Minggu, 22 Februari 2009

Teriakku

kata mereka aku penipu.
aku dikejar dan ingin dirajam sampai mati, tapi sumpah aku tak keluarkan tipu dari bibirku.tolong jangan bunuh aku. harapanku masih tertinggal untuk esok. tolong dengar pintaku. tapi mereka lari, lari dan kepung aku disudut. aku mati gaya, dan napsu membunuh merka makin berkobar. aku bagaikan itik di tengah lapang dengan jurang di belakang dan elang di muka. harus apa?tak ada jalan lain. mengaku dan dirajam atau tidak mengaku dan makin sadis dirajamnya. aku pahit. menelan kenyataan tak ada yg menaruh haru atasku. aku menangis bukan takut,tapi lelah sangat lelah. akrena kau berusaha membuat satu hari yang indah untukku dan mereka bilang ini pelacuran. kasar. aku disakiti aku tidak berontak, aku kelu bagai domba di pembantaian. airmata menyedak kerongkongan, kering. aku teriakan mereka tutup telinga. jadi aku serahkan punggungku dirajam. sakit di tubuh tidaklah sebanding dengan memar pada hatiku, pada jiwaku. manusia hidup dari kepercyaan, dan aku bukan penipu.

Tidak ada komentar: