ternyata saya hanyalah sehelai rambut yang jatuh di tumpukan padang ilalang yang menguning dan subur. tidak berarti.
seperti halnya ujung rambut yang patah dan menjadi lemah, saya ketakutan manakala padang ilalang adalah rumah baru tempat saya harus hidup. mengingat kepala yang menjadi sumber hidup di masa lampau, kini harus berhadapan dengan satuan warna hijau yang subur. sulit meyakinkan diri bahwa ini adalah rumah (baru)...
dalam kesepian menjadi berbeda, dan dalam rindu kepada anak rambut lainnya. teriakan yang menyayat tak kunjung merekatkan luka yang menganga. sebilah doa yang kutanam di atas tanah padang ilalang ini, tak juga kuat menggemburi lahan untuk aku berbaring.
kemudian matahari datang dan pergi, senjaku muncul dan terbenam. malam-malam pekat bergantian menjaga selimut langit... di hari yang kesekian ratus,saya dapati bayangan diri yang terpantul di tubuh embun. siapa saya? masihkah saya sehelai rambut yang lepas dari kulit kepala itu? atau...inilah saya sekarang, sebatang ilalang yang tengah menguning warnanya?
siapa saya sekarang? siapa saya kemarin?
Minggu, 05 September 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar