orang bicara selangkangan seperti bicara tentang langit
"wah indah ya!"
dan aku langsung yakin,
mereka yang umbar-umbar keindahan selangkangan di atas meja makan
adalah manusia-manusia maskulin
tak peduli kelamin mereka berbentuk apa.
sepertinya ada yang menarik soal selangkangan ini
entah karena mereka mengeluarkan bau yang yang dapat memikat sekaligus menjebak
atau karena bagian ini separuhnya kiriman dari surga
aku yakin,
kata selangkangan dan teori-teori tentangnya
pertama diucap sebagai prasyarat mengikuti permainan maskulin
semacam balapan antar jenis kelamin
memperebutkan posisi gender yang setara atau lebih
permainan ini dimulai oleh Adam
dan diteruskan dalam kitab-kitab agama
setidaknyda dalam lima kitab yang kukenal di negeri ini
mereka menyatakan daya yang maha agung itu sebagai dia (laki-laki)
dan menariknya,
kehidupan kemudian seolah berputar di tangan mereka
lalu munculah perempuan-perempuan yang mendendam
yang menyimpan lukanya dalam-dalam
dan mengunci mulut mereka
kemudian seolah menemukan kunci itu lagi
mereka buka mulut mereka
lalu teriak keras-keras
mulai dari tetek bengek seputar priuk sampai urusan selangkangan
jadilah mereka ini gelombang keras perempuan
yang menuntut kesetaran
sebermulanya pembicaraan mengenai selangkangan didasari rasa pahit
pahit karena selangkangan mereka dinomorduakan
pahit karena mereka tak boleh mencicipi manisnya getah yang keluar dari sana
pahit memang ketika itu jadi mahkluk berselangkangan bolong
sebermulanya pembicaraan mengenai selangkangan semata-mata karena ada dorongan untuk melepas diri dari pasungan
lalu,
mengapa sekarang pembicaraan itu hilang makna?
sekadar estetis atau bumbu dalam komoditas.
aku bilang,
tak ada indah-indahnya bicara soal selangkangan
sebab kami memulainya dari rasa pahit
dan kau tak pernah mengecap sedikitpun itu.
(bagi mereka yang pernah dan sedang berusaha meyakinkan diri bahwa bicara selangkangan itu sekarang jadi semacam tren)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar