lalu sekarang jarak itu muncul. tiba-tiba ada bagai kiamat yang dinanti sekaligus diharap tak kunjung datang. kau pernah bilang padaku, biarlah begini baik adanya. kau gembira dan aku si penggembira. kau bercanda masalah itu-itu saja. aku tetap tertawa. mungkin karena kita satu, aku telah menerka ini akan lucu. sekarang, ketika kiamat itu tiba, ratapmu terdengar lumrah.
"kau harus kutinggalkan"
sama seperti ketika kau bergumam
"kini saatnya aku pergi"
dan kita berjarak, sepi celah ini. kabar baiknya, tak ada yang harus merasa ditinggalkan dan meninggalkan. kabar buruknya, aku tetap merindu.
mudah-mudahan, waktu tak cepat memperlebar jarak ini. dan harapku, kau masih bisa kutemukan di sela-sela memori atau rak buku di toko-toko.
(untuk cerita pengantar tidur dan seluruh kenangan manis yang menyelimutinya)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar