Selasa, 09 November 2010

adakah yang mengingat dimana bisa kubuang ini?


kita tahu seperti apa sedih. namun kita tidak tahu mengapa sedih itu selalu ada. mungkin sedih tidak pernah benar-benar pergi, seperti kamu yang walau bergegas akan selalu meninggalkan desah nafas. mungkin kita kurang pengetahuan tentang rasa. kita tidak mengenal betul hati kita. hingga jika ia tidak mengeluh, kita tidak tahu kalau ia tersakiti. kita lupa bahwa lebih dari sekedar organ tubuh, hati memberi hidup. dan rasa sedih itu keluhan hati. keluhan panjang, keluhan kekal. bahagia bisa datang, mengganti sedih sesaat dengan tawa. tapi lagi-lagi seperti kamu, ia tidak bisa terhapuskan selamanya. selalu ada sedih. seperti juga selalu ada tawa. selalu ada ragu, seperti juga selalu ada aku kamu.
aku harus menyelamatkan hatiku dari rasa sedih yang berlebihan. mengobatinya dan mengasihinya. supaya ia tahu, biarpun bahagia lebih diinginkan, ia tetap boleh menangis dan merasa sedih. kamu yang walaupun jauh, tetap boleh kurindukan dan kuingat. sesudah itu kumatikan lampu dan aku bersatu dengan senyawa di udara, menjadi...tak memiliki rasa.

1 komentar:

Anonim mengatakan...

sedih memang tidak pernah pergi,mungkin kita sendiri yang harus meninggalkan sedih?