begitu lupa aku bagaimana menjadi berani. berani dalam mengakui. dan betapa naiv aku merasa diperhatikan, pada kedua mata yang bahkan tak melihat padaku. aku sungguh ingin menyesali hari lalu yang mencabik kepercayaan dan harapan, menyisakan sebegitu kecil dari keindahan romanntis. membuatku aku berbaring pada pembaringan yang sepi, dalam dunia buatanku sendiri.
mulutku bergerak atas bawah, cepat lambat memuji namamu. tapi kau pasti tak mendengar. karena kita dipisahkan ribuan mil jauhnya. mataharimu tenggelam, matahariku terbit. tapi bulan kita satu, dan rumput yang menari dihadapanku adalah juga yang menari untukmu.
seandainya mungkin ada satu hari, aku ingin menemukanmu tertidur. memasuki alam pikiranmu yang kosong, dan menggambar sendiri memori yang ingin aku buat. tentang kamu dan aku yang berdiri di bawah hujan. atau kamu yang mengantungi sinar bulan kala hatiku melilit. mungkin saat kamu memotret wajahku untuk disandingkan dengan senja. dan saat aku memasak sepiring penuh pasta yang memerah seperti pipimu... aku ingin menggigitmu pada kedua bola mata yang berseri setiap kita bertemu
aku mau sayang
tapi kau mau yang lain
dan hari ini aku harus bisa
berpura pura lagi, seolah dirimu tidak nyata dalam duniaku. seakan kita memang hanya begitu, menyapa saat bertemu dan berpisah. tidak yang lain
walaupun jujur,aku ingin menari saat kau menyanyi
aku ingin berputar saat kau bergitar
aku ingin kau
pada hari ini (dan selamanya)
Minggu, 26 April 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar