Minggu, 14 Februari 2010

tanpa kunci

aku selalu benci ketika sampai di sini
berhenti di depan pintu
yang kuncinya tak dapat kutemukan
aku mencari
menengok ke belakang
tapi hanya asap
dari jalan yang perlahan menyublim
haruskah aku berhenti
hanya karena keterbatasanku membuka pintu ini
atau sebaiknya aku telusuri jalan lain
dan berharap akan ada pintu yang lain
manakah yang lebih mulia
menanti sampai pintu ini akhirnya terbuka
atau mencari yang lain demi melanjutkan perjalanan

waktu memang tidak pernah memberikan toleransi
tak peduli dengan apa yang menghadang kaki untuk bergerak
sebab waktu seperti roh
tidak terbatas oleh medium

apakah dari merenungkan waktu aku menemukan jawaban

ya
mungkin seperti waktu aku harus bergerak
tidak peduli dengan apa yang menghadang
berlalu bagai roh
pintu ini mungkin tak dapat terbuka
terkunci dalam sepi
tapi kakiku tak kenal hambatan
masa lalu mungkin telah menyublim jadi asap
namun seperti orang bilang
selalu ada jalan
sekalipun pintu terkunci
jendela pun jadi

baiklah aku melompati diriku
melampui pintu yang tak kenal kunci
dan hari ini
akan segera jadi esok,
segera setelah aku memutuskan untuk berlalu

Tidak ada komentar: