Selasa, 10 Mei 2011

dari kahyangan, tangis itu menjelma api

ada yang sedang menari,
di antara ribuan kata.
mengamuk dan mencari,
kekasihnya yang hilang di rintih malam...


jika sumpah adalah janji,
dan janji adalah hutang yang harus dibayar
bisakah cinta menawarnya?

mengapa nasib bhisma mengganas?
mengapa ia harus bersumpah lantas merana?

apa karena ibunya,
dewi gangga
merana oleh sumpah yang terucap Sentanu
mereka,
dewi dan pemujanya
berpisah karena sumpah dilanggar
karena Sentanu yang bersumpah takkan melarang apapun yang dilakukan gangga,
mencegah Gangga membuang bayi terakhirnya, Dewabarata-Bhisma

apakah salah jika sumpah dilanggar demi sesuatu yang dicinta?
melanggar sumpah supaya amba dapat bersatu dengan bhisma
melanggar sumpah supaya bhisma tetap hidup dan dewi gangga tak perlu lagi menjelma dewi?

ada yang sedang menari
di antara ribuan obor
bertopeng kayu,
memanggul bisu
hanya dalang yang mampu bicara...


apakah nasib mereka harus terus diceritakan tanpa bisa dipilih?

Dewi dan pemujanya,
bersemayam dalam kisah
Dewi yang mencintai dengan keterbatasan waktu
hanya mampu menari
menyesakkan pedih ke lubuk hati
sampai kembali,
manusia merintih.pilu

anakku,
tak kenal
diriku lagi

apakah bhisma bernasib buruk karena ibunya?
apakah bhisma dan dewi gangga adalah repetisi yang tak serupa?

Tidak ada komentar: