Selasa, 20 Agustus 2013

Kau terlihat lebih indah dari atas sini

Apakah kamu sungguh berharap aku mengerti. Oh, Pter. Kuberikan kau ruang untuk datang bersujud di bawah kakiku, tidak, lebih rendah lagi. Dengan pakaianmu yang bau najis dan kepalamu yang nyaris kehilangan daya rekatnya dengan leher, kau sungguh berharap aku memberimu pengampunan di bawah sana.
Tidak, Pter sayangku berbau pepermin madu,tidak. Aku hanya tiba-tiba ingin melihat penderitaanmu. Sebab minggu ini hariku terasa berat. Pekerjaan menumpuk dan banyak pesta yang lewat. Aku bosan bukan main. Tak ada sama sekali alasan untuk tersenyum. Maka kuundang kau untuk main sandiwara di sana, di tempat yang lebih rendah dari telapak kakiku. 
Entahlah. Ada sedikit penghiburan di tiap tangismy yang sebenarnya sudah basi itu. Kata-kata rengek itu seperti lelucon bagus bagi orang yang mengalami pekan jahanam.

Oh, Pter. Terima kasih. Atas penderitaanmu, kuucapkan banyak terima kasih. Rasanya itu satu-satunya hadiahmu bagiku selama kita berkasih-kasih. 

Tidak ada komentar: