Rabu, 29 Mei 2013

pada orang yang merintih
pada orang yang hancur hatinya
dan hilang harapannya

pulanglah
mungkin kamu telah lama merindu rentang tangan ibu
dan tawa adik-adikmu
pulanglah
mungkin kamu perlu lagi dikuatkan ayah

Sabtu, 25 Mei 2013

dan di sini,
kamu harus lihat
harapan baik selalu pahit karena selalu ada atina-atina lain dengan masalah lain di tempat lain

kalau kamu lebih beruntung dari atina,
jadilah baik.

#amin
atina pergi ke pasar dan menjual dirinya

apa ia sundal?


begini,
ibu atina sakit
kartu kesehatan masyarakat miskin belum juga turun padahal pemerintah (katanya) sudah keluar duit untuk itu
ia bawa ibunya ke rumah sakit dengan harapan namanya terdaftar sebagai penduduk miskin
ia tak punya uang
sedang demam ibunya makin tinggi
ibunya sudah setengah sadar
atina berlari sambil memapah ibunya
sesampainya di rumah sakit
atina diminta mengisi formulir
tapi atina tak dapat membaca apalagi menulis
ia bingung
rumah sakit merongrong
"isi formulir"
atina bingung
rumah sakit menyalak
"bayar"
atina patah hati
ibunya dibaringkan di kursi rumah sakit
ia pulang ke rumah mencari apa yang bisa dijual
tidak ada
ia melongok pada cermin di dinding bambu
dan cermin itu berbisik
"kamu"


apakah atina sundal?
maka sistme pemerintahanlah mucikarinya.
selamat malam,
aku baru saja membunuh sepersekian harapanku
ketika seekor anjing menyalak
dan memberitahuku bahwa

dunia ini komedi
setelah postingan di bawah, orang akan melihat saya seolah begitu positif.

saya beritahu,
badut, dengan pakaiannya yang paling cerah dan wajahnya yang berwarnawarni, sebenarnya menangis
untuk itu, ia merasa perlu menggambar ulang bibirnya agar melengkung sempurna ke atas
sementara hatinya berdarah.
#drawyourfuture
karena menaruh mimpi di atas kertas sama dengan membisikannya pada udara supaya ia jadi nyata.
saya adalah serpihan harapan atas kebaikan yang dibiarkan hidup di atas bumi. untuk itu, saya berdoa.
biarkan kedamaian memelukmu dan biarkan orang-orang lain memeluk damainya masing-masing. berbahagialah!

have mercy, Sire.

ibadah zaman kita ini sudah terlalu asing bagi Tuhan. manusia bangun pagi hari, berdoa. bersyukur. memanjatkan harapan, lalu bekerja. malamnya pulang, bersyukur lagi, berharap lagi, kemudian tak lupa mendoakan mereka yang telah begitu baik dan jahat sepanjang hari. sekali hal ini dilakukan, efeknya luar biasa. badan segar dan pikiran terang. dua kali pun masih luar biasa. tiga empat sampai belasan, mungkin masih luar biasa. kemudian yang luar biasa ini menjadi hanya biasa. ia bertransformasi jadi kebiasaan. orang terbiasa bangun pagi dan berdoa. pergi tidur tak lupa berdoa. atau ada pula yang berdoa lima kali dalam sehari. bisa semua bisa karena biasa.
lalu di mana letak 'aku ingin bertemu dengannya'? kita dan Tuhan dekat di bibir. dekat di pandangan masyarakat terhadap seberapa taatnya kita (belum lagi dihitung dengan seberapa aktifnya kita di komunitas religius). tapi jauh sebenarnya. saya tidak bilang bahwa saya ini yang-jarang-berdoa-lupa-berdoa-dan-masih-bingung-mau-ke-tempat-ibadah-apa-engga adalah mahkluk yang lebih luhur ibadahnya dan dekat jaraknya dengan Dia. tidak. semata-mata saya hanya sedang bertanya, pada anda yang ikut membaca. tidakkah anda asing dengan nama yang anda sebut dalam doa?
tidakkah anda selalu berada di bawah dan Ia entah ada di mana?
tidakkah anda lelah pergi beribadah hanya karena itulah satu-satunya kegiatan yang harus anda lakukan hari itu (buktinya kalau ada kegiatan lain, ibadah pun bisa digeser)?
ayo, kita buktikan bahwa pemikiran saya salah. bahwa ibadah zaman kita ini tetap akrab dan hangat di sanubari. bukan rutinitas tapi hasrat. bukan tempalate tapi tujuan.

mari kita mulai dengan menempatkan Tuhan dan ritual menyembahNya sebagai sesuatu yang sakral dan bahwa anda tak punya hak untuk intervensi dengan ritual orang lain yang belum tentu sama. anda dan Tuhan adalah personal. tak perlu dilakukan jika anda merasa kaki anda bergerak tanpa kesadaran.
sjors, Lets draw our own future. The world has their own way to determine ours, we have our own right to re-create it! Lets go!
berita buruk untukmu,
dapat jadi baik di meja redaksi
dan berita baik untukmu,
belum tentu diterima baik di sana.

fenomena bisnis informasi namanya. gencar mencari yang buruk, diolah, supaya ketika nanti terbit respon pembaca tinggi. tidak peduli respon seperti apa. bergidik? memaki? ngeri? muak? apatis? apapun asal laku.embel-embel bisnis memang kerap bikin masalah. orientasinya uang. ada seorang teman bilang,

"dengan uang, orang mudah diikat. mereka bisa kerja lebih baik, lebih loyal, lebih tekun asal ada uang."
 uh, buruknya kenyataan ini. tapi benar. kalau media-media informasi tidak laku, orang yang bekerja di dalamnya sulit dapat uang. sulit pula jadinya untuk bekerja baik.
sekarang, beralih ke pembaca. mengapa orang lebih suka baca yang buruk-buruk tentang orang lain daripada yang berita bagus? misalnya, seorang A dirampok di mobil B. laku. tapi kalau, seorang A berhasil meraih gelar B, kemungkinan kurang laku. ah, sedih lagi. gosip lebih laku karena lebih banyak berita buruknya, lebih banyak skandal. dua perempuan plastik berantem jambak-jambakan sampai dipenjara akan lebih menjual nilainya. seorang dukung beristri lusinan akan lebih awet dibicarakan, padahal sudah bikin muak. mungkin karena yang buruk itu terjadi atas diri orang lain, sehingga kita (pembaca/penonton/pendengar) punya kesempatan merasa lebih baik tentang dirinya. bisa lebih baik karena ada yang lebih buruk kan. sedih lagi... ah!
bisnis informasi, tempat di mana bahasa digunakan sesuai fungsinya, malah memberi dampak buruk. apakah lebih baik orang berhenti saja berkomunikasi satu sama lain daripada dosa?

konvensi. kata "salah cara lu" atau "salah pikiran lu" dilahirkan dari konvensi. siapa yang mengadakan konvensi dan melakukan penghakiman sadis begitu? adalah kita di beberapa waktu ke depan kepada mereka yang belum ada sekarang.
kita selamanya akan jadi batas bagi yang lain. kita akan jadi generasi kolot pada masanya. kita akan berubah dari liberal menuju konvensional. kita akan jadi masa lalu.

kecuali, ya kecuali, kita mau lari dari semua orang dan memutuskan tali

Jumat, 24 Mei 2013

mungkin karena setiap orang punya kebutuhan untuk dimengerti.
sisanya,
saya baik-baik saja.
halo

Kamis, 23 Mei 2013

sebelum ada kita,
mereka telah lebih dulu kesepian
ditolak dunia
karena lahir berbeda
dikecam dunia
karena banyak bicara

sebelum ada kita,
mereka telah berpikir
untuk menepi ke bagian bumi lain
dan menciptakan komunitas tanpa batas

setelah mereka pergi,
komunitas tanpa batas tetap berbatas

sebelum ada kita,
tempat di bumi sudah habis
dan kita memang harus ikhlas
hidup sepi
setelah ini kita misteri
biar hanya hati yang tahu
sebab ia menyimpan racun dan menawarkannya
bersabarlah

terima kasih, Pagupon

kepuasan itu yang takkan pernah mampu diganti oleh wujud lain. berhasil mengalahkan diri sendiri dan memaksakan diri yang lain masuk ke dalam tubuh, sama saja halnya dengan persetubuhan. bagi saya, bermain peran adalah serupa proses penetrasi yang begitu lama dan nikmat. ketika masuk, sosok di dalam tubuh ini, yang telah begitu lama bercokol menolak kehadiran isi baru. dan pergulatan ini adalah keadaan paling dinamis yang belum dapat saya cari sandingannya.
terlepas dari teknis bermain baik di atas panggung, saya senang. senang. sesederhana itu rasanya ketika saya akhirnya tahu mengapa dan bagaimana tokoh orangtua ganas ini memandang mati dan hidup. membuktikan ke-ada-annya melalui ketiadaadaan. (bagaimana mungkin seseorang dapat tiada sebelum menjadi ada). tokoh itu merasuk. menyebarkan pemikiran berbahaya. sesungguhnya, saya merindu permukaan laut yang tak pernah jadi rumah. merindu gunung salju yang dingin dan pongah berdiri tapi tetap sendiri. saya merindu ketabahan orangtua dalam menanti garis-garis itu membentuk gerbang. gerbang untuk terbang menjadi tiada sekaligus ada.
oh, begitu rasanya ketika saya mengalami orgasme di atas panggung dan tahu bahwa hal semacam itu perlu proses lama untuk mendapatkannya (lagi).

kayu muda tanpa air

sepertinya aku pernah menemukanmu berdiri begitu kokoh di atas dua kaki yang serupa kayu. tegap bagai batang pohon di tanah liar walau tak ada besar yang mendukung. aku curiga, jangan-jangan kau berakar begitu dalam hingga dua kaki berbadan kurus itu mampu terlihat begitu kuat. angin seolah tak mampu merubuhkanmu. badai, hujan, panas tak membuat badanmu layu. kau begitu perkasa menjulang ke langit.

sekarang, kulihat kau merambat di tubuh lain. sangkaku, kau telah rubuh. tumbang oleh keadaan. namun, apa yang membuat kau kalah hingga jadi layu dan merambat bagai parasit ke tubuh renta yang sebentar lagi kering? akarmu tak lagi kuat? ke mana batang kayu perkasa itu? kini kau kembali menjadi kecil (walau tak sekalipun kau pernah besar). hatiku patah mendapati kau yang begitu rupa. kapankah kau sadar bahwa kau lebih kuat ketika sendiri tanpa tubuh yang bersedia mendukungmu.

Minggu, 12 Mei 2013

sampai kau terlelap,
aku belum mampu menemukan cara untuk menyelinap masuk dalam pelukan
menghantar tidur
melepas penatmu
bersabarlah
jariku masih harus meninggalkan jejak

ingat,
kita akan berlari kencang
sampai tanah berlumpur pun tak mampu merekam langkah
maka sedari sekarang
selagi lambat jalannya
aku harus berusaha dalam-dalam menanam jejak
supaya bumi lebih baik
dan manusia makin manusiawi.