serbuk kayu yang berhamburan
menepi di pinggiran jendela
meniti di antara jalan panjang kunci dan kenop
ia menyapa setiap pijakan yang dihampirinya
dan mencium mesra angin yang meniupkannya
serbuk kayu,
kau peluk udara
dan kau sentuh langit-langit
bagimu tiada atas dan bawah
tiada tempat yang tak mampu kau singgahi
serbuk kayu tanpa kata layu,
kapankah kau jumpa pada akhiran?
akankah selalu hidup berlalu dengan angin yang meniup lalu
...
Sabtu, 04 September 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar