Tidak seperti mereka, aku kurang yakin tubuhku mampu menikmati rasa sakit. Kesakitan merangsangku jadi monster, yang sekali-kali bergidik mendengar nyeri. Tak ada kesulitan lain yang kupahami selain menanggulangi rasa sakit.
Aku ragu, sakitku adalah nikmat. Jangankan menikmatinya, untuk melawannya pun aku tak berdaya. Mungkin di balik persembunyianku dengan ribuan pil dan berliter-liter air yang kuhirup, aku pengecut. Ya, kecut dalam rasa sakit yang dengan gagahnya memperkosaku. Melepas satu persatu lapiasan kekebalan, hingga tubuhku tanpa ketahanan.
Fiuh, aku berhenti...
Bahkan membicarakan sakitku pun aku ketakutan. Ini memakan tubuhku. Ini menyiksa isi kepalaku. Ternyata, sakit adalah cikal bakal kebencianku. Dan kebencian, mereka beranakpinak dengan ganasnya hingga...
Hilanglah aku
Mati aku dalam rasa sakit.
AUCH!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar