Tidak akan ada kunjungan pada masa lalu
Sekalipun ia merongrong dengan rasa iba
Wajah yang kini bermandi rasa malu
Dan tubuh telanjang menahan kesepian,
Takkan mengusik sedikit pun
Belas kasihku
(jangankan belas, satuan pun tak sudi kuberi)
Harusnya kau mengerti
Bahwa tiap pohon akan berbuah
Dan pohon yang kau tanam itu,
Isinya ampas dari rasa bahagia
Penuh cela
Dan dengki
Jadi kau sudah harus waspada,
Jika musim kemaraumu tiba,
Buah itulah yang harus jatuh ke perutmu
Dan mengenyangkanmu dengan tiap cecap sakitnya
Jangan ketuk pintuku,
Tiada obat untuk menawar warna kasih yang luntur
Tidak ada komentar:
Posting Komentar