk dipeluk
kini memeluk untuk melepaskan
kita berlarian dikejar waktu
tidak tahu mengapa begitu sulit menerima waktu

untuk mereka ibu-ibu, tante, dan kerabat keluarga
sebentar lagi tahun 2009 pergi ke ujung
aku harus bisa
melambaikan tangan
bukan sekarang
sebentar

Rabu, 13 Mei 2009

saat kita tidak tahu waktu

i want to be timeless
sekalipun dunia akan bertemu akhir
sekalipun tahun akan terkelupas
kemudian waktu berhenti menemui pagi

i still want to be timeless
bukan di atas dunia yang bergema
bukan di bawah lautan yang berbuih
atau diantara langit bergemuruh

i will always want to be timeless
saat waktu berhenti
tapi di hati satu orang

you are timeless

penyakit

harusnya aku tahu
bahwa kakiku terbuat dari angin
mudah sekali berpindah
dan mataku ini pandai memilih keindahan
memikirkannya
dan menyayanginya
sayang
hatiku ini yang bejat
hanya tahu kesenangan
lupa bagaimana cara menangis sampai setia
maka pada hari kesekian di tahunku yang kesekian
ia bisikan pada kakiku, pikiranku dan mataku
ayo pergi!
sesungguhnya kita semua abadi,
namun tak konstan
karena kita angin di musim panas yang kering

teh kering

seduhan teh pada cangkir sudah hampir kering
dan segalanya yang tertinggal di atas meja
adalah daun teh yang mengering dan air yang membeku

kau berjalan dari arah pintu luar,
mengetuknya
memaksa masuk di tengah malam yang buta
berseru beberapa kali
"aku lapar, aku mau makan! SEDIAKAN!"

tapi aku terlalu lelah untuk menyalakan api
dan membakar daging
kubilang padamu,
"segala yang ada yaitu segala di atas meja"

kau tak marah,
kau pergi

keluar dari pintu dimana kau mengetuk
meninggalkan kekosongan

aku jadi ingat,
bagaimana orang dulu pernah bicara soal wanita
"mereka pintar di dapur, mereka pandai di ranjang. maka mereka dicintai"

maaf aku terlalu lelah untuk menjadi pintar dalam versi bodoh orang-orang itu
maka kuteruskan membaca,
menyeduh ulang teh yang mengering

Selasa, 05 Mei 2009

aku mau hujan

malam ini kering
langit bahkan retak karena merindu rintik dari surga
malam ini sesak
atmosferku berkutat menanti udara dingin di paradiso
aku semakin rindu
tak tertahan ingin membauinya
tanah yang basah
embun yang menempel
ah kekasihku
hujanku tibalah segera