Minggu, 23 September 2012

Anak Perempuan Bapak

"bisakah jarak denganmu dan usia dipisahkan? supaya aku tak perlu mengecap rasanya ditinggal pergi. walaupun kau pergi dengan segala kebaikan. meninggalkan aku dalam kehormatan." -(kupinjam namamu) bidadari jatuh

tulisan ini untuk teman yang kulihat di dalam cermin.
anak perempuan itu berdiri dengan kekuatan yang membuat iri langit di hari Jumat. langit mendung menatap sendu ke arah pusaran duka. tak sangggup dia menepis rasa berkabung yang naik sampai ke atas. isakan, teriakan, permohonan, semua jadi dupa yang baunya dihirup dalam-dalam oleh langit. jika uap dari air butuh waktu lama untuk jadi hujan, abu dupa dari duka lebih cepat bergumpal dan jadi hujan. tapi melihat anak perempuan yang badannya tak lebih besar kilat, berdiri dengan tabah seperti karang yang disapu ombak, ia urung menangis.

siapa kamu?

anak perempuan ini diam, menunggu satu persatu orang pergi dari pusaran laki-laki yang dicintanya. dibenarkan letak bunga, tepat di jantung tanah. kembang tabur yang berserakan lemas tak bersemangat menyebar wangi, dirapikan. muka paling indah yang tetap tinggal di pusaran.

kuda betina
tunduk dalam-dalam mencoba mengintip isi bumi. memastikan dia yang terbaring di sana, aman.

sudah, sudah selesai. seperti ketika salib berdiri, dan langit memuntahkan amarahnya, Tuan yang tergantung di situ bilang "sudah selesai". begitu pula di sini. abu jadi abu dan kembali menuju pusar bumi.

tulisan ini untuk temanku, bukan semacam penghiburan, tapi salut yang kujejerkan rapi jadi kata.
kau titik hitam bulat sempurna di antara keramaian kata. yang menutup segala perjumpaan dengan rapi. yang luput dari tangkapan mata, yang sukar diartikan keberadaannya. jadilah sekuat titik di akhir kalimat. selesaikanlah apa yang mereka bicarakan, seperti biasa yang kau lakukan. dan untuk kamu lagi, yang tinggal terakhir, menatap cinta pertamamu lumat ditelan bumi, aku hanya bisa tawarkan kopi dan asap di masa sukar. ya?

Please be ok even when you think you are not. please be ok even when you are not. and i always believe you are stronger than the storm.

Tidak ada komentar: