Minggu, 30 Desember 2012
kini aku perlu datang
tidak seperlunya saja
tapi benar-benar perlu
itu canduku.
yang dengan senang hati membicarakan nasib burukku
dan dengan gembira menertawakan kisah dukaku
terima kasih.
justru karena kalianlah
aku sadar
dunia adalah tempat yang jauh lebih baik
jauh lebih indah
jauh lebih memesona hatiku
ketimbang duduk bersarang di antara kalian.
kudoakan kalian menemukan jalan ke neraka,
segera.
dine
mungkin karena aku tak pandai berharap
terlalu suka bermimpi
dan tak pernah berani membicarakan masa depan
Rabu, 26 Desember 2012
Semua akan mencapai titik kejemuan. Dan percayalah, kamu juga. Jangan segan untuk pamit dan bergegas mengejar pesawat. Tak perlu hatimu berat melangkah pergi. Sebab kau tak pernah benar tinggal. Layangkan kepalamu menuju tempat yang hijau dengan hewan ternak berbaris menhiburmu.
Akan tiba masanya, padaku tak ada lagi suka. Daun kering jatuh menunggu hancur. Bunga layu tergantung menunggu angin membawanya.
Jangan tunggu kering
Mengadulah pada dunia
Selasa, 25 Desember 2012
one is not born, but rather becomes, -a woman
Senin, 24 Desember 2012
l played my drum for you
rampapapapam
MERRY CHRISTMAS
he was born somewhere in December
he was born.
he left us some euphoria
maybe all he wanted for his repeated birthday every year
is you and me
together
laughing, eating, bringing all the goodnes that long gone.
Peace be with you. for all the good people, love is in the air!
Rabu, 19 Desember 2012
Selasa, 18 Desember 2012
Tidak, saya bukannya tidak bisa patah hati. Hanya saja dalam banyak kasus, saya menolak rasa sakit dari patah hati.
Jadi, ya, saya pernah patah hati dan sering pula mengalaminya. Kalau orang tidak tahu dan menyangka saya sedingin es maka itu sama sekali bukan urusan saya.
Senin, 17 Desember 2012
Tidur,gih!
Menjagamu dengan rindu supaya segera dapat bertemu lalu bercumbu mengalahkan waktu. Ah andai i love you itu tidak terkesan palsu dan mendayu aku pasti sudah menyematkannya untukmu.
Kubaca jejakmu di antara debu yang ditiup kemarau. Bergulung membentuk putaran arah tak menentu. Kompasku hilang dalam badai, hingga jejak-jejakmu yang sebatas pertanda tak mampu kuungkap.
Ibuku menyambut dengan dua buah dada yang menghapus dahaga,
Kupeluk kepulanganku mesra-mesra,
Sambil terisak mengaduh padanya.
Kataku, "hilang lagi satu kepercayaanku. Badai merenggutnya dan musim kering menghilangkan jalannya. Aku kesepian dalam sesat."
Dan ibuku membelai kepalaku sambil berkata lambat-lambat,
Kemarin kekasihku juga pergi.
Lalu ayahku keluar sambil memukul dinding dengan ganas, ia bilang
Mana makananku, perempuan?
Kasihku hilang bentuk. Ibuku hilang kasih.
Terserah aku mau apa,
Bahkan jika dalam tulisanku aku menginginkan lebih dari satu ranjang persetubuhan
Kau tak boleh marah.
Aku peluk siapa yang ingin kupeluk
Dan kulepas tubuh yang mengharap keabadian
Kau boleh memutuskan tak percaya Tuhan,
tapi pada maut? Kau tak mungkin memungkirinya
Terserah aku mau apa
Melantur pun jadi hakku.
O please dont give me that "sorry"
Tidak akan ada kunjungan pada masa lalu
Sekalipun ia merongrong dengan rasa iba
Wajah yang kini bermandi rasa malu
Dan tubuh telanjang menahan kesepian,
Takkan mengusik sedikit pun
Belas kasihku
(jangankan belas, satuan pun tak sudi kuberi)
Harusnya kau mengerti
Bahwa tiap pohon akan berbuah
Dan pohon yang kau tanam itu,
Isinya ampas dari rasa bahagia
Penuh cela
Dan dengki
Jadi kau sudah harus waspada,
Jika musim kemaraumu tiba,
Buah itulah yang harus jatuh ke perutmu
Dan mengenyangkanmu dengan tiap cecap sakitnya
Jangan ketuk pintuku,
Tiada obat untuk menawar warna kasih yang luntur
Sepandai-pandainya manusia berjualan
Tak selamanya dirinya terbeli.
Kamis, 13 Desember 2012
Mata itu lagi,
Yang terperangkap jauh melebih kemampuanku menyelamatkannya.
Tak bisakah pandang berbinar itu beralih
Atau bisakah aku pura-pura tidak menyadarinya?
Kekaguman yang tiada henti pada :
Tanganmu, yang mengurut kepenatanku
Lenganmu, yang merengkuhku jauh dari mimpi buruk
Tubuhmu, yang tabah menangkapku kala kalut
Matamu, yang berjaga
Keringatmu, yang harus menetes untuk menyenangkanku
Dan untukmu, yang jadi juara ketika menghadapiku.
Selamat ulang tahun, tuan yang baik. I like you everyday
Rabu, 12 Desember 2012
You are not dying till...
Tidak seperti mereka, aku kurang yakin tubuhku mampu menikmati rasa sakit. Kesakitan merangsangku jadi monster, yang sekali-kali bergidik mendengar nyeri. Tak ada kesulitan lain yang kupahami selain menanggulangi rasa sakit.
Aku ragu, sakitku adalah nikmat. Jangankan menikmatinya, untuk melawannya pun aku tak berdaya. Mungkin di balik persembunyianku dengan ribuan pil dan berliter-liter air yang kuhirup, aku pengecut. Ya, kecut dalam rasa sakit yang dengan gagahnya memperkosaku. Melepas satu persatu lapiasan kekebalan, hingga tubuhku tanpa ketahanan.
Fiuh, aku berhenti...
Bahkan membicarakan sakitku pun aku ketakutan. Ini memakan tubuhku. Ini menyiksa isi kepalaku. Ternyata, sakit adalah cikal bakal kebencianku. Dan kebencian, mereka beranakpinak dengan ganasnya hingga...
Hilanglah aku
Mati aku dalam rasa sakit.
AUCH!
Selasa, 11 Desember 2012
Tapi matamu tak bisa menatap ke depan. Bola matamu tertinggal. Selamanya pikiranmu terperangkap di belakang.
Aku bukan sosok di depan kepalamu. Jadi bayangan pun aku tidak. Kalau dari jarak seintim ini aku merasa tak dipandang , mungkin aku benar hanya area tunggu
Senin, 10 Desember 2012
Aku tidak memilih lokasi kelahiranku. Aku tidak tahu bagaimana caranya mereka menghadirkanku. Aku hilang jejak di sana. Keadaanku terlahir otomatis.
Tapi, aku akan pilih matiku. Pilih cara, waktu, dan bagaimana kemudian tubuhku hilang. Bukan di rumah sakit, dengan rasa sakit yang mengerikan. Bukan di rumah jompo, dengan usia tua yang menyedihkan. Tubuhku takkan terkubur syahdu dalam tanah. Biarlah aku hilang. Aku hilang dengan caraku sendiri. Dan kali ini, kalian yang harus bertanya-tanya bagaimana nanti aku pergi (sama seperti kedatanganku dulu).
Ya, nanti, sebelum kekuataan maha besar itu mengambil alih rencana ini.
You are not dying till...
Tidak seperti mereka, aku kurang yakin tubuhku mampu menikmati rasa sakit. Kesakitan merangsangku jadi monster, yang sekali-kali bergidik mendengar nyeri. Tak ada kesulitan lain yang kupahami selain menanggulangi rasa sakit.
Aku ragu, sakitku adalah nikmat. Jangankan menikmatinya, untuk melawannya pun aku tak berdaya. Mungkin di balik persembunyianku dengan ribuan pil dan berliter-liter air yang kuhirup, aku pengecut. Ya, kecut dalam rasa sakit yang dengan gagahnya memperkosaku. Melepas satu persatu lapiasan kekebalan, hingga tubuhku tanpa ketahanan.
Fiuh, aku berhenti...
Bahkan membicarakan sakitku pun aku ketakutan. Ini memakan tubuhku. Ini menyiksa isi kepalaku. Ternyata, sakit adalah cikal bakal kebencianku. Dan kebencian, mereka beranakpinak dengan ganasnya hingga...
Hilanglah aku
Mati aku dalam rasa sakit.
AUCH!
Semua orang bicara dan aku hilang
Aku mengerti bahwa ketiadaanku adalah ada yang lain.
Bayangkan, kau adalah Boni. Boni yang pergi bersekolah. Boni yang hobinya berkebun memancing, dan semua kegiwtan luar ruangan. Boni punya satu kakak perempuan, satu adik perempuan, ibu dan ayah. Anjingnya mati sebulan lalu dan ia masih berduka.
Suatu hari kau bayangkan, Boni ini mati atau lesap dari rutinitasnya. Ia tak bersekolah. Ia tak berkebun atau memancing. Tak ada lagi kakak dan adik perempuan atau ayah dan ibu. Boni hilang, lenyap bersama seluruh dunia yang dia hidupi.
Siapa yang tersisa?
Mari kembali pada awal kataku,
Ketiadaan adalah ada yang lain. Ketika aku bilang, bayangkan kaulah Boni. Ketiadaan Boni menghasilkanmu. Dan ketiadaanmu menghasilkan Boni- boni yang baru. Jadi, apakah adamu adalah kamu yang sebenar-benarnya?
Tidak akan. Jangan dipikir. Inilah keadaan yang mengerikan buatku. Mungkin, aku yang bicara ini bernama. Atau tidak?
Minggu, 09 Desember 2012
Jangan kesepian
Persediaan kataku melimpah buatmu
Semoga setelah ini yang maha pemberi tak berniat membungkamku.
Biarpun kau selalu sekuat lautan di kala badai,
Aku tetap akan turun melindungimu dari segala yang jahat, yang mengusik peraduanmu.
Siapapun bisa lihat betapa kau berharga bagiku.
Kali ini, kamu yang tidak boleh sakit.
Sabtu, 08 Desember 2012
Bahkan ketika kepalaku meledak
Dan isinya berhamburan jadi serpih
Semua milikmu -baumu,wajahmu,suaramu,helai rambutmu,pundakmu yang berdiri simetris,lengkung senyummu- akan utuh tersisa di dasar ledakan.
Kalau nanti tubuhku tak berkepnala
Maka kaulah gantinya.
Jumat, 07 Desember 2012
Jangan ganggu perempuan yang didera tiap bulan. Awas, ia menggigit!