Kan aku sudah bilang,
Jangan bilang siapa-siapa
Kamu malah bilang aku bilang
Saling bilang, silang baling
Kamu tuh maling!
Senin, 25 Februari 2013
Selasa, 19 Februari 2013
dan aku bangga
mainanku barbie
dan aku tak pernah bercita-cita jadi mereka
aku cukup bangga
aku cukup sombong untuk bilang
"terima kasih, aku jawa sumatera. hidung bangir masuk ke dalam, mata besar, kulit coklat, dan rambut keriting. setidaknya, aku berpikir. bukan mainan"
adalah perkara Tuhan
dan manusia cukup menamainya
memori kolektif
atau deja vu?
ter ser ah
kita bisa bikin Tuhan
dari bentuk apapun
tapi kita tidak bisa tandingi kekuasaannya atas waktu
dan waktu
sepertinya menjadi satu-satu kekuatan yang belum ada tandingannya
selain doraemon
yang muncul dari laci
pergi ke masa silam
tapi kita harus ingat
doraemon hidup di kertas, di layar kaca
ia tak punya kuasa atas hidup ini
Tuhan,
kau masih juaranya.
ini gelitik bukan kritik, hanya sampai di geli tak jadi keki
orang bicara selangkangan seperti bicara tentang langit
"wah indah ya!"
dan aku langsung yakin,
mereka yang umbar-umbar keindahan selangkangan di atas meja makan
adalah manusia-manusia maskulin
tak peduli kelamin mereka berbentuk apa.
sepertinya ada yang menarik soal selangkangan ini
entah karena mereka mengeluarkan bau yang yang dapat memikat sekaligus menjebak
atau karena bagian ini separuhnya kiriman dari surga
aku yakin,
kata selangkangan dan teori-teori tentangnya
pertama diucap sebagai prasyarat mengikuti permainan maskulin
semacam balapan antar jenis kelamin
memperebutkan posisi gender yang setara atau lebih
permainan ini dimulai oleh Adam
dan diteruskan dalam kitab-kitab agama
setidaknyda dalam lima kitab yang kukenal di negeri ini
mereka menyatakan daya yang maha agung itu sebagai dia (laki-laki)
dan menariknya,
kehidupan kemudian seolah berputar di tangan mereka
lalu munculah perempuan-perempuan yang mendendam
yang menyimpan lukanya dalam-dalam
dan mengunci mulut mereka
kemudian seolah menemukan kunci itu lagi
mereka buka mulut mereka
lalu teriak keras-keras
mulai dari tetek bengek seputar priuk sampai urusan selangkangan
jadilah mereka ini gelombang keras perempuan
yang menuntut kesetaran
sebermulanya pembicaraan mengenai selangkangan didasari rasa pahit
pahit karena selangkangan mereka dinomorduakan
pahit karena mereka tak boleh mencicipi manisnya getah yang keluar dari sana
pahit memang ketika itu jadi mahkluk berselangkangan bolong
sebermulanya pembicaraan mengenai selangkangan semata-mata karena ada dorongan untuk melepas diri dari pasungan
lalu,
mengapa sekarang pembicaraan itu hilang makna?
sekadar estetis atau bumbu dalam komoditas.
aku bilang,
tak ada indah-indahnya bicara soal selangkangan
sebab kami memulainya dari rasa pahit
dan kau tak pernah mengecap sedikitpun itu.
Sabtu, 16 Februari 2013
Ketika dua pengelana bertemu dan bertukar cerita,
Rapat besar digelar.
Semesta bicara
Ribuan dimensi dipasang di garis depan
Siap menghadang kami yang saling mempertajam.
Teman baik dari ujung daratan yang berbeda,
Selalu jadi sumur untuk ditimba
Sekaligus muara untuk beristirahat.
Jangan pernah berpikir membunuh dahagamu denganku.
Aku tidak mau botolku kosong segera,
Sebab berlama-lama kau teguk,
Aku selalu utuh
Timur bertemu mataharinya
Karena katanya perempuan itu 85% terdiri dari rasa,
Mereka tuduh pergerakan kami sangat personal
"karena itu, wahai perempuan, janganlah bergerak menunggu murka. Kita tidak butuh turun untuk naik. Kita butuh naik terus. Sebab permainan ini bukan milik jenis kelamin mana pun. Permainan ini sudah dimulai sebelum kitab-kitab mencatat laki-laki sebagai manusia pertama."
Lalu saya kembali pada kerumunan yang meneriakan "ini terlalu personal"
Dan menunjuk satu persatu wajah mereka
Kamu
Kamu
Kamu
Kalian semua pernah merasakan ranjang saya pada musimnya,
Ketika kalian beranjak
Saya tidak marah
Tetapi ketika kalian ingin kembali lagi dan meminta selimut dari ranjang saya,
Saya bilang "bukan musimmu"
Kalian mencaci dan bilang
"sundal"
Sekarang kalian berdiri dan berteriak menentang kami bergerak
Saya bilang sekarang,
"tolong maafkan kalau kata tidak dari saya menyakiti kalian. Pulanglah, kalian terlalu personal memaki kami."
Untukmu yang menjual kebenaran
Kamu salah pilih lawan
Kamu kambing dan pergi ke tempat jagal
Kamu tunjuk muka saya dengan tanduk kecilmu yang kamu pikir hebat
Lalu teriak dengan lantang,
"dosamu banyak. Saya pegang surat pengampunannya. Ayo maju, ambil keselamatanmu"
Saya lihat itu dan cuma tertawa
Dengan golok terasah,
Saya maju
Bukan untuk surat itu
Bukan untuk pengampunan
Jangan bicara lagi
Sebab ini hari matimu
Kamu kambing yang mengajak tukang jagal bertarung.
Sungguh, kamu salah pilih lawan!
Jumat, 08 Februari 2013
Harusnya jangan kau telan semua pemberianku
Sebab kata dokter
Lambungku terinfeksi
Dan ciumanku meracunimu
Tapi justru kau telan
Dan melihat ketenanganmu diracun begitu
Aku waswas,
Jangan-jangan kau karmaku?
Maka kuhantarkan usia tuaku sebagai gantinya,
Asalkan tak Kau biarkan mereka berlalu jadi kenangan
Yang beku bisu menunggu biru
Diracun amarah dari dalam jiwaku yang dikutuk Zeus.
Senin, 04 Februari 2013
Minggu, 03 Februari 2013
Sampai nanti tiba waktunya,
Aku ingin perjalanan ini kita iringi dengan sorak sorai.
Sebab pada kesudahannya
Hanya duka yang akan melintas.
Untuk kepulangan yang kali ini,
Langkahku berat
Alangkah senang jika ada ombak menyeretku hingga ke pusar lautan dan membenamkan amarahku di sana.
Hujan,
Aku anakmu yang lahir bersama kilatan
Dan ketika itu
Gemuruh langit tak sengaja masuk ke dalam tubuhku
Hingga sekarang aku dirasuki amuk badai,
Bagaimana caranya aku menetes ke bumi dengan syahdu
Seperti gerimis yang turun menyambut pagi?
Pause.
Tanyakan pada tiap perhentian,
Pada tiap terminal atau halte
Pada mesin atm yang mengintip dengan semangat di pom bensin
Pause.
Tanyakan pada istri yang memasak di dapur,
Menggoreng mimpinya bersama bumbu
Tanyakan pada jandajanda di rumah gedongan,
Yang mengisi ranjangnya dengan ratap dari satu lenguhan ke lenguhan palsu lain
Tanyakan pada kekasihkekasih yang menanti wanita mereka lepas dari tiang erotis
Pause.
Masih tidak tahu?
Tanyakan pada dirimu yang terlalu lama diam di satu titik,
Itu pause?
Sambil menghabiskan sore di batang abu,
Aku mimpikan hidup tenang dan bahagia
Lupa sakit seperti apa bentuknya
Lupa pedih bagaimana rasanya
Tenang
Tenang saja
Lalu tibatiba senja sudah lewat
Dan usiaku di ujung malam.
Terima kasih luka,
Karena kau aku masih ingat rasa.
Dan batang abuku habis mengepul di udara.
Menulis tidak
Menggambar tidak
Sepertinya sekarang sedang menikmati jadi bahan cerita
Sekalikali mau juga jadi pelaku...