Minggu, 30 Desember 2012
kini aku perlu datang
tidak seperlunya saja
tapi benar-benar perlu
itu canduku.
yang dengan senang hati membicarakan nasib burukku
dan dengan gembira menertawakan kisah dukaku
terima kasih.
justru karena kalianlah
aku sadar
dunia adalah tempat yang jauh lebih baik
jauh lebih indah
jauh lebih memesona hatiku
ketimbang duduk bersarang di antara kalian.
kudoakan kalian menemukan jalan ke neraka,
segera.
dine
mungkin karena aku tak pandai berharap
terlalu suka bermimpi
dan tak pernah berani membicarakan masa depan
Rabu, 26 Desember 2012
Semua akan mencapai titik kejemuan. Dan percayalah, kamu juga. Jangan segan untuk pamit dan bergegas mengejar pesawat. Tak perlu hatimu berat melangkah pergi. Sebab kau tak pernah benar tinggal. Layangkan kepalamu menuju tempat yang hijau dengan hewan ternak berbaris menhiburmu.
Akan tiba masanya, padaku tak ada lagi suka. Daun kering jatuh menunggu hancur. Bunga layu tergantung menunggu angin membawanya.
Jangan tunggu kering
Mengadulah pada dunia
Selasa, 25 Desember 2012
one is not born, but rather becomes, -a woman
Senin, 24 Desember 2012
l played my drum for you
rampapapapam
MERRY CHRISTMAS
he was born somewhere in December
he was born.
he left us some euphoria
maybe all he wanted for his repeated birthday every year
is you and me
together
laughing, eating, bringing all the goodnes that long gone.
Peace be with you. for all the good people, love is in the air!
Rabu, 19 Desember 2012
Selasa, 18 Desember 2012
Tidak, saya bukannya tidak bisa patah hati. Hanya saja dalam banyak kasus, saya menolak rasa sakit dari patah hati.
Jadi, ya, saya pernah patah hati dan sering pula mengalaminya. Kalau orang tidak tahu dan menyangka saya sedingin es maka itu sama sekali bukan urusan saya.
Senin, 17 Desember 2012
Tidur,gih!
Menjagamu dengan rindu supaya segera dapat bertemu lalu bercumbu mengalahkan waktu. Ah andai i love you itu tidak terkesan palsu dan mendayu aku pasti sudah menyematkannya untukmu.
Kubaca jejakmu di antara debu yang ditiup kemarau. Bergulung membentuk putaran arah tak menentu. Kompasku hilang dalam badai, hingga jejak-jejakmu yang sebatas pertanda tak mampu kuungkap.
Ibuku menyambut dengan dua buah dada yang menghapus dahaga,
Kupeluk kepulanganku mesra-mesra,
Sambil terisak mengaduh padanya.
Kataku, "hilang lagi satu kepercayaanku. Badai merenggutnya dan musim kering menghilangkan jalannya. Aku kesepian dalam sesat."
Dan ibuku membelai kepalaku sambil berkata lambat-lambat,
Kemarin kekasihku juga pergi.
Lalu ayahku keluar sambil memukul dinding dengan ganas, ia bilang
Mana makananku, perempuan?
Kasihku hilang bentuk. Ibuku hilang kasih.
Terserah aku mau apa,
Bahkan jika dalam tulisanku aku menginginkan lebih dari satu ranjang persetubuhan
Kau tak boleh marah.
Aku peluk siapa yang ingin kupeluk
Dan kulepas tubuh yang mengharap keabadian
Kau boleh memutuskan tak percaya Tuhan,
tapi pada maut? Kau tak mungkin memungkirinya
Terserah aku mau apa
Melantur pun jadi hakku.
O please dont give me that "sorry"
Tidak akan ada kunjungan pada masa lalu
Sekalipun ia merongrong dengan rasa iba
Wajah yang kini bermandi rasa malu
Dan tubuh telanjang menahan kesepian,
Takkan mengusik sedikit pun
Belas kasihku
(jangankan belas, satuan pun tak sudi kuberi)
Harusnya kau mengerti
Bahwa tiap pohon akan berbuah
Dan pohon yang kau tanam itu,
Isinya ampas dari rasa bahagia
Penuh cela
Dan dengki
Jadi kau sudah harus waspada,
Jika musim kemaraumu tiba,
Buah itulah yang harus jatuh ke perutmu
Dan mengenyangkanmu dengan tiap cecap sakitnya
Jangan ketuk pintuku,
Tiada obat untuk menawar warna kasih yang luntur
Sepandai-pandainya manusia berjualan
Tak selamanya dirinya terbeli.
Kamis, 13 Desember 2012
Mata itu lagi,
Yang terperangkap jauh melebih kemampuanku menyelamatkannya.
Tak bisakah pandang berbinar itu beralih
Atau bisakah aku pura-pura tidak menyadarinya?
Kekaguman yang tiada henti pada :
Tanganmu, yang mengurut kepenatanku
Lenganmu, yang merengkuhku jauh dari mimpi buruk
Tubuhmu, yang tabah menangkapku kala kalut
Matamu, yang berjaga
Keringatmu, yang harus menetes untuk menyenangkanku
Dan untukmu, yang jadi juara ketika menghadapiku.
Selamat ulang tahun, tuan yang baik. I like you everyday
Rabu, 12 Desember 2012
You are not dying till...
Tidak seperti mereka, aku kurang yakin tubuhku mampu menikmati rasa sakit. Kesakitan merangsangku jadi monster, yang sekali-kali bergidik mendengar nyeri. Tak ada kesulitan lain yang kupahami selain menanggulangi rasa sakit.
Aku ragu, sakitku adalah nikmat. Jangankan menikmatinya, untuk melawannya pun aku tak berdaya. Mungkin di balik persembunyianku dengan ribuan pil dan berliter-liter air yang kuhirup, aku pengecut. Ya, kecut dalam rasa sakit yang dengan gagahnya memperkosaku. Melepas satu persatu lapiasan kekebalan, hingga tubuhku tanpa ketahanan.
Fiuh, aku berhenti...
Bahkan membicarakan sakitku pun aku ketakutan. Ini memakan tubuhku. Ini menyiksa isi kepalaku. Ternyata, sakit adalah cikal bakal kebencianku. Dan kebencian, mereka beranakpinak dengan ganasnya hingga...
Hilanglah aku
Mati aku dalam rasa sakit.
AUCH!
Selasa, 11 Desember 2012
Tapi matamu tak bisa menatap ke depan. Bola matamu tertinggal. Selamanya pikiranmu terperangkap di belakang.
Aku bukan sosok di depan kepalamu. Jadi bayangan pun aku tidak. Kalau dari jarak seintim ini aku merasa tak dipandang , mungkin aku benar hanya area tunggu
Senin, 10 Desember 2012
Aku tidak memilih lokasi kelahiranku. Aku tidak tahu bagaimana caranya mereka menghadirkanku. Aku hilang jejak di sana. Keadaanku terlahir otomatis.
Tapi, aku akan pilih matiku. Pilih cara, waktu, dan bagaimana kemudian tubuhku hilang. Bukan di rumah sakit, dengan rasa sakit yang mengerikan. Bukan di rumah jompo, dengan usia tua yang menyedihkan. Tubuhku takkan terkubur syahdu dalam tanah. Biarlah aku hilang. Aku hilang dengan caraku sendiri. Dan kali ini, kalian yang harus bertanya-tanya bagaimana nanti aku pergi (sama seperti kedatanganku dulu).
Ya, nanti, sebelum kekuataan maha besar itu mengambil alih rencana ini.
You are not dying till...
Tidak seperti mereka, aku kurang yakin tubuhku mampu menikmati rasa sakit. Kesakitan merangsangku jadi monster, yang sekali-kali bergidik mendengar nyeri. Tak ada kesulitan lain yang kupahami selain menanggulangi rasa sakit.
Aku ragu, sakitku adalah nikmat. Jangankan menikmatinya, untuk melawannya pun aku tak berdaya. Mungkin di balik persembunyianku dengan ribuan pil dan berliter-liter air yang kuhirup, aku pengecut. Ya, kecut dalam rasa sakit yang dengan gagahnya memperkosaku. Melepas satu persatu lapiasan kekebalan, hingga tubuhku tanpa ketahanan.
Fiuh, aku berhenti...
Bahkan membicarakan sakitku pun aku ketakutan. Ini memakan tubuhku. Ini menyiksa isi kepalaku. Ternyata, sakit adalah cikal bakal kebencianku. Dan kebencian, mereka beranakpinak dengan ganasnya hingga...
Hilanglah aku
Mati aku dalam rasa sakit.
AUCH!
Semua orang bicara dan aku hilang
Aku mengerti bahwa ketiadaanku adalah ada yang lain.
Bayangkan, kau adalah Boni. Boni yang pergi bersekolah. Boni yang hobinya berkebun memancing, dan semua kegiwtan luar ruangan. Boni punya satu kakak perempuan, satu adik perempuan, ibu dan ayah. Anjingnya mati sebulan lalu dan ia masih berduka.
Suatu hari kau bayangkan, Boni ini mati atau lesap dari rutinitasnya. Ia tak bersekolah. Ia tak berkebun atau memancing. Tak ada lagi kakak dan adik perempuan atau ayah dan ibu. Boni hilang, lenyap bersama seluruh dunia yang dia hidupi.
Siapa yang tersisa?
Mari kembali pada awal kataku,
Ketiadaan adalah ada yang lain. Ketika aku bilang, bayangkan kaulah Boni. Ketiadaan Boni menghasilkanmu. Dan ketiadaanmu menghasilkan Boni- boni yang baru. Jadi, apakah adamu adalah kamu yang sebenar-benarnya?
Tidak akan. Jangan dipikir. Inilah keadaan yang mengerikan buatku. Mungkin, aku yang bicara ini bernama. Atau tidak?
Minggu, 09 Desember 2012
Jangan kesepian
Persediaan kataku melimpah buatmu
Semoga setelah ini yang maha pemberi tak berniat membungkamku.
Biarpun kau selalu sekuat lautan di kala badai,
Aku tetap akan turun melindungimu dari segala yang jahat, yang mengusik peraduanmu.
Siapapun bisa lihat betapa kau berharga bagiku.
Kali ini, kamu yang tidak boleh sakit.
Sabtu, 08 Desember 2012
Bahkan ketika kepalaku meledak
Dan isinya berhamburan jadi serpih
Semua milikmu -baumu,wajahmu,suaramu,helai rambutmu,pundakmu yang berdiri simetris,lengkung senyummu- akan utuh tersisa di dasar ledakan.
Kalau nanti tubuhku tak berkepnala
Maka kaulah gantinya.
Jumat, 07 Desember 2012
Jangan ganggu perempuan yang didera tiap bulan. Awas, ia menggigit!
Selasa, 27 November 2012
sudah lama memang aku mencari
saat tak lelah nanti
kulanjutkan lagi berjalan
mencari terus yang sudah lama itu
mencoba dengan tololnya menerjemahkan wujud
bukan untuk beraksi
sekadar melepas dahaga
mengisi kekosongan
aku si lapar yang rakus
aku pengais kesempatan di antara kesempitan
aku kalian yang tak disebutkan
Indonesian
was wes wos was wes wos
tidak ada yang dibuat
was wes wos was wes wos
tidak ada apa-apa
was wes wos was wes wos
orang kurang kerjaan
kerjanya bergunjing
lho itu kerja?
ya. bergunjing.
was was wos was wes wos
sebutlah saja
(duapengelanabertemudanbertukarcerita)
Minggu, 25 November 2012
mengurut keningmu dan
membaui tengkukmu yang baunya asan seperti udara
tapi aku harus pura-pura lupa,
aku menginginkannya,
sebab tak satupun dari kening ataupun tengkukmu
yang mampir malam ini
Kamis, 22 November 2012
Sedang hatimu diam2 ingin tertambat
Selasa, 20 November 2012
Kamulah yang menungguku
Menghabiskan sisa sigar di dini hari yang letih
Dari semua,
Kukatakan
Kaulah yang paling setia.
Dan ciumanku melayang
Minggu, 18 November 2012
akumencintaimusepertianakpanahyangmenyerbutubuhbhisma
Sabtu, 17 November 2012
aku bilang,
tahan dulu penyesalanmu.
tidak ada surga sebelum neraka.
tidak ada pesta sebelum derita
tidak ada yang mudah sebelum yang sukar.
sekarang kau masih mau bilang menyesal?
aku panas diletakan di atas api.
aku mendidihkan darahmu yang memenuhi ruang cekungnya
tapi aku kamu sebut panci,
yang tidak hanya bisa jadi panas.
aku pun bisa jadi dingin,
diam,
dan penyok di sana sini.
masih tetap bergairah membakarku?
kalian pemaki unggul-penghisap darah-dan pembeli yang tak mau bayar.
enyah!
aku akan menganggap bahwa semua tak berbatas.
tidak perlu ada kapital pembuka,
tidak perlu ada spasi yang memberi jeda,
tidak perlu ada apapun.
ketika titik tidak diperlukan lagi di sini,
kamu (baru) boleh muncul.
Kamis, 15 November 2012
Minggu, 11 November 2012
penis atau pensil? dua-duanya bisa tumpul
kalau aku mau,
aku bisa membuatmu kenal bentuk.
sayang,
kau lebih indah tanpa garis.
aku akan menangkapmu pada waktu yang berbeda
manakala aku butuh.
baik-baiklah di sepanjang lorong
dan tetap isi yang kosong.
(tatapanmu yang kemarin, berniat membeliku? saatnya akan tiba. suatu saat nanti.)
sayang, aku obyek yang buruk.
maafkanlah ketidakmampuanku menjadi obyek
yang diam menunggu kau selesaikan.
maaf, kalau aku hanya mampu jadi subyek dalam kalimat ini.
egoku tak muat di kanvasmu,
wahai pelukisku agung.
kita manusia yang isinya tak ada,
hidup untuk jadi ada.
Kalian ini bodoh atau tuli?
mereka hanya perlu pandai menunggu.
setelahnya,
aku akan berhamburan
seperti serbuk bunga yang ditiup angin.
aku tak perlu kamu yang mengaku agung jadi laki-laki.
sebenarnya,
aku tak perlu kalian.
aku cuma mau kalian.
ini-semacam-tulisan-iseng-Labya-di atas-tisu-saat-jenuh-mendengar-dua-pria-adu-kuat
kujawab cepat :
bisa
sebenarnya aku ingin bilang,
bisa, kita bisa selamanya begini.
tapi tak kulanjutkan.
aku takut waktu mencuri doa.
di dalam cermin,
kamu lebih telanjang dari sekadar tak berbusana
di dalam cermin,
kamu lebih telanjang dari sekadar tak berbusana
aku enggan mengakhiri
aku enggan kembali sendiri
hamparan tanah di bawah
dan langit yang sesenti lebih dekat dengan ujung kepala,
akan jadi pengalamanku menikahimu.
kamu mau naik ke atas sini?
kita bisa turun lagi ke bumi,
dengan wujud air
tidak.
tapi tanganmu melakukan hal-hal sederhana
yang membuat hati berbunga.
kamu tidak memberi bunga,
kamu menumbuhkannya di sepanjang perjalanan ini.
i really like you sjrs.
Rabu, 07 November 2012
dan jadi bunga-bunga api yang menyala
di sudut kau mencintai kesendirian.
lalu ratusan kilo, menunggu lagi untuk ditaklukan.
kuda lumping?
luka itu bikin kamu lama-lama gila.
jangan lama-lama kamu itu jadi gila.
kegilaanmu itu pelan-pelan memperpendek kebahagiaan.
jangan jadi orang pendek bahagiannya.
kalau tidak bahagia di sini,
cari bahagia di sana.
kalau kamu tidak mau cari,
makan lagi beling sana!
lalu ulang semua dari awal :
jangan kebanyakan kamu makan itu beling...
...
Minggu, 04 November 2012
selamat ulang tahun, anak cantik.
28 kemarin ingin rasanya berlari ke sana
sayang, dadu judi belum bergulir tepat
lihat kalian yang serius nanggepin kicauanku.
kicauku bahkan tak lewat otak.
lewat sela-sela jari
yang malas dan bosan.
ketakutan menatap ladang tempur penuh darah.
penguasa langit sibuk duduk
menyembunyikan bulan di balik pantatnya.
padahal kami menunggu
menunggu ia mencegah kami saling membantai
DAS
bulan pecah
terlalu khidmat sembunyi di balik pantat penguasa langit yang terlalu enak duduk.
jangan tuang lagi air dari sana
lebih baik cabik tubuhku
cabiklah
dan kuizinkan kau meninggalkannya terkoyak
tolong,
cabik aku
tapi jangan lagi menangis.
kutunggu kau pulang ke pembaringan
di atas bantal
berselimut malam,
kita akan segera mabuk
dengan percakapan sebagai bir
dan tawa buihnya.
aku pun tertunduk malu
tiap kali dihadiahi hujan
bahkan sebelum Desember tiba
biar aku berdansa
aku tak perlu jadi penari
untuk mampu menggerakan tubuh ini
ia bergerak dengan ketukan
tiap kali gemuruh dari langit
datang bersama hujan deras.
aku mau berbagi
semua yang tadinya satu
kini biar jadi dua
kita rasakan bersama
dan buat yang lain malu jadi tamu.
padamulah,
pesonaku tertambat.
untuk air yang mengalir dari langit
untuk sore yang selalu basah...
padamulah,
pesonaku tertambat.
untuk air yang mengalir dari langit
untuk sore yang selalu basah...
aku mau berbagi dia denganmu.
aku kantungi suaranya
dan kutahan datang rintiknya,
sampai aku tahu kau dekat dengan peneduhan.
kukirim kantung bunyi hujan,
supaya tiba bersamaan dengan hujan,
sebelum kamu tersenyum melihat hujan,
ketahuilah,
aku telah lebih dulu membayangkan senyummu.
Jumat, 02 November 2012
biar semesta saja yang berdaya
aku takkan lagi menahan lajunya
atau menggerakan sendiri sesuai mauku.
malam ini aku habis digilas semesta.
luluh lantak
manusia yang berperkara dengannya.
manakala laki-lakiku menunggu di rumah
mengingatkanku tentang pulang
mendoakan sehatku.
untukmu yang paling setia,
kukirim pelukan yang tak pernah lagi singgahimu.
aku membela manusia
dengan akal budi dan pemikiran matangnya
yang seringkali dikucilkan
dalam pergaulan sesama manusia
di antara matinya perikemanusiaan.
bibirku tak sanggup menghukummu
mataku luluh dengan pemandangan yang kutunggu
tapi seluruh isi kepalaku bekerja
dan sekali lagi egoku menang.
kesalku tak pernah ada
yang ada hanya rasa terkejut ini
"ternyata aku (masih) lebih menginginkan diriku sendiri"
berharap hati dapat memaafkan
namun semua yang keluar dari luar kepala
hanya berakhir konyol
dan jadi tertawaan di ujung hari.
maksudku ingin menghilangkan kecewa
yang kudapat hanya bunyi
dan kesendirian tetap jadi milikku
ia tak akan lebih lama dari kedipan mata
takkan lebih kekal dari ucapan
menanti angin itu harus dengan keikhlasan
bahwa ia tiba untuk segera berlalu
betapa ingin aku bilang
berulang kali tanpa henti
"aku menyukaimu"
supaya kamu tak lupa
bahwa aku akan jadi orang yang mengantarmu tidur
menemanimu melewati hari
merawat tubuhmu yang dekat dengan maut
dan memberimu alasan untuk terus bermimpi tentang hidup.
temanku yang baik,
aku tak perlu kau menyukaiku kembali
rasa ini bukan jual beli barang di toko
aku memberi
lalu sudah.
aku hanya ingin kau menantiku pulang
dengan cerita baru
subyek kulesapkan
dan obyek kubangkitkan
supaya kesannya aku tetap baik
dan kau tak diketahui
ketahauilah
dalam setiap kebaikan yang kulakukan
aku menabung kematianmu.
hari gini kamu masih saja jadi tai
ngga malu?
haha
ya, saya lupa.
ngga ada tai yang malu jadi tai ya
mereka takkan melihat tarian
takkan mendengar nyanyian
mereka takkan pernah mengadopsi pemikiranku
sebab mereka takkan sanggup
menyerap racun ke dalam tubuh
dan mengolahnya jadi nutrisi
tapi aku makan setiap luka
dan meminum darah darinya
aku olah tiap derita
supaya dalam tubuhku itu jadi obat
orang takkan menemukan mukaku bersemu merah
sebab jantungku tak pernah memompa darah
jantungku memompa amarah
dan detaknya adalah ancaman.
ia tertawakan orang yang mencoba menghentikannya
agaknya mereka ketakutan
melihat labya meminum dari cawan yang terluka
labya mengangkat cawannya
di atas derita
ia bersulang
ia merayakan kebebasannya
setelah puas ia membunuh
berkali-kali
dengan otaknya.
Kamis, 01 November 2012
menantiku memangsangnya
aku tergila-gila pada laki-laki yang tak menginginkan wajahku
tapi duduk berlama-lama denganku adalah orgasme terdahsyatnya
kami lalu bersenggama lewat obrolan
adu kepintaran
dengan kata-kata sebagai pengganti anggur.
kami mabuk dalam lekuk yang samar-samar muncul
di bawah hujan yang menghapus masa lalu
perempuan itu duduk menghadap matahari
ia mengatur rambutnya duduk di bahu
dengan bibir setengah terbuka
basah.
perempuan itu tak diteriaki
"jalang"
sebab ia duduk
di satu sore
*satuan waktu mampu memberimu nama, kau sadar?*
memakan partikel terkecil yang mampu kusentuh
melumat namamu
hingga hilang bentuk
aku akan memadu asmaraku dengan keindahanmu
hingga kau tak lagi punya alasan
untuk patah hati.
aku,
perempuan
dan namaku Labya.
tugasku memberi
hingga kau penuh dalam definisiku
itu karena kamu yang memanjaku dengan kebahagiaan.
di antara punggung orang yang membicarakanku
aku harusnya tancapkan pisau ke dalam mulutmu
dan membiarkan area tajamnya
mengoyak jalan keluar kata-kata
kamu harusnya kubunuh kemarin
supaya hari ini
aku bisa pura-pura berkabung
untuk merayakan kebahagiaanku yang menjelang.
menyerang membabi buta
dengan teriak histeris yang nyaris bersamaan
mereka memaksaku melihat maut
"mati, mati kau, perempuan pencuri cinta! matilah ditelah bumi. biar jangan ada yang memiliki tubuhmu. biar jangan lagi laki-laki kami lepas dari genggaman !"
aku yang sendirian
hanya bisa memohon
supaya cinta segera berlalu
hidupku selalu jadi pesakitan semenjak ia singgah.
selain bau keringatmu yang jatuh di pelukku
Jumat, 26 Oktober 2012
kuat
angkuh
tak kenal manisan
ia makan semua rasa
dan ia gunakan logika.
labyaku tak kenal patah
ia tak pernah hancur
labyaku
manusia bervagina yang tak butuh dipeluk
ia datang sendiri dan pergi sendiri
dan mataharinya yang bersemangat
ombak yang tawanya berderai
dan angin yang meliuk-liuk terbawa ombak
aku rindu pada kediamanku di atas sana
dengan kamu
yang selalu menginginkan pelukku.
tapi aku bisa menyenangkan mereka
dengan cara yang kadang mengecewakan
kencang dan berulang
"I dont do cry, I killed people in my head"
aku tak sudi dapat amal kebaikan
sebab tangan tengadahku
bukan meminta kebaikan
tapi mengutuki langit
tak bisa sembuh oleh airmata
ini luka penyebab mati
selalu harus ada
supaya aku tak jadi kekal.
dipajang rapi di dinding
mendatar
menurun
mereka akan jadi satu orang
nama mereka
kenangan
Sabtu, 20 Oktober 2012
di drive-thru saya dihakimi
beli di perhentian untuk mobil
saya pesan burger keju tanpa acar
penjualnya bilang :
"tidak bisa, mba. burger sudah satu paket. kalau mau burger harus mau acarnya."
saat itu saya bingung,
baru sekarang saya ditodong pertanyaan
yang mungkin tak mau saya jawab
apa kalau saya mau burger saya harus mau bagian paling tidak enaknya juga? tidak bisakah saya memilih yang saya suka saja?
apa kalau saya pilih kamu, saya juga boleh membuang bagian meresahkan ini? atau semua-muanya harus saya telan. di antara enak dan tidak enak itu, sensasi apa yang tersisa?
Sigh
yang kudapat hanya pintu dan jendela menganga
dimana kamu
aku tanya pada benda mati tak bersuara
selamanya mereka diam
bukan karena aku tak berasa lagi
hingga benda mati pun kuajak bicara
aku hanya tak tahu lagi
bagaimana caranya menghubungkan aliran ini
pada ujung kawat yang tak berkutub
sempatkan dirimu untuk menutup jendela dan pintu
supaya apa pun isinya
tak lagi ada kehilangan
milikku sederhana
bentuknya hanya
bibir melengkung sabit.
maaf kalau ini tak semewah pemberianmu,
hujan yang turun di musim kemarau.
kata perempuan itu pada tetangganya yang tidak bertanya sama sekali.
"anak saya hantu"
kata perempuan itu lagi pada temannya di kantor, yang bingung kenapa tiba-tiba diberitahu soal itu
"anak saya hantu yang keluar tanpa diminta pada bulan airmata"
katanya di depan cermin.
*mungkin karena itu kau begitu kesal tiap kali aku coba buktikan eksistensiku sebagai manusia. bagimu, aku hantu*
ra-dio
mengeluh
kata dokter
keluhanmu itu wajar
minum saja ini itu ini itu
lalu anak itu pergi ke apotik
diberikan ini itu ini itu nya
anak itu pulang setelah membayar
di rumah anak itu minum ini itu ini itu sesuai anjuran pemakaian
tidur
berharap sakitnya pergi setelah bangun
esoknya anak itu tak pernah bangun lagi.
tahu kenapa?
setelah anak itu tidur
ibunya menekan pemicu ledak
yang membangkitkan sakit di kepalanya
BAAAM!
kepalanya meledak
ia tak pernah bangun lagi.
(kamu pernah tahu sakitnya sakit di kepala yang dipicu oleh orang-orang paling disayang? kalau pernah ketemu anak itu, kamu akan tahu. kalau kamu jadi dokternya, jangan dikasih obat ini itu. kasih waktu untuk mendengarkannya)
manakala pikiran ini
melayang
ke tempat
aku bukan milik siapa siapa apa apa
(Tuhan, kenapa kau ambil semua yang terbaik yang ada di masa itu? kini kami hanya kepingan yang kehilangan lekuk untuk jadi padu)
Kamis, 18 Oktober 2012
i found my Jorge Regula
i'm walking down the street
i love you
lets go to the beach
lets go sailing
lets get a bite to eat
lets talk about movies
lets go to sleep
(tidur, yuk. sampai (katamu) hari berganti warna dan kita tidak sabar mengulang perjalanan itu)
mengintip dari balik jendela
di siang terik
dan ia buramkan hari
mengikuti jejak kakinya yang sepi
dan matanya yang layu
di antara bisu aku temukan sepetak keheningan
yang pernah hilang
dan di dalam hening itu
bahagiaku penuh
pada seorang biksu
aku merindu
dan ia tak boleh tahu
Selasa, 16 Oktober 2012
selain kepergian asap
yang hening/
tidak ada yang lebih syahdu
selain tubuh kita
yang bersatu
di sayup-sayup
api yang melahirkan asap
berlabuh di seratus pagi sebelumnya
dan aku menemukan malam
yang membuatnya basah oleh kenangan
namakan saja sensasi
Minggu, 14 Oktober 2012
kau mampu memenggal kepalaku
wahai kau yang mereka sebut tanggung jawab
*boleh kucungkil biji matamu supaya kau juga mau menghargai keadaan lawan bicaramu*
dan tubuhmu dipajang di sana
aku mau lihat cacatmu
sebelum aku setuju memakaimu.
supaya kita tidak jatuh cinta sia-sia
tanpa bermaksud bawa-bawa gender
kalau tidak mau disukai banyak orang
kata-kata ini terdengar tolol?
ya kira-kira samalah rasanya kayak baca opini :
orang diperkosa karena salahnya sendiri pake baju begitu.
mereka mengerti fungsi otak tidak?
oh, andai mereka mengerti beda otak dan kelamin!
ah, saya lupa
kebanyakan otak mereka dijepit paha
boys will be boys?
bisakah kamu kembali jadi anak laki-laki botak, bertubuh gempal, hitam, dan berlari-lari tiap kali nasi disuap?
bisakah kamu kembali jadi cadel, menggemaskan, dan suka bicara tanpa berpikir?
bisakah kamu kembali tersenyum dengan bibir merah kecil yang terhimpit kedua bola pipi?
bisakah kita kembali bermain di tangga
dengan puzle, lego, ular tangga, dan sedikit pembicaraan bodoh?
aku masih ingat,
ketika umurmu hanya satu angka
aku bilang
"kamu bukan anak mama. mamamu di amerika."
dan bibir merahmu mengerucut kesal
tak suka mendengar candaku
lalu kubilang
aku akan pergi ke ostrali
kau merengek-rengek minta ikut
tak kau pedulikan lagi candaku tentang siapa ibumu
bagimu saat itu,
akulah yang terpenting.
sahabat. teman sepermainan. anak laki-laki yang lahir setelahku...
*ayo menari ,seperti satu-satunya gambar kesukaanku di atas dinding!
ritual senin malam yang panjang
seorang bapak duduk termenung di belakang stir
ia rehat sejenak dari penatnya Jakarta
kemacetan di depan
bisin klakson di belakang
di depan wajahnya
terpantul sinar dari layar kotak
sebuah telepon genggam yang nyala di antara gelap
ia pandangi sms yang tak kunjung dikirim
"apa kabar? ayah kemarin telepon tapi tidak diangkat. kapan pulang? ayah kangen..."
lalu "ayah kangen..." dihapus
ia keluar dari menu sms,
ditekan deretan angka
ia memutuskan untuk menelpon saja,
siapa tahu rindunya segera sampai
di seberang sana terdengar nada panggil berkali-kali
yang lama-lama hilang tak digubris
lalu suara perempuan menjawab
"nomer yang anda hubungi..."
ia beralih lagi pada menu sms
dipandanginya sisa tanya dalam layar
dan sisanya itu cuma masuk ke kotak draf
jadi rindu yang tak pernah terkirim
sebentar kau bahagia
sebentar kau memaki
sebentar kau tertawa
sebentar lagi kau meledak penuh amarah
apakah dengki
apakah suka
yang sebenarnya bersemayam dalam kepalamu
?
kenapa?
apakah tampilanku yang ini terlalu sulit kau cerna?
kalau mau menemukanku yang mudah kau cerna,
tutup halaman ini
dan temui aku
jangan lupa bilang pesananmu
"... aku mau kau jadi bodoh, cantik, berambut lurus, kurus, hanya mendengar, goblok....."
mungkin aku yang itu
bisa kau lahap
bicara cinta itu bodoh.
dan bodoh itu mudah murah
siapapun suka.
mendadak bodoh?
aku yakin dia akan memaki
"orang-orang ini seenaknya membicarakan aku. mengenalku pun mereka tidak."
lalu aku akan balas memaki paling kencang
"heh! mau mengenal bagaimana caranya kalau keberadaanmu pun masih kuragukan?!"
dan percakapan ini berakhir sia-sia
semua penonton pulang berduka
saya cuma gak percaya mereka mau menerima kalau yang punya otak, akhlak, dan kemauan bukan cuma mereka tapi saya juga.
sampai sini kamu mengerti?
kalau tidak, saya harus negasikan semua kata percaya di tulisan ini.
tapi tak semua yang aku bilang pun benar adanya.
saya minta sepetak saja keheningan
yang saya bagi untuk diri sendiri
Rabu, 10 Oktober 2012
angin mengajak terbang
terbang, terbanglah bungaku yang kuning
hingga akhir.
aku mengantarmu
aku pergi bekerja
kamu menamaniku sambil menuju tidur
hari sabtu nanti
kita akan pergi
sama-sama terjaga
sama-sama berjalan
makan pizza dan minum bir
nonton film
mendengarkan musik
dan membaca
sabtu nanti,
mau?
Senin, 08 Oktober 2012
larut dalam lagu
cepat bawa aku pergi,
kita harus cepat pergi dari sini
aku yang sakau
melihatmu sakau
mulai dari detik kamu memulai angkat senjata
mulai dari kamu berjalan sambil buang tai di belakang
dan akhirnya aku yang tentukan
apakah aku mau balik angkat senjata dan menembakan peluru
memungut satu persatu taimu dan kutelan
atau
sederhananya,
biar saja
biar kamu mati kelelahan menembak
dan mati keracunan makan tai sendiri.
selamat menikmati, teman-yang-tidak pernah-jadi teman
Minggu, 07 Oktober 2012
beradu-adu hebat
beradu-adu cepat
mana yang lebih dulu mencapai puncak gunung
atau ujung samudera
kita berdua bukan dari tanah ini
tidak mengadu
untuk menertawakan yang kalah.
kita berdua besi
bergesek
menajamkan
besi dan besi tak pernah akan tumpul
hanya ada 2 pilihan
dua-duanya rusak
atau
dua-duanya tajam.
tiba-tiba
dunia
sudah ada dalam genggaman.
antara aku dan ruanganmu
akan selalu ada jarak
yang ditempuh tanpa perlu hitungan detik.
semuanya terhubung di sini
dan selalu begitu.
bagaimana kalau begini,
aku tenggelam
tidak mati
tidak juga nyaris habis napas
di dalam ruanganmu?
namun,
aku tenggelam dan enggan menuju permukaan.
*Leonardo, tanggung jawab kubilang!
mencoba berpikir lalu bego
dan kesederhanaan kayu mencintai api
aku mau tanya pada pak sapardi,
apakah cintamu selalu abadi?
atau bertaut di setiap sensasi?
"sampai malaikat pun tak berani ikut mengintip masa depan manusia"harusnya kamu, yang juga manusia, tahu diri...
somasi, so much for the truth
and ask the very same question
who
this isnt about who anymore
this is about how
and supposed to be why
but those questions
have nothing to do with you
anymore
so please go
and forget the answer
you will never find peace in public toilet
or happiness in other people shit
you and i
have no more in common
we are so strange in everything
since the day
you decided to lie
this is a war between me and being me
dan kudengar telah ada kesepakatan yang beramai-ramai akan menyerangku
jadi kulingkupi tubuhku, sekali lagi,
dengan ketabahan
menjadi tuli
atau sama sekali tak peduli
ini sudah biasa
kataku
dengan segala macam kontroversi menjadi aku
kuterima mereka yang perlahan menancapkan bendera perang
di punggungku
dan dengan tegak aku berjalan
maju
walaupun tubuhku berdarah
aku takkan mundur
sekali-kali tidak
sebab kalian tidak mengerti tentang aku
ataupun harga diri yang kukenakan
di pelabuhan, saat malam tiba
mengkaramkan kapalmu
menuntunmu masuk ke dalam bar yang biasa aku datangi
menjamu kita dalam pertemuan
dengan bir
dengan sigar
dengan wangi-wangian perjalanan masing-masing.
kamu tanya
"kenapa suka sekali ke sini?"
aku jawab
"di sini, menunggu-nunggu pertemuan, seperti layaknya ke halte bis dan menunggu bis lewat membawaku."
kamu diam lama
dan hening meremukan hatiku
aku pikir Tuhan benar-benar hanya main membawamu ke mejaku
dan bar ini selamanya akan jadi halte
lalu aku hilang di dalamnya
kemudian aku dengar jawaban
yang tidak ragu
"kita bisa pergi sekarang?"
lalu kupikir, Tuhan tidak pernah main-main...
lari sampai puas
ke titik ujung panorama
menyebrangi tebing yang tinggi
tidak menangis karena karang meninggalkan luka
menjelajahi daratan dengan pasir di bawah kaki
sampai di atas gunung
menghapal bentuk dan warna sapi yang berjemur
mencium aroma rumput yang kering terpanggang
mandi angin yang banyak
puas tertawa di ujung bukit
menemani matahari surut di bawah kaki gunung
menjerang malam dengan cerita
lalu kemudian
segalanya sunyi
sebab ada dua manusia
berkemul dalam selimut
meniadakan semua yang pantas dan tidak
mengejar satu
bahagia.
menghadapi orang tolol dengan ketololan adalah ketololan paling tolol. mau jadi tolol?
ada banyak kesalahan yang saya maafkan bukan karena rela tapi lupa.
lebih banyak lagi kesalahan yang tidak saya gubris, bukan karena dendam, tapi mereka yang bersalah sudah mati di dalam kepala. mati dan jadi bangkai.
Rabu, 03 Oktober 2012
i am no good i am no God
aku masih punya segudang sinisme untuk dibagi
selain kisah cinta yang melulu bahagia
masih ada juga benci yang membunuh pecundang-pecundang kecil dalam kepalaku,
semuanya siap diletakan di sini
untuk sama-sama kita caci
jangan takut,
mari mendekat
perhatikan lebih baik
tak semuanya di sini bahagia
semua yang indah yang kutaruh di sini
adalah hasil ejakulasi duka
hanya namanya saja yang bersalin
jadi suka.
pak pos, titip ini
merapat kemari
condongkan tubuh padaku
dan dengarkan apa yang nafasku utarakan
bahwasannya dia kering
tanpa pori-pori kulitmu yang menghirupnya
tidur lekatlah dengan dadaku
dan peluk semua detakku yang lari terburu-buru
karena gelisah kau tak datang
rasakan apa yang tubuhku getarkan
eja satu persatu rinduku
dan buahi semua cinta yang sanggup diberikannya
biar seperti air
dan tenggelamlah di dalamnya.
sebatang pun
gesekan api yang menyalakan sigar,
seperti alarm untuk terjaga
bangun
duduk
dan menuliskan cerita
di matamu,
nyala api di ujung sigar
adalah sumbu yang
kuharapkan masih dimiliki tubuh ini
untuk bernyala-nyala setiap hari
biarpun api yang bergelora melahapnya
hingga leleh di permukaan lantai
biar, biar tubuhku menerangi
tapi bagimu-ku,
gesekan dan nyala api di ujung sigar
adalah awal perbincangan panjang'
yang tak habis dilahap
hingga bersisa
sampai pagi buta
usia kita sepanjang batang sigar
setelah redup, habis api membakarnya,
kita usai dalam pertemuan
dan kembali menjadi pribadi yang sepi
dan kesendirian bukan masalah.
Selasa, 02 Oktober 2012
aku bangun dari tidur dan tidak menemukan wajahmu yang ramah itu,
aku memilih untuk tidur lagi
membiarkan pikiranku memutar gambar wajah
dengan bola mata hitam
dan kilatan yang akrab, sepi
sebelum kamu,
semua semu
setelah kamu,
aku yang jadi kelu
temanku, aku gagal memperingatkan hati untuk tidak jatuh. aku kurang awas dan semua yang bisa kulakukan sekarang adalah berserah jatuh di pelukmu. biar mereka yang tebak, siapa kamu siapa aku.
Minggu, 30 September 2012
satu oktober
ada kabar tersebar sampai di sini
anak perempuan jenius yang kau culik dari tanah kami
merayakan hari jadi.
apa kabarnya dia, Selandia Baru?
masih sehat bugar berbentuk gumpalan kemalasan?
atau sudahkah dia bertransformasi menjadi perempuan-perempuan berkulit putih, kaki jenjang, dan pernakpernik nyentrik?
apapun bentuknya, kudoakan dia menuai banyak bahagia.
"all of the night, all of the day, we're gonna rule the world."
tulisan ini adalah ucapan yang sedih tidak bisa langsung tiba di kupingnya
tulisan ini adalah bentuk lain dari pelukan hangat dari seorang sahabat untuk teman bermainnya
tulisan ini adalah mantra, mantra pengabul mimpi di siang bolong.
"dan semua pelukis, perupa, tukang gambar, banyak dapat bantuan "ide" dari temannya yang suka menulis."
selamat ulangtahun, Testa.
from half the world away
i'll see you in Boston
where we meet as greatest painter and writer ever existed
twenty and tremendous!
Kamis, 27 September 2012
woman
di tempat paling jauh
di timur bumi
aku takkan mudah menggapaimu
dan semoga jarak mengilhamiku bersyukur
semoga ada rindu yang diajarkan
walau aku akan banyak kesal kau tiada
pergilah kalau kau memang terpanggil
garami laut yang tawar
dan sinari ruang hitam yang pekat
aku janji akan jaga laki-lakimu dan si bungsu
jadi jangan lupa,
kakimu harus kembali lagi ke sini
walau di sana kau temukan mutiara
kamu cium kedua pipiku
ciuman yang melelah masuk ke dalam kulit
kamu bilang
"baik baik, gantikan aku."
perpisahan sementara,
biar akan datang lagi pertemuan,
perpisahan tetap perpisahan.
menyebalkan.
selalu sesak bermalam di dalamnya
ruang gerak terbatas
nafas pendek-pendek
kata "tunggu" di dalam ruang tunggu apalagi
lebih menyesakan
makin menghimpit
ya bolehlah
kalau mau keluar
tapi memang selalu begitu adanya
ditunggu tak kunjung datang
begitu keluar...
"ya, Pak atau Ibu ini, yang ditunggu datang"
mubazir berlebihan menunggu lalu ditinggal pergi
serba salah.
hidup memang ruang tunggu.
membosankan
Selasa, 25 September 2012
selalu ada salah dalam aku
kamu sudah tahu kalau mereka bilang saya perempuan abmoral? gara-garanya sederhana. hari ini saya menolak datangnya cinta tapi masih pergi bercumbu ke tempatmu. kata mereka, tak ada yang lebih sundal dari tidur di ranjang yang dingin. tapi, mereka kan tidak pernah tahu, kehangatan macam apa yang kita rasakan.
kamu sudah tahu kalau aku memutuskan untuk berhenti jadi abmoral? aku akan lebih bermoral kali ini. dan untuk itu aku harus membunuh aku. lalu setelahnya, semua kembali normal. mereka akan bergunjing tentang orang baru dengan suasana berbeda.
Senin, 24 September 2012
Minggu, 23 September 2012
sulit ya bercakap-cakap.
sulit ya
hmm
rindu dari pulau kelapa
obrolan kecil di dalam sini
macam anak baru kenal rasa.
sedikit-sedikit jatuh cinta,
macam anak gadis berubah jadi wanita.
sedikit-sedikit bicara banyak,
sudah sedikit keluar banyak,
mau jadi macam apa?
Subuh
di wujud tak bernyawa.
pada udara yang mengisi
pada suara yang menangis
di atas segalanya,
di bawah segalanya.
dengan ada atau tidak
dengan menjadi ada
atau hilang.
menyimpan waktu seperti memori,
menyimpan daya seperti kalori.
inilah sunyi setelah gemuruh doa datang di satu masa,
inilah padam setelah ribuan lampu di atas panggung menyala tanpa ampun.
inilah pagi buta,
ketika tak ada lagi yang terdengar,
kecuali derap kaki Tuhan,
turun perlahan
menyublim menjadi sinar matahari
namamu aman. takkan ada telinga mendengar. biar mata melihat dan tetap ragu. tenang, namamu aman. takkan keluar secuil huruf pun. namamu aman tersemat di tempat yang jauh dari panca indera mereka. aman.
Anak Perempuan Bapak
"bisakah jarak denganmu dan usia dipisahkan? supaya aku tak perlu mengecap rasanya ditinggal pergi. walaupun kau pergi dengan segala kebaikan. meninggalkan aku dalam kehormatan." -(kupinjam namamu) bidadari jatuh
tulisan ini untuk teman yang kulihat di dalam cermin.
anak perempuan itu berdiri dengan kekuatan yang membuat iri langit di hari Jumat. langit mendung menatap sendu ke arah pusaran duka. tak sangggup dia menepis rasa berkabung yang naik sampai ke atas. isakan, teriakan, permohonan, semua jadi dupa yang baunya dihirup dalam-dalam oleh langit. jika uap dari air butuh waktu lama untuk jadi hujan, abu dupa dari duka lebih cepat bergumpal dan jadi hujan. tapi melihat anak perempuan yang badannya tak lebih besar kilat, berdiri dengan tabah seperti karang yang disapu ombak, ia urung menangis.
siapa kamu?
anak perempuan ini diam, menunggu satu persatu orang pergi dari pusaran laki-laki yang dicintanya. dibenarkan letak bunga, tepat di jantung tanah. kembang tabur yang berserakan lemas tak bersemangat menyebar wangi, dirapikan. muka paling indah yang tetap tinggal di pusaran.
kuda betina
tunduk dalam-dalam mencoba mengintip isi bumi. memastikan dia yang terbaring di sana, aman.
sudah, sudah selesai. seperti ketika salib berdiri, dan langit memuntahkan amarahnya, Tuan yang tergantung di situ bilang "sudah selesai". begitu pula di sini. abu jadi abu dan kembali menuju pusar bumi.
tulisan ini untuk temanku, bukan semacam penghiburan, tapi salut yang kujejerkan rapi jadi kata.
kau titik hitam bulat sempurna di antara keramaian kata. yang menutup segala perjumpaan dengan rapi. yang luput dari tangkapan mata, yang sukar diartikan keberadaannya. jadilah sekuat titik di akhir kalimat. selesaikanlah apa yang mereka bicarakan, seperti biasa yang kau lakukan. dan untuk kamu lagi, yang tinggal terakhir, menatap cinta pertamamu lumat ditelan bumi, aku hanya bisa tawarkan kopi dan asap di masa sukar. ya?
Please be ok even when you think you are not. please be ok even when you are not. and i always believe you are stronger than the storm.
tanpa judul kutinggalkan pesan
kegairahanku bukan pada hal yang semata-mata dilihat oleh mata. bukan juga pada tubuh yang tergolek di atas kanvas seperti lukisan. kegairahan ini dialamatkan pada cahaya. pada udara. pada bau. pada rasa yang tidak pernah akan dinamai. yang tidak pernah sampai atau terbalas. duduk dalam rindu berlama-lama tanpa tahu bagaimana harus mengatasinya kadang lebih indah ketimbang memiliki segalanya dan tak lagi bergairah macam ini.
udara malam di kota, dengan keramaian yang lahir tiap detik, akan jadi sensasi paling kita rindukan ketika kaki sudah berlama-lama tertanam di dalam pasir atau menginjak permukaan gunung di utara bumi. jangan lupa, kita lahir dari mimpi dan hidup dengan pasokan oksigen dalam tidur panjang yang bahagia. selamanya akan begitu. tak usalah risau apalagi merepotkan diri dengan menyentuh perkara yang tak berakar. tak usalah semuanya dijadikan data yang harus dikoleksi lengkap dengan analisisnya. cukuplah semua ditaruh berombongan tanpa klasifikasi istimewa. ingat saja pada sensasi meledak seperti kembang api yang dilepaskan di puncak kegembiraan manusia.
kita adalah kita pada awalnya yang kemudian berpisah ketika meteor terakhir datang dan menghancurkan siangmalam. kita adalah kita pada akhirnya sebelum kembali jadi aku dan kamu. ingat ini bukan kisah cinta remeh temeh atau yang turun naik seperti ombak. ini adalah perjalanan yang sudah seharusnya saja dijalani tanpa perlu berpikir bagaimana caranya bisa sampai di sini.
Sabtu, 22 September 2012
Rabu, 19 September 2012
begitu seterusnya namamu akan kuingat.
kita banyak-banyak main mata akhir-akhir ini
bertautan seolah sedang temu janji, padahal tidak
dunia tempatmu tinggal, asing
tapi kehadiranmu, nyata.
kupikir jalanmu akan berarak dalam kawanan.
membentuk payung yang meneduhkan.
tapi satu kamu saja sudah cukup teduh.
tolong datang lagi,
sekarang atau besok,
kebetulan yang menyenangkan bersegeralah manakala kalutku datang bergelombang
Selasa, 18 September 2012
mimpi buruk
pernikahan mereka adalah skenario yang harus dijadikan nyata.
sebab tanpa mereka,
saya tidak ada.
sedihnya, saya tidak percaya
pernikahan saya ada dalam skenario.
aku mau tulis apa?
aku paling kenal kau. duapuluhtahun aku habiskan untuk mengenali gerakgerikmu. tanpa perlu belajar atau bertanya, aku menirumu. aku duplikat dalam bentuk kelamin berbeda dengan kadar emosi yang kurang lebih melengkapi. kalau aku tercipta berpenis, aku mungkin besar jadi laki-laki hebat sepertimu.
bertambah tualah dan bergembira. sebab kehidupanmu mewarnai punyaku. sederhana saja, kau membuatku bahagia dengan menjadi bahagia. kalau kau sakit, aku yang pertama akan menyuguhkan penghilang rasa sakit. kalau kau sedih, percaya, aku yang pertama akan mengeluarkan stok lawakan paling garingku sepanjang masa. kalau ada yang berani menyakiti, menyedihkan, meresahkanmu, aku yang akan berdiri di garis paling depan dan mengayunkan pedang menebas mereka. aku akan jadi batu karang di atas kerapuhan usia senjamu..
papa, selamat ulangtahun. kau adalah laki-laki pertama yang kusayang dan seterusnya begitu. kemarahanku yang seringkali menyelinap di antara kerja kerasmu membahagiakanku, takkan pernah bisa kutebus. tapi aku mohonkan pada Tuhan, kau diberi usia panjang. untuk berdiri bersamaku di depan mata orang banyak, mengangkat tinggi-tinggi hasil kerja kerasmu yang kuwujudkan.
berbahagialah, pap. 365 hari dan sukacita lainnya. selamat.
kakiku ini, Keli, terbuat ringan. besar dan perkasanya hanya untuk menakuti lawan. sebenarnya, ia ringan. keduanya ringan hingga mudah terbawa angin. saking ringannya, jejakku sulit terekam. dan orang, kadang tersesat bersamaku.
ah, Keli, andai aku juga bisa bilang apa yang sering kau ucapkan. "bagiku, cinta saja sudah cukup". betapa manis duniamu. sayangnya, itu naif. mencintai apa Keli? cinta itu apa, Keli? jelaskan, jabarkan padaku serinci-rincinya. kalau memang cinta cukup, kenapa ia bawa pergi seluruh harapanku untuk hidup bahagia? sayang, aku tidak akrab dengan rasa yang satu itu.
ya, Keli. aku petarung. dan lawanku adalah orang sepertimu. sayang, Keli, aku senang mendengar cerita tololmu tentang cinta. bagiku itu hiburan. sehingga, untuk sekarang kau takkan kumusnahkan. dirimu yang mengagung-agungkan ketiadaan cinta itu akan kujadikan pelabuhan kecil. pelabuhan tempat aku mencari angin segar.
aku menyayangkan kamu yang cepat-cepat berlalu ketika aku sedang ingin lama-lama menjadi bodoh.
maaf,
malam ini aku rindu kamu
dan cepat-cepat menyudahi ini saat tahu daya otakku turun beberapa persen
bisakah kita tidak berbicara. tidak dengan mulut, tidak dengan mata, atau menghentikan baris-baris panjang di dalam kepala. tanpa apapun, marilah kita jadi bisu. mencoba melakukan yang tidak pernah kita lakukan, yaitu mendengar. dengar tanpa harus berbicara setelahnya.
kau cari apa Keli.
kalau kau cari jawaban padaku, aku pun tak bawa.
kalau kau cari telinga padaku, aku punya dua seperti juga kamu.
tapi yang kita cari lebih dari sekadar jawaban atau telinga untuk mendengar rumusan jawab versi kepala masing-masing.
kita butuh lebih banyak dari itu.
kita butuh ruang,
yang dapat membuat nafas berhenti tanpa mati
ruang itu bisa kita ciptakan dengan kesunyian yang bisu,
percaya?
Minggu, 16 September 2012
Tautan
Rabu, 12 September 2012
terima kasih untuk harga diri yang lebih besar dari kepala saya. dengan bangga saya bilang, ya, saya tidak takut kehilangan kepala ketimbang harga diri saya yang dipancung.
anak manis
keli, keli, anak manis yang selalu bersusah hati. mengapa sulit bagimu untuk paham bahwa kau tak perlu terus menerus bersusah seperti itu jika mau? tidakkah lelah kau gantungkan harimu pada seutas benang yang mudah putus. tidak inginkah hatimu mencari jalan beraspal untuk dijejaki. kerapuhanmu adalah pilihan, dan kuhargai itu. pernahkah kau dengar cerita seekor burung yang terbang jauh ke selatan bumi hanya untuk mencari musim panas sepanjang tahun? bahkan burung pun berusaha sekuat tenaga untuk melihat matahari dan menghindar dari musim dingin yang menusuk tulang. tidak rindukah kau pada logika? jangan terus paksa hatimu untuk bertahan pada kesejatian yang palsu, yang mereka sebut cinta. sebab menurutku, cinta takkan tinggal berlama-lama. ia hanya datang di musim tertentu. carilah matahari dan hiduplah sepanjang tahun. atau kau boleh terus lakukan pilihanmu dan cobalah sedikit berusaha untuk bahagia. sebab hidup, menurutku lagi, bukan tentang seberapa panjang harinya tapi tentang seberapa senangnya kau tinggal di dalam satu hari.
Finding Neverland
sekalipun kau menolak adanya aku dalam hidupmu.
kau boleh berhenti menulis kartu padaku,teman yang baik
dan menghilangkan jejak gambar wajahmu
yang sebenarnya selalu kau kirim padaku.
tapi aku tidak akan mundur
aku akan terus percaya bahwa di suatu dunia yang jauh dari sini
kita adalah satu kesatuan
tanpa jarak
-keli menulis ini pada lembar terakhir suratnya yang tak jadi dikirim. balasan terakhir dari temannya yang baik mematahkan hatinya. apakah aku cuma ilusi di dalam kepala orang-orang banyak? seru keli di selipan lamunan panjangnya.
Selasa, 11 September 2012
pada bayangan yang menolak wajahku
sahabatku yang baik sekali kalau tersenyum
halo, Keli. ini sudah beberapa minggu semenjak kartu pos terakhir yang kau kirim padaku. ya, Keli, aku tahu, kalau aku tidak seharusnya menulis padamu sebelum kau kirim kartu pos terakhirmu. tapi untuk menunggu datangnya kartu terakhir itu, aku bisa mati kebotakan dulu. aku tidak bisa sabar menunggu. tiap menunggu-nunggu suratmu itu, jariku gatal menggaruk kulit kepalaku yang sama sekali tidak ada rasanya itu. tapi mau saja kugaruk, sebab aku sangat tidak sabar menunggu. jadi kuputuskan untuk menulis surat padamu, berharap kau dapat mengatur pengiriman kartu pos lebih cepat.
langsung saja Keli,
aku akan sampaikan hal yang membuatku sungguh tidak bisa lagi menunggumu eh makusdku kartu pos darimu. pertama, aku tidak sabaran. kau ingat peristiwa di stasiun kereta waktu itu? aku sampai nekat berjalan menyusuri rel untuk sampai ke stasiun berikutnya saking tak karuan hatiku harus menunggu. kedua, gambarmu di kartu pos itu sungguh membuatku kecanduan. ya, Keli, aku candu pada senyummu dalam tiap kartu pos. kalau boleh kusandingkan senyummu dengan bulatan bulan di langit malam maka aku harus bilang bahwa bulan pun tertunduk malu. malu dia, Keli, melihat sempurnanya senyummu membentuk sabit. dan ya, sneyummu itu seperti rangkaian kata dalam suratmu. sneyum yang bercerita. jadi aku harus cepat-cepat mengikuti kelanjutan kisahmu dari senyum itu.dan ketiga, ini sebenarnya yang paling penting, Keli, aku akan menjalani operasa mata. ya, Keli, penyakitku bertambah rumit. untuk dijelaskan dalam surat ini rasanya akan buang banyak tinta dan kertas. aku mau kau tahu, segera setelah surat ini kukirim padamu, bola mataku akan diambil. segera. oleh karena itu, sebelum aku tak bisa lagi menangkap gambarmu selamanya, aku ingin dan sangat ingin mengabadikan senyummu yang selamanya akan bercerita dalam kepalaku.
nah, Keli, aku harus berhenti di sini. mataku sudah banjir dengan kerinduan berjumpa dengan senyummu. kiranya kau akan segera kabulkan permintaan terakhir dari kedua bola mataku. senyum itu. cukup. ya? baiklah, kutunggu, Keli.
peluk hangat,
aku.
untuk teman Keli yang baik,
aku tidak tahu siapa Keli yang kau bicarakan. dan kalau kau yakin aku ini Keli, mungkin kau harusnya tidak hanya mengoperasi matamu. ada baiknya kau periksakan juga isi kepalamu. sebab sudah kutulis ribuan kali balasan, aku bukan Keli. dan kartu pos macam yang kau ceritakan itu, tidak pernah ada.
salam.
dead by book
kecemasan ini awalnya dimulai di ruang kelas. seperti biasalah, di dalam ruang kelas, kami ini disuapi banyak-banyak benda yang katanya bernutrisi. suapan pertama, enak. kedua, ketiga, keempat, masih nikmat. begitu masuk suapan kelima dan selanjutnya, mendadak perut mual. tubuh mulai menunjukan sebuah tanda perlawanan. BERONTAK. teriaknya. tapi sia-sia. sebab perintah yang diserukan dengan semangat itu tidak disampaikan oleh petugas penyebar komando dari otak, saraf. saraf saya mati. entah karena kekenyangan dijejali yang "bernutrisi-nutrisi" itu atau memang mendadak tumpul. bodoh. bego. tolol. lebih parah lagi, dungu. intinya, ketika saya mau bilang "stop, jangan lagi disuap. saya kenyang. eh bukan, saya tidak suka. saya mau makan kalau saya mau saja. nanti tapi. stoooop!", saya lumpuh. saraf mati. dan dentuman keras itu mulai muncul. tiap suapan sesudahnya menimbulkan tiap hentakan yang makin lama makin lama makin besar. DOM DOM DOM. saya pikir, matilah saya. mati overdosis yang bernutrisi-nutrisi itu... habis perkara. tinggal nama nantinya saya, selamat tinggal buku-buku bagus dan musik yang tidak pernah bisa saya nyanyikan. kiranya kita punya kesempatan bersua di dimensi lain.
sesaat sebelum saya pikir saya akan segera kehilangan kesadaran (lagi-lagi saya harus ulang, akibat kekenyangan dijejali yang "bernutrisi" itu), muncul suara yang secara mendadak menyerbu dan dengan mudahnya menggerakan tubuh saya.
"ANAK PEREMPUAN, KAMU MALAH TIDUR! ASIK-ASIK DIDONGENGI YA DI KELAS"
mati saya mendadak batal. dengan sigap dan penuh ketahanan akan rasa malu, saya angkat kepala dan menggosok mata yang pedih menahan kantuk. luar biasa. saya hampir mati suri. mati suri akibat kepala saya berontak. berontak menolak yang saya tidak sukai. dan seperti biasa, ketika saya tidak suka, sistem dalam kepala saya secara otomatis mematikan jaringan saraf. ya, SAYA KETIDURAN LAGI DI KELAS SIANG INI GARA-GARA SAYA ENGGA TAHU LAGI CARANYA MENCERNA ILMU (atau opini) ITU.
Minggu, 09 September 2012
"takut?"
fearless
benar-benar takut sampai tidak tahu bagaimana harus berani?
seperti tidak ada cara lain dan rasa lain
selain takut.
takut,
saya takut. takut jadi lemah. takut ketahuan lemah. takut dikasihani.
padahal ketakutan saya pada lemah adalah kelemahan itu sendiri.
dan bagaimana caranya saya harus menyudahi semua ini
jika tidak pernah ada titik awal
apalagi akhir.
takut,
saya takut.
apa kamu pernah takut?
jangan marah kalau kita harus terjaga sampai tengah hari
hanya untuk bicara hal remeh temeh macam remah biskuit dan es limun, ya?
baiknya
apa saya pernah minta anda kasih saya kesetiaan?
lho, siapa yang marah-marah. suka melucu. saya tidak marah ini. kan cuma tanya.
apa anda pernah merasa saya mintakan sebuah kesetiaan?
tidak?
tidak pernah?
kok lucu. tiba-tiba anda datang bawa kesetiaan banyak-banyak dan anda kasih ke saya.
anda tidak bilang memang kalau kesetiaan itu adalah buah permintaan saya.
tapi anda sendiri kasih untuk saya.
sekarang saya tanyalah pada anda,
buat apa sebenarnya anda kasih barang itu pada saya? buat apa?
saya tidak minta.
anda yang kasih.
tentu ada alasannya.
apa, tidak ada?
oh.
baik-baik. jadi kesetiaan yang anda kasih itu benar-benar buat saya tanpa alasan apapun, ya?
ya?
lalu sekarang saya tanya,
saya sudah terima pemberian anda itu.
sudah jadi milik saya kan sebuah kesetiaan dari anda?
sekang kenapa, kenapa, dan sekali lagi saya tanya, kenapa
barang yang sudah jadi milik saya itu
tiba-tiba anda tukar dengan paksa
pertama anda ambil
kemudian anda bilang
"maaf, kesetiaan ini ternyata tak cukup baik."
lalu anda kasih barang yang baru, perpisahan.
ok, kesetiaan anda tidak lagi diterima di sini. ambil sekalian perpisahan itu. baiknya kita tidak usah saling memberi. atau menerima
saya tidak marah.
dan ini bukan marah-marah.
jangan sok.
pause
Kamis, 06 September 2012
siklus ini bagai kutukan untuk semua labia
“aku harus kembali. Hidup dalam kenyataan. Terimakasih atas mimpinya. Denganmu, aku bermimpi tanpa harus tertidur.”
Lalu kau pergi dan sekali lagi aku harus mengulang melakukan hal itu, mentato tubuhku dengan nama-nama mereka yang menghilang. Rah.
Rabu, 05 September 2012
sayang
aku tunggu. baik-baik kamu di ujung jalan itu. kita pasti bertemu. dengan atau tanpa cinta.
desember,
kita hanya berjarak hari,
aku tahu kau akan baik
kau tahu aku semakin baik.
desember,
jangan menua,
kutitipkan usia
dan bahagiaku di masa yang akan datang.
desember,
aku jatuh cinta, jatuh cinta sehebat-hebatnya rasa.
agustus
Labya patah hati
ia pergi ke bukit ilalang membawa semua ceritanya
lalu membenamkan kepalanya ke tanah-tanah kering bulan Agustus
ia bilang
"bumi, kutitip dulu semua hal yang pernah membuatku begitu bahagia. suatu saat, jika kebahagiaan ini boleh jadi milikku lagi, aku akan datang dan mengambilnya."
di akhir musim panas bulan Agustus, tahun ini.
Labya datang lagi ke bukit.
ia gali tanah yang pernah dititipinya sebuah cerita.
dia bilang
"angin, bawa pergi semuanya."
lalu Labya petik ilalang yang paling menjulang yang bisa ditemukannya
dikaitkannya ilalang itu lalu ditaruh di atas kepala menyerupai mahkota.
pikirnya,
lima tahun sudah kuberikan pengabdian tertinggi untuk rasa
sekarang,
aku mau lari. lari dan jadi manusia. bukan tanpa rasa. hanya, kalau punya terlalu banyak rasa itu kadang rasanya sama seperti tidak punya apa-apa.
tapi manusia kayaknya punya hal di luar kebiasaan untuk mencari kehidupannya sendiri.
maka bergeraklah!
temukan titik pusaran
terbiasalah menjadi biasa-biasa /dengan begitu tidak ada suatu hal luar biasa yang menjadi kebiasaan. ini hanyalah awal/ dari yang biasanya biasa menjadi di luar batas kebiasaan//
di tiap putaran, aku temukan aku. di tiap pakaian, aku temukan aku. aku yang jadi kamu, aku yang jadi dia. apa untuk membahagiakan kalian, aku harus melupakan aku yang paling aku? atau inilah aku tanpa aku.
Jumat, 31 Agustus 2012
musim panas
Kamis, 30 Agustus 2012
berbuih-buih, aku tuliskan hidup
saya tinggal lama-lama di sana. saya akan banyak minum air dari tyrrhenian sea. berenang di pinggir tebing yang melindungi Italia dari dunia luar.
lalu jalan kaki menyeberang perbatasan menuju Yunani.
Yunani, aku jatuh cinta pada laut Ionia.
aku ke sana, tergesa-gesa.
memilih batu dan memolesnya dengan kapur warna tanah.
cukup satu ruang besar untuk hidup
dan pantaimu sebagai halamannya.
kamarku adalah gua-gua di lautan birumu yang kujadikan warna hati.
blue cave.
dan aku cave man yang berlindung dari radiasi manusia.
kalau nanti aku berhenti menuliskan kabar di sana,
carilah aku,
mungkin hidup-mungkin mati bahagia
di pulau Zantes
aku mau mati di situ,
di laguna yang terkenal dengan kapal karamnya.
karam dibawa arus laut kembali jadi garam.
mari kita makan pizza sampai kegemukan,
mari kita tenggak bir dan menyumbang asap banyak-banyak,
mari kita jalan di malam gelap,
mari kita lakukan hal yang kita kira hanya bisa dibayangkan,
mari kita jadikan waktu yang sementara ini sebagai kertas kosong.
mari.
aku mau isi kertas itu
tanpa perlu buru-buru merobeknya,
lalu dibuang jadi sampah.