Rabu, 18 Februari 2009

S I N isme

aku menggambar berkas-berkas cahaya lalu kuletakan di dalam keningku. pelipisku bersinar mengeluarkan semburat cahaya-cahaya itu. pipiku merona saat orang memuja-muja cahaya dari keningku. mengagumi bagaiman aku menyimpannya, bagaimana aku dapat memilikinya.
kemudian aku lelah
pujian itu memberatkan tubuhku, jalanku jadi tak tegap. sebab mereka berharap pada isi dalam keningku. pikirku jika kukeluarkan berkas-berkas cahaya ini, mungkin bebanku akan hilang bersama hilir mudik waktu.
maka kuambil sebilah bintang yang runcing,
mulai kukerat bagian luar pelipisku sampai ke seluruh kening. lalu kuambil kembali berkas-berkas itu, kukeluarkan dan kuletakan di muka pintu. terburu-buru mereka bergerombol menyerbu cahaya itu di muka pintu. dan aku sendirian mengambang kosong tanpa berkas-berkas itu lagi...
oh aku tahu sekarang,
berkas itu yang membuatku menarik
saat kutarik keluar
maka kubunuh semua perhatian mereka bagiku
tapi aku tak mungkin merebut berkas di ambang pintu
tidak
mereka bisa mengamuk brutal dan membabi buta membunuhku
jadi
kugoreskan satu dua warna di bekas keratan bintang pada kening
merah
hijau
biru
kuning
dan orang itu datang
berseru
"cinta! cinta!"
ya kusambut hai kau yang datang atas warna,yang datang tanpa peduli cahaya
sebab akulah jalan akhirmu
bukan?

Tidak ada komentar: