Rabu, 24 Februari 2010

juni dijemput di ambang kematian

juni berbisik
"aku lelah mau pulang"
tapi kakinya ditanam di dalam balok semen
dalam-dalam
hingga aku bingung tak habis pikir,
bagaimana kamu akan beranjak juni

juni berbisik
"aku lelah aku mau menghilang, jadikan aku bayangan"
namun aku kembali terusik
bagaimana bisa jadi bayangan, jika kepalamu kau titipkan di bar semalam
namun dia berkata cepat,
"aku akan hilang tanpa kepala, biarkan kepalaku menyaksikan dunia dan kebodohannya"

kemudian butiran air hangat mengaliri wajahnya yang pilu
"kenapa duniaku berotasi pada titik dimana aku merasa ditipu"

aku berbisik,
lembut
jauh di dalam hati

seharusnya dari dulu kamu pulang
melindungi tubuhmu dari sengatan malam yang dingin
membalut lukamu dengan handuk
dan terlelap dari kejahatan cinta

lalu mobil itu tiba,
menjemput juni dengan bebannya
pemuda bersalin sederhana menyambut dengan tawa
bisakah juni hanya dengannya
sebab dengannya
ia seperti menemukan surga
di atas segala huru hara

aku berbisik melepasnya pulang,
"tidur tidurlah juni, patahkan kaki dan tanggalkan kepala jika hanya membuatmu lari dari laki-laki berwajah surga"

Tidak ada komentar: