Rabu, 27 Juli 2011

kecemburuan kami

kalau Tuhan memang maha tahu, mengapa kita pun diberi akal. karena ternyata semua ini hanya rangkain seri dari misteri ke-maha-tahu-annya yang sempurna. siapa bisa menandingi? hati ini saja menggigil ngilu, tiap kali satu tabir terkuak untuk memulai mister lainnya. apa harus kita manusia sekali lagi menggigit buah yang mengirim tubuh keluar dari Firdaus?

jangan tanyakan pada angin, kemana arah hidup akan pergi. diam saja dia menjawabnya. dibawa pergi pertanyaan kita menuju sumber dari segala sumber yang tak berujung itu. lenyap hingga kembali menjadi desis debu menggesek bebatuan. ah, kalau saja akal kita mampu merangkai...kalau saja keterbatasan kita tidak bergaris rasa...kalau saja dosa tidak menutup selaput antara ke-maha-tahu-an-nya dengan keterbatasan ini.


pertanyaan selalu timbul kapan pun keresahan bertamu. apa begini? mengapa begitu? ah kalau saja... dan semua tanya berakhir sesal.


adam kembali menjadi adam tanpa hawa,
manusia kembali sendiri
sama sendirinya seperti ketika menjejak di bumi.
tawa tangis dibawa pergi waktu
hingga kita terhilang dengan tanya


apa misteri ini benar-benar terpecahkan? akankah jadi teka-teki yang memiliki kunci atau selamanya jadi kabut yang meninggi seiring perginya malam....

Tidak ada komentar: