Kamis, 24 April 2014

setelah maghrib lewat

aku melihat drama yang kalian mainkan

(seorang  wanita muda, cerdas dan menarik, berjalan tergesa-gesa di sebuah lorong  ketika gelap mulai datang. dengan buku-buku kesayangan yang dipeluknya ke dada, ia berjalan melupakan orang di sekitarnya. hendak ke mana)

aku menikmati rona wajah bersemu di balik itu semua...

(tak lama setelahnya, seorang pemuda--lebih tua beberapa belas tahun dari perempuan tadi--berjalan santai persis di jalur yang sama. mereka berjalan menuju titik yang sama dengan waktu yang berselang. bedanya, pemuda ini tak tergesa-gesa, tak melupakan dunia. dengan kegagahan yang dipaksakan, ia berjalan sesantai yang ia bisa. mencoba memperhatikan dunia di sekitarnya. hendak ke mana?)

prasangkaku, kalian memainkan drama yang datang dari keliaran imajinasi yang terlalu terburu-buru dikatakan fitnah. aku menikmati bentuk-bentuk drama, dan melihat kalian, aku hidup.

kita tidak tahu mereka berdua pergi ke mana? ke satu tempat yang samakah? kamarnya atau kamarnya? tapi di mata dalam kepalaku, mereka pergi ke sana...

(keduanya masuk ke dalam sebuah ruangan. sama-sama terburu. membagi cemas yang sama. menenteng hasrat yang sama besarnya. masuk. mengunci pintu. dan dengan tak sabar, melucuti topeng masing-masing. keduanya kemudian bergulat dalam ketelanjangan di balik pintu tertutup. yang sampai ke luar hanya suara-suara desahan dan bau keringat yang dibawa angin terbang sampai ke hadapanmu.)

Tidak ada komentar: