Rabu, 05 Mei 2010

rotasi bagai asap bagi si kerdil

Dunia akan selalu berotasi. Meninggalkan mereka yang berhati kerdil di belakang. Meninggalkan pemabuk di lantai dansanya. Meninggalkan borjuis dengan uang di dalam mulutnya. Rotasinya akan cepat, terburu-buru sehingga yang tak siap takkan dapat tempat.

Jangan harap bir akan membelinya atau uang yang basah oleh liurmu akan menggoda dunia. Kau harapkan saja pengampunan bagi keterlambatan. Dunia yang berotasi takkan menengok ke belakang. Baginya, jalan selain di depan adalah asap. Takkan ada kesempatan untuk mereka yang menggadaikan dirinya demi kesenangan fana.

Ketakutan dan kecemasan, keegoisan dan ketamakan, adalah senjata terakhir yang memusnahkan setiap manusia yang tertinggal oleh rotasi bumi. Kerdil-kerdil di belakangku, aku mengdengar jerit mereka yang memohon untuk ikut dalam rotasi. Terlambat! Tempat orang berhati kerdil ada di dalam kepulan asap dan nasib hanya akan jadi debu. Siapakah kerdil itu? Jangan sampai aku terpaksa menggambarkanmu di dinding-dinding dunia ini sebagai pelajaran bagi penerus bergeraknya sebuah rotasi.

Tidak ada komentar: