Kamis, 05 Januari 2012

sisa hujan meniti tembok beralas kepalakan beling. permukaannya bersinar bias dengan cahaya bulan yang mengintip sedikit dari awan mendung. hujan semalaman tiba tak ada habis. tak masalah, rinduku berbau tanah dihantar pergi hujan malam ini. segelas air putih dan lantai marmer.-Januari


pintu sudah dikunci. pintu kayu berdiri menghadang jalan. pintu memutuskan niat manusia untuk saling bertemu. selalu ada batasan yang tak bisa kutembus untuk bersama kamu.-Februari


aku sedang cantik-cantiknya ketika menangis tersedu. menangis melepas perginya bayanganmu. aku cantik-cantiknya saat kamu memutuskan untuk terlelap lama...-Maret


ini permainan yang seharusnya tak kumasuki. permainan dadu yang mempertaruhkan semua. masalahnya bukan karena aku takut kehilangan semua tapi aku takut tak mendapatkanmu di tempat pertama. -April

gelasku kosong belum sempat diisi. pembicaraanku melayang belum sempat sampai akhir. kamu pergi belum sempat pulang, usia datang misterius.-Mei

di balik gereja aku berdoa. bukan tentang kita. aku berdoa tentang mereka yang menentang perbedaan atan nama Tuhan, ketika Tuhan sendiri menyuruh kita bergandengan tangan. tak kenal kulit, tak kenal nama, tak kenal bangunan ibadah -Juni

ini sudah setengah tahun, aku masih mau mendayu-dayu di sisa bulan-bulan terakhir....
sampai bersua.