Kamis, 26 Februari 2009

cerita si A dan K, temanku itu...

derap langkah di labirin yang menuju pintu masuk. telinga jadi siaga kalau-kalau itu orang berniat keji. mata diabiarkan terjaga,supaya dapat menangkap bentuk dari suara.

A : Siapa itu?

K: Siapa apa?

A: Kau siapa?


lalu pintu diketuk namun tak kunjung dibuka. daun pintu bergerak ke atas dan bawah,terkunci. jadi mustahil terbuka.

K : Coba buka dulu, biar aku masuk?

A : mana kutahu, bagaimana kalau pencuri. kemarin ada pencuri, mencuri sepotong hati. kalau kau ambil lagi, habis sudah hatiku

suara itu hilang. juga ketuka di pintu. daun pintu diam mematung seperti sedia kala. keheningan lama berselimut. akhirnya pecah pula suara itu,

K : aku memang pencuri. pencuri yang kemarin. aku bawa potongan hatimu, mau kurekatkan kembali di tempatnya.

A : jangan, pergi saja. sudah kubiarkan potongan itu hilang. sudah kuobati sepotong lagi dan sudah pulih.

K : bagaimana mungkin pulih, masih di sini potongan hati mu.

A : dengar, sepotong itu dicuri saat aku tengan membuahinya. lalu aku berduka, sedikit lama. stelah kupikir potongan itu tak mungkin kembali, kalaupun kembali apa bisa utuh lagi. potongan itu sudah mati, karena lepas dari sumbernya.

K : aku mau memeganginya supaya tetap utuh

A : kau akan lelah.

K : tidak.

A : haha, sekali dulu kau pernah lelah, lalu jadi pencuri.
katakan bagaimana caranya aku percaya kau takkan lelah? takkan pergi tanpa pamit lagi?

K : ...

A : ada banyak yang tak terjawab sepanjang waktu, juga terganti. pulanglah, pintu ini pernah kubuka dulu untukmu. lalu kau mencuri. maka takkan pernah lagi terbuka untukmu.

K : apa masih ada aku di hatimu yang sepotong itu?

A : Tidak, kau ada di sepotong yang tercuri itu. dan sudah mati

kemudian terdengar lagi derap langkah kaki yang putus harapan. namun kali ini bukan mendekat, tapi semakin jauh lalu hilang. lenyap...

Tidak ada komentar: