Selasa, 18 September 2012

sebenarnya aku sangat ingin bisa sepertimu, Keli. jadi pecinta duapuluhempat jam dalam sehari, setia berlama-lama di suatu tempat sampai lupa betapa luasnya dunia ini. kadang ingin juga duduk manis di meja makan, menanti seseorang datang untuk menghabiskan sisa usia. sederhana, mencintai. tapi sayang, aku dikutuk, Keli. aku dikutuk untuk menjadi petarung. yang menghabiskan sisa usia di medan perang. bukan di rumah yang dibangun untuk mati. aku harus jadi pemenang. dan untuk menang aku akan banyak makan orang, mengalahkan lawan.
kakiku ini, Keli, terbuat ringan. besar dan perkasanya hanya untuk menakuti lawan. sebenarnya, ia ringan. keduanya ringan hingga mudah terbawa angin. saking ringannya, jejakku sulit terekam. dan orang, kadang tersesat bersamaku.
ah, Keli, andai aku juga bisa bilang apa yang sering kau ucapkan. "bagiku, cinta saja sudah cukup". betapa manis duniamu. sayangnya, itu naif. mencintai apa Keli? cinta itu apa, Keli? jelaskan, jabarkan padaku serinci-rincinya. kalau memang cinta cukup, kenapa ia bawa pergi seluruh harapanku untuk hidup bahagia? sayang, aku tidak akrab dengan rasa yang satu itu.
ya, Keli. aku petarung. dan lawanku adalah orang sepertimu. sayang, Keli, aku senang mendengar cerita tololmu tentang cinta. bagiku itu hiburan. sehingga, untuk sekarang kau takkan kumusnahkan. dirimu yang mengagung-agungkan ketiadaan cinta itu akan kujadikan pelabuhan kecil. pelabuhan tempat aku mencari angin segar.

Tidak ada komentar: