"nanti dulu. tunggu kau selesai sekolah lalu pergilah ke mana pun kau inginkan."
ia menunggu sampai waktu yang dimaksud ibunya tiba. dengan penuh harap dan hati penuh debar, ia pelajari peta dunia. beberapa tempat ditunjuknya. beberapa kota diajaknya berkenalan.
suatu waktu, mereka pergi ke pasar. ia melihat sebuah koper yang rasanya akan ia butuhkan. ia minta dibelikan. ibunya bilang, "nantilah, kita akan beli kalau kau sudah siap pergi." ia pun menyimpan lagi keinginannya. dan selama masa penantian itu, ia merasa seperti sedang menabung. menabung waktu untuk diledakan besar-besaran.
hingga sampai masanya, masa yang dikatakan ibunya. datanglah ia, membawa tabungan kesabaran akan mimpinya pergi melancong.
"mama, aku akan pergi melancong. sekarang."
ia tambahkan tekadnya yang bulat ke dalam pernyataan itu.
ibunya memperhatikan anak itu. anak gadisnya. lalu ibu itu berdiri,
"buat apa? kau sudah selesai sekolah. sekarang, mulailah hidupmu di sini. uruslah karirmu dan manjakan dirimu dengan sebanyak-banyaknya masa depan."
ah, anak gadis itu pergi pulang ke tempatnya tidur dengan hati susah. tabungan yang disimpan rapat-rapat dengan penuh kesabaran tiba-tiba dipecahkan di waktu yang salah. ledakan itu tidak luar biasa. ledakan itu membumihanguskan tabungan beserta isinya. sampai pada keping terkecilnya.
kadang hidup begitu rumit,
untuk bisa menghidupi hidup
kita pun dipaksa mengerti hidup orang lain
kita dipaksa hidup
hidup seperti orang lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar