Sabtu, 28 Februari 2009

reuni

malam adalah pertemuan dari sekian tahun perpisahan. yang mempertemukan muka dan muka, tawa dan tawa, sehingga menguaplah luka dan duka yang pernah terukir. satu jam lewat dalam keheningan. lalu semnagat lahir dan timbulah gegap gempita. gemuruh tawa suka yang tak terbendung menari-nari di kepulan asap dalma ruang warna warni. makanan dan segala nikmatnya tiba-tiba kehilangan selera, karena perbincangan terlalu menarik untuk ditanggalkan saja begitu. kesukaan karena kerinduan. gambar-gambar suka ria diabadikan. mungkin kami akan berpisah lagi, dan tak tahu kapan akan kembali begini lagi. maka nyanyian dan seluruhnya disimpan rapi dalam kotak hias kaca yang bercahaya. yang diletakan di rak pajangan keindahan di tiap otak manusia-manusia kala itu. mengenang.
sebuah sendu yang menyelinap menghampiriku.
yang menunggu datangnya penghiburan atas rindu
yang menanti sebuah klasik yang menjemput
tapi sayang sungguh sayang
dia pergi sebelum cahaya dinyalakan. sebelum sumbu kusulut. dan sebelum waktu berhenti.
sayang sungguh sayang
ternyata yang kurindu sudah mati
jadi bangkai berbau busuk
tak indah lagi tak suka lagi padanya
padahal sudah kukenakan helai kain yang indah
dan perona wajah yang memukau
tapi sudah pergi, sudah terkubur dalam liat
ah setiap kesukaan selalu punya kisah sendu
pasti
walau sekarang tawa dan bahagia kemarin belum lewat
tapi kemana dia, klasik?mengapa membusuk

Jumat, 27 Februari 2009

si babi betina bergaya

babi betina mengoyak-oyak batin. dengan taringnya yang penuh liur dan dadanya yang mendendam ia meradang, merobek, merusak. perihnya mengiris-iris anak mata, cuma bisa berdoa kapan harus pergi bersama maut. segera akhiri saja kematian yang lambat dan menyiksa yang hanya membuat pening dan ngilu. tiap kali suaranya mengalun, bagaikan mendengar rebana neraka yang digesek dengan kuku kuku panjang hitam. tudingan jarinya yang terbuat dari lahar memuntahkan mantra mantra gelap, yang mengintimidasi yang menyiksa. ia bilang : semua bangsat. aku bilang kau jahanam. jahanam dari liang kubur yang membusuk, yang bertopeng sebab buruk mukamu, yang berjubah sebab belatung mengerubuni pusarmu, yang bergincu sebab bibirmu menghitam karena busuk. dasar babi betina yang jahanam hanya mampu menguliti mengadili tanpa lihat nurani. ini baru sampah bau yang menyengat sampai kerongkongan tersedak dan paru-paru muak!!!
dia bilang : harus dan jangan. aku bilang : TAHIK cuci dulu hatimu baru bicara

Kamis, 26 Februari 2009

cerita si A dan K, temanku itu...

derap langkah di labirin yang menuju pintu masuk. telinga jadi siaga kalau-kalau itu orang berniat keji. mata diabiarkan terjaga,supaya dapat menangkap bentuk dari suara.

A : Siapa itu?

K: Siapa apa?

A: Kau siapa?


lalu pintu diketuk namun tak kunjung dibuka. daun pintu bergerak ke atas dan bawah,terkunci. jadi mustahil terbuka.

K : Coba buka dulu, biar aku masuk?

A : mana kutahu, bagaimana kalau pencuri. kemarin ada pencuri, mencuri sepotong hati. kalau kau ambil lagi, habis sudah hatiku

suara itu hilang. juga ketuka di pintu. daun pintu diam mematung seperti sedia kala. keheningan lama berselimut. akhirnya pecah pula suara itu,

K : aku memang pencuri. pencuri yang kemarin. aku bawa potongan hatimu, mau kurekatkan kembali di tempatnya.

A : jangan, pergi saja. sudah kubiarkan potongan itu hilang. sudah kuobati sepotong lagi dan sudah pulih.

K : bagaimana mungkin pulih, masih di sini potongan hati mu.

A : dengar, sepotong itu dicuri saat aku tengan membuahinya. lalu aku berduka, sedikit lama. stelah kupikir potongan itu tak mungkin kembali, kalaupun kembali apa bisa utuh lagi. potongan itu sudah mati, karena lepas dari sumbernya.

K : aku mau memeganginya supaya tetap utuh

A : kau akan lelah.

K : tidak.

A : haha, sekali dulu kau pernah lelah, lalu jadi pencuri.
katakan bagaimana caranya aku percaya kau takkan lelah? takkan pergi tanpa pamit lagi?

K : ...

A : ada banyak yang tak terjawab sepanjang waktu, juga terganti. pulanglah, pintu ini pernah kubuka dulu untukmu. lalu kau mencuri. maka takkan pernah lagi terbuka untukmu.

K : apa masih ada aku di hatimu yang sepotong itu?

A : Tidak, kau ada di sepotong yang tercuri itu. dan sudah mati

kemudian terdengar lagi derap langkah kaki yang putus harapan. namun kali ini bukan mendekat, tapi semakin jauh lalu hilang. lenyap...

bayangkan ini!

ada 1 detik dimana nafas berhenti mengalir. detak jantung sembunyi di peredaran darah. 1 detik yang membunuh manusiawi, menghentikan laju logika dan membiarkan irasional memebeludak. 1 detik yang terekam selamanya dan lalu lewat. setelahnya detik kembali bergulir jadi menit, lalu jadi jam...
tangan tak henti berdegup di detik-detik berikutnya. saat kulit itu meyentuh jari. hangatnya mengalir melalu sendi dan nad, terus menuruni labirin-labirin dalam aliran darah. menuju jantung. jantung terpompa oleh getaran yang datang tiba2 mengusik.
mata menyampaikan impuls pada magnet-magnet otak, yang terhubung ke otak. merekam tiap jengkal indahnya di muka. otak tak lagi berteman dengan logika, cuma hati. hati bersekutu dengan otak, juga jantung. mengobarkan sensasi ke penjuru tubuh. ke kuping, yang menyerap gelombang infrasoni, ke hidung yang membaui aromanya, mauk pelan merambat melaju menuju jiwa


"halo, nama saya Pria. kamu?"


dan kamu diam, tak sanggup mengembalikan kesadaran diri. tergagap oleh pesonanya. kamu jatuh karena lengat. tapi tangannya tidak menangkap kamu. ia cuma berjongkok, membungkukan tubuh supaya badanmu ditangkap dadanya yang bidang, yang berdegup sama seperti kamu. rambut kamu menyentuh wajahnya dan tangamu melukai keningnya. ia tak goyah, tetap berusaha menopang tubuhmu. dan selama 1 detik itu, manusiawi kamu terbunuh, mati tanpa sisa. cuma tinggal kamu dan rasa.

"hati-hati."

"Maaf"

"kamu tahu, saya rasanya tahu sesuatu..."

"tahu apa?"

"bagaimana rupa tulang rusukku. ternyata berat ya,"


kamu memerah, merona karena mengerti. lalu kalian tertawa. cuma tertawa. kamu di tubuhnya, dia tubuhmu. dan lengkaplah tubuh Pria, saat tulang rusuk terekat kembali. Jadi satu

Senin, 23 Februari 2009

air

memperhatikan air yang terombang ambing dalam wadah yang berguncang-guncang. saat ujung kiri naik ke atas, air akan mengikutinya. saat kiri turun, dan kanan naik air turut ke haluan kanan. membentu wujud yang berbeda-beda.
merasakan air yang tak selalu sama. air putih kutuang dalam gelas bening. kupercikan serbuk hitam pahit, dan kucicipi air itu pahit rasanya. lalu kumasukan sesendok butiran halus yang mengkilap, manis. dan kucoba rasai air itu sekarang, ajaib tak ada pahit namun manis saja.
air yang membilasku tak selalu dingin tak selalu panas. kadang ia mendidih menyentuhku, lalu hilang lenyapa jadi beku. kadang hanya suam suam menyapa.
menyentuh air adalah kemustahilan apalagi menggenggamnya rapat dalam jemari. coba saja. pertahankan air yang kau rengkuh dalam jemari. berapa liter? berapa sisa setelahnya?kuberi tahu, tak bersisa. penantianmu hanya kosong. kau akan kecewa, karena tangamu yang kerdil tak sanggup menahan air menggalir, itu sifatnya.
air jangan kau tahan, biarkan mengalir. air tak bisa direngkuh kuat, ia tak kan meronta memang. tapi ia sanggup pergi dalam sunyi. sebelum kau sempat rasakan, ia telah larut.

itu aku kawan-kawan. air itu aku. untuk sekarang, jangan coba tangkap aku. lariku akan cepat melebihi aliran sungai di gunung, suhuku akan cepat berubah dari air di kutub, rasaku akan memudar dalam detik. sebelum lukamu sempat terjamah, aku akan menggoresnya lagi. menyisakan tak setetes pun darah pada nadimu. kau mati beku karena kekerdilan hati, aku menjadi-jadi di belahan bumi lain. kamu dia mereka hanya mozaik pada gelasku. yang sudah lama retak. aku bahkan sudah di sini, di wadah yang lain.


masa masa itu

aku rindu kamu. kamu tahu?
kamu mahkluk masa lalu yang diam diam menghuni hatiku. tak perlu bersuara untuk mengatakan kau ada, tapi aku tahu kau di sana. kau diam dalam waktu dan mengalir sebagai dinamika hatiku. kau tembus logika, melumpuhkan rasa untuk meruncing pada yang lain. kau ikat aku di kursi kayu agar tak bergerak, tetap menjagamu. kapan aku bisa lupa senyummu? manis. aku bahkan masih sanggup membaui aroma tubuhmu yang terpancar saat matahari membilasmu dalam kerlingan pesona kelaki-lakianmu. kau, yang aku kagumi sepanjang waktu.
mungkin karena malam ini wajahmu singgah di mataku. album tua kita jadi terbuka lagi sedikit dan kusadari aku memang rindu kamu. meradang jika tahu hatimu berbagi. tapi apa daya bidadarimu memang menawan hati. dan aku cuma cerita lama yang telah usang...
waktu menghabiskan kita dalam masa kebodohan kita yang buta. tapi bersamamu adalah hadiah, dari waktu. satu dimensi hidup bersama kamu, aku takkan lupa. suka dan sakitnya. kau berikan cuma cuma. mungkin aku hanya sebatas embun yang menyentuh di pagi hari, menetes saat siang, dan menguap saat malam. batasan ingatanmu padaku sedikit tapi kau sunggu sesuatu untukku.
rupanya malam ini aku sungguh rindu kamu. tak mungkin kuputar kembali nomormu lalu menghidupkan nyala api itu. jadi kusimpan saja namamu di ingatanku, wajahmu itu kutaruh kembali dalam album dan kututup lagi. biar usang ingatan kita tentang kisah itu, aku sangat menyukainya. sangat. yang pertama mengetuk dan membariskan luka. haha
maaf aku rindu kamu, mengusik dirimu dengan ingatan ini. aku akan lari lagi, aku takkan berhenti. berbahagialah kau, jadikan senyummu obat penawar rindu pada kita. sampai jumpa masa lalu...

senandung ini rinduku, tiupkan angin padanya...

halo,
ingatkah pada masa kau dan aku
yang berlari bergenggaman
halo,
jangan tidur dulu
aku mau cerita
sepenggal yang dulu terkoyak
lama dan haru
halo,
aku mau lihat kau lagi
jangan beranjak kekasih
biarkan tanganmu memangkuku
jangan lepas
halo,
ini hatiku sungguh rindu
ayo pulang ke hatiku
jangan meronta
aku rindu
halo,
kita di sini
kau dan dia
aku dan kosong
ini batas
masa lalu dan hari ini
langit juga tahu
kau dan aku
sudah berlalu
aku juga tahu
dirinya siapa yang menangdingi
aku?
halo,
sampai jumpa kekasih
dari 1 dimensi masa yang lampau

Minggu, 22 Februari 2009

Teriakku

kata mereka aku penipu.
aku dikejar dan ingin dirajam sampai mati, tapi sumpah aku tak keluarkan tipu dari bibirku.tolong jangan bunuh aku. harapanku masih tertinggal untuk esok. tolong dengar pintaku. tapi mereka lari, lari dan kepung aku disudut. aku mati gaya, dan napsu membunuh merka makin berkobar. aku bagaikan itik di tengah lapang dengan jurang di belakang dan elang di muka. harus apa?tak ada jalan lain. mengaku dan dirajam atau tidak mengaku dan makin sadis dirajamnya. aku pahit. menelan kenyataan tak ada yg menaruh haru atasku. aku menangis bukan takut,tapi lelah sangat lelah. akrena kau berusaha membuat satu hari yang indah untukku dan mereka bilang ini pelacuran. kasar. aku disakiti aku tidak berontak, aku kelu bagai domba di pembantaian. airmata menyedak kerongkongan, kering. aku teriakan mereka tutup telinga. jadi aku serahkan punggungku dirajam. sakit di tubuh tidaklah sebanding dengan memar pada hatiku, pada jiwaku. manusia hidup dari kepercyaan, dan aku bukan penipu.

Jumat, 20 Februari 2009

jangan lupa kenangan

jangan lupakan kenangan itu. walaupun langit hitam sudah berganti terang, dan bulan pergi menjemput matahari. karena kenangan adalah bagian penting dari kesukaan dalam hidup. tanpa kenangan, kita cuma jadi manusia yg buta sejarah. jangan coba bunuh kenangan, seberapa sakitnya itu membebat hatimu sekarang. karena kenangan hidup bukan untuk hari ini saja, tp menghidupkan hari lalu di kemudiannya.
manusia harus berteman dengan kenangan. orang-orang yang kita cintai sebagian hanya hidup dalam kenangan. cinta mereka nyata dalam kenangan. tawa mereka berdengung dalam kenangan. dan merekalah kenangan kita. cium dan baui kenangan. rasakan betapa kenangan membuatmu bahagia, walau telah kehilangan. sama seperti angin yang hidup hanya dalam bayangan pikiran kita. kenangan hidup dalam bayangan pikiran kita pula...
untuk mereka yang hidup dalam kenanganku. aku mencintai kalian seperti ketika kalian masih dalam realitaku

Kamis, 19 Februari 2009

to heaven

Tuhan
kau dimana?
ini hatiku
lihat.
memang tak berbentuk
tapi kau bisa lihat kan
Tuhan
kau disanakah?
aku
aku cuma ingin bilang
bisakah kita kembali
bercakap-cakap seperti hari dulu
tubuhku lelah mencari pembaringan
kehilangan daya menemukan pil penyembuh
aku rindu
sungguh rindu
padamu
Tuhanku

layang layang di langit

layangan itu kuikat pada awan. dan benangnya kuuntai di dahan pohon cemara yang menjulang.aku berdiri di atas dahan pohon cemara yang lain, menyemangati layanganku terbang ke angkasa. bersorak girang, saat ia melambai menyambut angin. ikut menari saat ujungnya meliuk-liuk berkejaran bersama angin barat. oh layangan, layanganku yang bagus sekali. jangan pernah kandas ke tanah. aku ingin lihat kau terbang menuju angkasa. aku mau kau petikan satu potong bulan untukku. aku mau kau mencium matahari dan memberitahuku rasanya. aku mau kau gunting satu bingkai senja dan letakan di balik pakaianku. layanganku yang terkasih terbanglah tinggi, jangan urungkan niat hanya karena langit suram. atau matahari terlalu tajam menusukmu. langit malam memang gelap, tapi aku di sini membawa lampion untuk kau tetap melambung. kamu mau kan terbang ke sana untukku. aku ikat kau di sini, dan kuuntai kau. supaya tak ada yang bisa jatuhkan tubuhmu. layanganku, aku di sini. bahkan saat kau kandas aku yang menangkapmu. aku di atas sini, lihat lenganku terbuka bagimu... kapan saja kau lelah, aku di sini layanganku
karena itu, teruslah menari di angkasa sampai nanti kita bertemu di penghabisan kisah

hai pagi

harumnya pagi menghantar suka ke wajahku
meletakan satu senyuman dia awal hari
merekah bagai bunga yang diserbuki
cinta itu hanya seperti itu
indah dinikmati selagi hangat
indah dipandang saat tak terlihat
atau dirasa saat baik adanya
pagi mengajariku merasakan cinta
saat membuka mata
saat berjalan
saat berdiri
saat dibasuh air
saat bersentuhan oleh angin
saat bermain dengan debu
pagi mengajariku
menatap cinta dengan senyuman
kutitipkan salam pada pagi
hai, aku cinta kamu

Rabu, 18 Februari 2009

S I N isme

aku menggambar berkas-berkas cahaya lalu kuletakan di dalam keningku. pelipisku bersinar mengeluarkan semburat cahaya-cahaya itu. pipiku merona saat orang memuja-muja cahaya dari keningku. mengagumi bagaiman aku menyimpannya, bagaimana aku dapat memilikinya.
kemudian aku lelah
pujian itu memberatkan tubuhku, jalanku jadi tak tegap. sebab mereka berharap pada isi dalam keningku. pikirku jika kukeluarkan berkas-berkas cahaya ini, mungkin bebanku akan hilang bersama hilir mudik waktu.
maka kuambil sebilah bintang yang runcing,
mulai kukerat bagian luar pelipisku sampai ke seluruh kening. lalu kuambil kembali berkas-berkas itu, kukeluarkan dan kuletakan di muka pintu. terburu-buru mereka bergerombol menyerbu cahaya itu di muka pintu. dan aku sendirian mengambang kosong tanpa berkas-berkas itu lagi...
oh aku tahu sekarang,
berkas itu yang membuatku menarik
saat kutarik keluar
maka kubunuh semua perhatian mereka bagiku
tapi aku tak mungkin merebut berkas di ambang pintu
tidak
mereka bisa mengamuk brutal dan membabi buta membunuhku
jadi
kugoreskan satu dua warna di bekas keratan bintang pada kening
merah
hijau
biru
kuning
dan orang itu datang
berseru
"cinta! cinta!"
ya kusambut hai kau yang datang atas warna,yang datang tanpa peduli cahaya
sebab akulah jalan akhirmu
bukan?

Selasa, 17 Februari 2009

rindu

aku lupa bagaimana rasanya menangis
maka hari ini aku pun menangis
aku merasakan bagaiman air itu menyentuh kulit wajahku
bagaiman bola mataku mencair
lalu terasa panas
terlebih lagi,
aku tahu betapa pilunya hari hari yang kujalani belakangan
aku sudah sangat jauh dari rumah
aku ingin kembali
kembali ke rumah

Rabu, 11 Februari 2009

menara

tiba-tiba aku ingin membentuk dan membangun menara
lalu naik ke atas
dan duduk pada tahta batunya
mengamati lekukan lekukan dunia
memiliki dari mata saja
menjadi penikmat tunggal
atas alam dan pesonanya
duduk di atas menara,
adalah hadiah ulangtahunku yang ke sekian
kemudian
mereka datang
menghancurkan menaraku
berakhirlah masaku tertawa
dan dimulailah kelabu pada tahun-tahunku
jika kau bertanya
mengapa laguku sendu?
karena menaraku
menaraku hancur bersama waktu
kau tahu apa itu menara?
kau pasti tahu

Senin, 09 Februari 2009

ironis

malam ini
aku janji malam ini akan datang

tapi kau tak datang
esoknya aku jenuh menanti
dan kutinggalkan jendela terbuka


ada yang datang
aku menanti dengan berdegup
ling lung
tidak tahu harus pilih sikap apa untuk kukenakan
marah? kelu? senang?


kau meraihku
tapi bukan kau
bukan kau yang kutunggu
dan terenggutlah apa yang kusimpan untukmu
mutiara itu
diambil dan dibawa pergi orang asing itu





lalu hari ini kau baru datang
membawa bunga
dan menjumpaiku dalam senyum merekah
tapi kau tak tahu semuanya
kau tak tahu aku menunggu
dan aku disakiti karenanya





maka
hanya butir butir itu yang sanggup kuberi hari ini
butir yang meleleh dari anak mata
turun dan menyentuh lapisan wajahku

kau tahu.
kau menyakitiku
lebih dari yang orang itu lakukan
karena pengingkaranmu

aku memutuskan...

aku memutuskan menikmati dunia dari tiap anglenya yang hitam, dari tiap rasanya yang pedih dan dari semua ketawaran yang disediakan. aku memutuskan untuk mencoba berdamai dengan hatiku dan segala rasa sakitnya yang berkecamuk di kalam malam datang dan menyelimutiku dalam gelap. aku memutuskan untuk bersahabat dengan duka dan menggantinya dengan doa. supaya biarlah rasa itu mengabur di tiap tikungan jalan yang kulalui, dan muncul secercah harapan atas segala tangis yang menghibur hatiku. aku memutuskan untuk menjadi kuat, walau pijakanku berlumut dan licin. walau jalanku gelap dan tak ada yang bersetia di sisi. walaupun kepingan darah merah ku mencair lalu hilangkan tenaaga. tapi aku tahu aku kuat di bawah sinar maatahari, di atas angin, dan bermantelkan keajaiban.
aku percaya bahwa keputusanku hari ini adalah tulangku yang baru dagingku yang baru detak jantung yang baru dan nadi yang baru yang memompa darahku bersama semangat dan mimpi. lalu aku akan pergi, menapaki tangga, berjalan ke atas. menjadi manusia yang tahu aturan penggunaan diri dan berhenti memaksa pikiran untuk merasakan apa yang tidak harusnya kurasa.
untuk sebuah dunia yang baru, yang lebih damai dan lebih indah... dibutuhkan suatu kualitas atas hidup yang didapat dari keputusan kita hari ini.

Minggu, 08 Februari 2009

humor menertawaiku, kutertawa balik

humor ini menertawaiku berkali kali:
kau seorang yang selalu menutup mata pada sebuah kenyataan bahwa tak banyak orang yang bersimpatik atau mau menamanimu hari hari ini.
bukankah lebih baik berada di sisi manusia yang tertawa( walau tahu sekelilingnya menangis) dan terus menertawai hidup (walau kesatiran mendominasi), ketimbang berjalan jalan dengan orang yang bahkan lebih menyukai kesendirian dan kesepian di tengah tengah keriuhan.


hahahhaa,
tawaku meledak ke angkasa. dan kuhardik bayangan agar pergi. lalu kuucapkan humor pada humor :


yang jelas,aku tahu bagaimana harus menyimpan rasa supaya kejenuhan tak mencurinya. ketimbang kau, yang mendapat simpatik dan dilupakan setelahnya.

Sabtu, 07 Februari 2009

B I E N N A L E - sejuta tahun di dalam

lukisan itu muram berdiri di hadapanku, seolah membicarakan tentang kesedihan dan pahitnya. dan semua yang dapat kulihat di sana adalah memori pilu yang terkubur dalam pancaran mata yang nanar. menyedihkan.


lalu aku bergegas masuk



ke sebuah lorong putih yang samar-samar menghilang tiap kali kakiku meninggalkan jejak. sehingga tak dapatlagi kulihat jalan kembali. segalanya hanya lorong putih di hadapan dan kekosongannya.



di akhirnya cahaya menerobos masuk dan secara tegas mengisi ruang itu, lorong itu. dan aku berpindah pada kotak lain yang tak panjang tak lebar hanya padat bagai kubus berlapis cahaya itu. gebukan tabuh yang berulang-ulang dan selalu mengejutkan, suara suara yang seolah menyemangati dan derap langkah kaki yang bertalu talu menjadi nafas dalam kotak itu. dan aku seolah terhimpit pada situasi perang yang hebat, yang secara nyata menyengat imajiku.


kemudian tubuhku seolah terhisap hebat cepat dan berputar haluan berbalik arah, tak mengijinkanku menyadari apakah kakiku masih menapak ataukah dunia yang berbeda yang kukunjungi, lalu masuklah aku pada kubus dan terasnya yang terisi musik. musik! gila aku hanyut di dalamnya, tidak, tidak hanyut, namun melayang. aku seolah menjadi gas dan menemui musik dalam gelombang bentuk yang berbeda. dan kami bercakap cakap dalam dan menetramkan. aku jatuh cinta padanya...




tiba-tiba bayanganku gelap dan gambar-gambar membawaku pada satu dimensi ke dimensi lain. gambar kecil, goresana pensil, mozaik kertas, besi, dan kertas kertas memenuhi suatu jalan tempat aku kemudian berlari lari kecil. aku tidak bergerak, hanya terus menggerakan kaki di tempat. mereka yang berjalan maju kadang lambat kadang cepat. jika aku suka mereka akan berhenti sejenak dan menyapaku dalam suara yang hangat.




foto foto berwarna dan tak berwarna kemudian menyapaku dan menjadikanku subyek dari gambaran mereka yang seolah nyata. aku terkesima, bahwa realita terasa menyenangkan dalam sebuah foto. aku duduk lama dalam mereka, merenung dan merasakan rumah dalam imaji.



akhirnya aku berhenti di sebuah ruang lapang. dimana kurasakan kakiku mengegas di tanah, dan udara menyapaku lembut. kelembaban sore menjemputku pulang pada halaman depan galeri nasional. dan usai sudah kepergianku yang sejenak dalam bentuk bentukan yang ajaib. ah aku merasa tak rela menyudahi semuanya, keinginanku untuk menceritakan lebih banyak lagi hal yang rasanya masih tertempel di sela sela pikiran. mungkin nanti , lain kali dalam perbincangan yang baru kita bicarakan keasikan itu. sekarang biarkan roda roda mobil melaju dan menghantarku keluar dari bangunan yang mencipta dunia baru di dalam...

pelacur jiwa

tolong jangan bertingkah seolah kau sungguh ingin membantu. aku sangat mengerti rasa itu sekarang. hai wanita tidakkah kau dengar bunyi dari mulutku, pahit dan dingin. takkah kau merasa tertusuk dengan pandanganku yang meradang padamu. ayolah, coba kau gambarkan diriku padamu selain dari murka dan benci. kau tahu aku itu, dan aku tahu kau tahu itu.
ini, kubawakan sekotak kejujuran padamu. bukalah. belajarlah. dan hargailah pemberianku yang indah bagi imanmu. aku tak mau mengusik kepercayaanmu. oh tentu, kau berhak mempertahankan apapun bentuk keyakinanmu, dan aku biarkan kau memainkannya menjadi lakon di atas pentas yang picisan dan murahan. yang selalu berpindah dari satu hati ke hati lain. melacur dalam jiwamu yang kosong. aku kasar. karena aku tahu kau menikamku berkali kali dari segala penjuru. darahku telah habis mengucur di kepalamu, dan kau tertawa tawa kesenangan memperhatikann dayaku yang menguap di udara. kau sebut itu angin. tapi kau hembus semuanya setelah kau tarik dan uraikan organ organnya. ah briliaan
aku sungguh harus bangkit dari duduk dan bertepuk tangan riuh rendah sebab wajahmu yang selalu kulihat girang seolah membunuh setiap nafas yang tersedia untuk menemani relungmu (jadi akau suka bingung, mengapa jiwamu gemar melacur?) berhasil memenangkan jutaan cinta yang selalu terhempas di dasar, sehingga jadi tulang tulang tak berasa.
akhirnya kuminta padamu, untuk lepaskan saja muka yang kau buat dari gundukkan snyum dan tawa palsu. biarkan coreng itu terlihat jangan malu sebab itulah warnamu. lalu pergilah ke sana, ke tempat dimana kebohongan itu kau ciptakan. ingat jangan kembali, tak perlu sebutkan perpisahan padaku, karena aku MENGUSIRMU! jangan kembali dan pergilah dalam bahagia yang kau ciptakan dari darah dan airmata.

Kamis, 05 Februari 2009

ini bukan mimpi

saat mata terbuka
aku tidak hanya melihat 1 gadis peminta minta
yang menggigil atau menahan derita di jalan raya itu
tapi ribuan
saat tangan hendak meraihnya
mereka berlipat ganda timbul di benakku
dan tak kuasa mataku menahan duka yang berlarut larut
maka aku keluar
ke halaman
kukubur semua impian tentang ambisi masa depan
kujadikan itu hiasan di kebun
dan bukan tujuan aku berlari
apa gunanya bermimpi,
jika mimpi tak dapat menahan air mata yang meleleh di dunia
untuk apa membuahi ambisi
jika buahnya fana untuk ego hari ini
aku berseru pada langit
yang untuk kesekian kalinya jadi kelabu
aku berseru tentang derita
tentang tangis
tentang luka
tentang harapan
tentang kemustahilan
dan langit cuma menampakan sedikit sinar
yang memburat malu malu dari balik lengkungan awan
mungkin jika saja Tuhan memberi
usia yang lebih panjang bagi idealisme kita
kita bisa menghidupi mimpi
karena 1 gadis peminta-minta lah si pemimpi itu


(kau tahu kan maksudku)

Rabu, 04 Februari 2009

LIMITATION

dan aku berkata pada diriku
harus tarik garis itu
buat ruang lagi
batasi lagi
jangan sampai mengulang kesalahan dua kali
kalian tercipta berbeda
ada banyak dunia yang tak sanggup dijembatani
salah satunya dia
jangan mulai dengan api yang sulit padam
jangan coba hanyut pada aliran yang tak tahu kemana akan bermuara
cukup di sini
terpisah ruang dan dimensi

dan semuanya kembali lagi
jadi sendiri
aku masih di sini
mengemudi sendiri pada jalanku


(ah mengapa cepat suka cepat pudar
mengapa tak juga temukan penghangat rumah selimut jalan matahari dan tubuh dan pasangan jiwa)

Senin, 02 Februari 2009

sampah

mau menulis apa
hati rasanya polos
seperti kertas yang telanjang di hadapan mata
mau menceritakan apa
jika hidup berwarna
namun tak berdinamika
ini terlalu biasa
tema hidup seputaran cinta kesengsaraan
ah sampah
baiknya kita gulung saja dan masukan ke dalam liang kubur

Minggu, 01 Februari 2009

an orange and glass

dan sebuah jeruk mengajariku arti penting kesehatan,
aku rindu segelas jeruk dingin
yang menjaga stamina
dalam medan hari sekeras apapun
yang berjalan-jalan menuju tubuh
melalui perjalanan panjang
dalam terowongan kerongkonganku
berliuk-liuk
hingga akhirnya seluruh nutrisi tersalur ke seluruh organ
tak terkecuali
sekarang,
tak ada segelas jeruk itu lagi
bahkan tidak sebuah pun tersisa
ah rindu yang menggebu gebu
akhirnya stamina menukik turun ke dasar
dan seringlah badan ini kepayahan menghadpi hari
ah sehat,
butuh sekali sebuah jeruk

ELEGI

ada elegi yang harus didengar
sesaat setelah tiba
yang mengatasi realita
dan dosa
elegi yang membawa hidup dari maut
dan bersayap emas keperakan di bawah bulan
menjunjung tinggi harapan
dan kesukaan atas nirwana
elegi yang bernyanyi
dan tak berhenti menyanyikan syair syair sukacita
penyembuh duka, perekat luka
ingatan akan kebahagiaan hari lalu
dibawa datang kembali oleh elegi ini
dan tak pernah jemu menanti di tepian jalan
elegi oh elegi
jangan pudar sebelum ku sadar kau tiba
jangan beranjak sebelum kujamah kau
elegi oh elegi
hari ini adalah hadiah
dan esok adalah kau