Tidak, Pter sayangku berbau pepermin madu,tidak. Aku hanya tiba-tiba ingin melihat penderitaanmu. Sebab minggu ini hariku terasa berat. Pekerjaan menumpuk dan banyak pesta yang lewat. Aku bosan bukan main. Tak ada sama sekali alasan untuk tersenyum. Maka kuundang kau untuk main sandiwara di sana, di tempat yang lebih rendah dari telapak kakiku.
Entahlah. Ada sedikit penghiburan di tiap tangismy yang sebenarnya sudah basi itu. Kata-kata rengek itu seperti lelucon bagus bagi orang yang mengalami pekan jahanam.
Oh, Pter. Terima kasih. Atas penderitaanmu, kuucapkan banyak terima kasih. Rasanya itu satu-satunya hadiahmu bagiku selama kita berkasih-kasih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar