Minggu, 20 Februari 2011

untuk yang selalu menungguku pulang

Seorang ayah,
Menanti dengan wajah termenung
Keheranan menatap jarum jam di dinding
Ia bertanya-tanya,
"Mengapa jarum jam itu bergerak sangat cepat,hingga malam hampir berlalu. Tapi mengapa kaki anakku tak juga tiba di depan rumah ini?"





Dalam doa yang paling dalam,
Kuselipkan namamu,ayah.
Agar mereka yang mendengar doaku
Dapat berkata padamu
Betapa aku ingin segera pulang,malam ini


*sambil menangis pada sepi,aku pandangi foto kita di karosel dengan tawa bahagia

Sabtu, 19 Februari 2011

Dan ketika pagi datang,
Yang mau kudekap selamanya adalah malam
Dalam warna pekatnya
Aku bersembunyi
Di antara awan yang berarak,hitam
Malam
Aku jatuh hati (lagi)

Sabtu, 12 Februari 2011

ketika ada kata lalu nada

Ketika kata dan nada yang bercinta,
Angin pun tak berani mengusik
Membiarkan mereka bergulat dalam hangatnya jalan setelah gerimis berbaris
Ketika kata dan nada bercinta
Senyap seketika suara-suara sumbang
Tak mau memisahkan cumbu kata dalam nada
Ketika kata dan nada bercinta,
Kehidupan seolah bernyanyi di balik layar
Manusia menjadi penonton
Tuhan jadi saksi
Semesta berhenti berotasi
Langit menghitung desah nada yang melayang di udara
Dan,
Ketika nada dan kata bercinta
Matahari bersembunyi
Malam semakin panjang
Orkes dimulai
Nada dan kata yang bercinta

Senin, 07 Februari 2011

ketika kita (nantinya) harus kembali logis

Malam ini sendu sekali suasananya. Dari pagi awan kelabu seperti enggan berpindah tempat.langit jadi sayu dan kuyup. Ditambah derai hujan yang menembus sampai ke bawah tanah. Duka tampaknya hadir dalam berbagai bentuk. Sama seperti sendu di langit. Tidak perlu langit malam untuk membuatnya,bisa juga pagi yang mengantar.senja pun bisa mencairkan warnanya dan bergradasi menghitam...
Duka, dalam definis saya adalah kondisi dimana kita tidak bisa atau bisa namun sulit merasakan bahagia karena tidak mendapat yg kita butuhkan dan kita mau dalam satu kotak. Duka adalah rasa yang meliputi ketidakpuasan, ketidakberdayaan, dan keputusasaan. Hari ini saya tidak merasa tidak puas, tidak juga merasa tidak berdaya atau putus asa. Tetapi ada duka di selipan hati saya. Kali ini duka mampir di dalam kotak tawa,kotak kebahagiaan. Pernah merasa mendapatkan sebuah hadiah yang disukai (tidak peduli butuh atau tidak) yang sebenarnya hadiah itu tidak pernah kita bayangkan? Bagaimana rasanya mendapat hadiah yang sebegitu menyenangkannya? Kita mendapat hadiah yang tidak kita inginkan saja senang apalagi hadiah yang PAS. Lalu bagaimana jika kita tahu hadiah itu punya masa kadarluasa kepemilikan? Nanti,di tanggal dan bulan tertentu hadiah itu bukan milik kita lagi. Apa rasanya? Bagi saya itu duka dalam bentuk yang berbeda.


Kau,
Butiran pasir yang dihantar angin sampai ke tanganku
Yang meresap di sela-sela jari
Mengisi.
Suatu saat akan kembali ke pantai
Meninggalkan ruang yang pernah kau isi
Sepi


Maka hari ini,dengan segenap keterbatasan yang menanti kita di ujung persimpangan jalan,aku katakan hari ini kita dan esok adalah selipan harap dalam doa. Selamat tidur,P

Jumat, 04 Februari 2011

antara lapar yang kontradiktif

manusia lapar.
perut kosong.
biasanya berhenti bicara.
menghemat tenaga, untuk bernafas.
menghemat nafas, untuk hidup.


manusia yang kosong.
biasanya bicara banyak.
tidak menghemat apapun.
sebab tidak takut kehilangan apapun.
namanya juga kosong.


mengapa untuk masalah ini,
manusia kontradiktif?
mengapa antara otak dan perut,
manusia tidak bisa biarkan sama aturannya.
berhematlah jika tak punya banyak,
agar bertahan sampai akhir