Minggu, 20 Februari 2011

untuk yang selalu menungguku pulang

Seorang ayah,
Menanti dengan wajah termenung
Keheranan menatap jarum jam di dinding
Ia bertanya-tanya,
"Mengapa jarum jam itu bergerak sangat cepat,hingga malam hampir berlalu. Tapi mengapa kaki anakku tak juga tiba di depan rumah ini?"





Dalam doa yang paling dalam,
Kuselipkan namamu,ayah.
Agar mereka yang mendengar doaku
Dapat berkata padamu
Betapa aku ingin segera pulang,malam ini


*sambil menangis pada sepi,aku pandangi foto kita di karosel dengan tawa bahagia

Tidak ada komentar: