jangan lagi kenakan seragam itu.
rasanya firasatku kali ini benar. sekalipun ia tak sedang bertugas, seragam itu terasa petaka di sekitarku.
sudah copot dan kenakan yang lain
ia malah bangga tubuhnya dibalut satu setelan lengkap yang akan menyamarkan ia dalam barisan
katanya aku harus terus bersatu dengannya biar mati sekalipun
dan benar
setelah ia keluar
tak pernah lagi kulihat ia melucuti seragamnya
dengan gagah dan teguh hati,
ia mata dalam seragamnya.
atau bolehlah kukatakan,
sesuai firasatku sedari awal,
ia mati dibunuh seragamnya.
penembak itu mungkin tak menginginkannya,
hanya ingin melihat setelan coklat kelam itu berubah jadi kanvas berdarah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar