Selasa, 11 September 2012

pada bayangan yang menolak wajahku

kepada Keli,
sahabatku yang baik sekali kalau tersenyum


halo, Keli. ini sudah beberapa minggu semenjak kartu pos terakhir yang kau kirim padaku. ya, Keli, aku tahu, kalau aku tidak seharusnya menulis padamu sebelum kau kirim kartu pos terakhirmu. tapi untuk menunggu datangnya kartu terakhir itu, aku bisa mati kebotakan dulu. aku tidak bisa sabar menunggu. tiap menunggu-nunggu suratmu itu, jariku gatal menggaruk kulit kepalaku yang sama sekali tidak ada rasanya itu. tapi mau saja kugaruk, sebab aku sangat tidak sabar menunggu. jadi kuputuskan untuk menulis surat padamu, berharap kau dapat mengatur pengiriman kartu pos lebih cepat.

langsung saja Keli,
aku akan sampaikan hal yang membuatku sungguh tidak bisa lagi menunggumu eh makusdku kartu pos darimu. pertama, aku tidak sabaran. kau ingat peristiwa di stasiun kereta waktu itu? aku sampai nekat berjalan menyusuri rel untuk sampai ke stasiun berikutnya saking tak karuan hatiku harus menunggu. kedua, gambarmu di kartu pos itu sungguh membuatku kecanduan. ya, Keli, aku candu pada senyummu dalam tiap kartu pos. kalau boleh kusandingkan senyummu dengan bulatan bulan di langit malam maka aku harus bilang bahwa bulan pun tertunduk malu. malu dia, Keli, melihat sempurnanya senyummu membentuk sabit. dan ya, sneyummu itu seperti rangkaian kata dalam suratmu. sneyum yang bercerita. jadi aku harus cepat-cepat mengikuti kelanjutan kisahmu dari senyum itu.dan ketiga, ini sebenarnya yang paling penting, Keli, aku akan menjalani operasa mata. ya, Keli, penyakitku bertambah rumit. untuk dijelaskan dalam surat ini rasanya akan buang banyak tinta dan kertas. aku mau kau tahu, segera setelah surat ini kukirim padamu, bola mataku akan diambil. segera. oleh karena itu, sebelum aku tak bisa lagi menangkap gambarmu selamanya, aku ingin dan sangat ingin mengabadikan senyummu yang selamanya akan bercerita dalam kepalaku.

nah, Keli, aku harus berhenti di sini. mataku sudah banjir dengan kerinduan berjumpa dengan senyummu. kiranya kau akan segera kabulkan permintaan terakhir dari kedua bola mataku. senyum itu. cukup. ya? baiklah, kutunggu, Keli.

peluk hangat,
aku.








untuk teman Keli yang baik,


aku tidak tahu siapa Keli yang kau bicarakan. dan kalau kau yakin aku ini Keli, mungkin kau harusnya tidak hanya mengoperasi matamu. ada baiknya kau periksakan juga isi kepalamu. sebab sudah kutulis ribuan kali balasan, aku bukan Keli. dan kartu pos macam yang kau ceritakan itu, tidak pernah ada.


salam.


Tidak ada komentar: