memangnya kenapa jika Labya senang menertawai gambarnya yang tercermin di kerumunan itu?
tawa jadi heroin untuknya
dan setiap senyum adalah kemabukan baru.
memang kenapa kalau kita hidup dari bersenang-senang tak kenal luka,begitu dosakah?
Labya suka ditertawakan oleh karena kepiawaiannya meniru kesukaan mayoritas.
tapi mereka lupa siapa Labya, mereka lupa Labya tak berkepribadian. rupanya 1000. dan ekspresinya berubah sesuai musim di hatinya.
mereka lupa kalau Labya hanya seorang pemain watak.
jadi bukan Labya yang mabuk oleh tawa kerumunan.kerumunan yang tersihir permainan Labya.
kasihan
tawa jadi heroin untuknya
dan setiap senyum adalah kemabukan baru.
memang kenapa kalau kita hidup dari bersenang-senang tak kenal luka,begitu dosakah?
Labya suka ditertawakan oleh karena kepiawaiannya meniru kesukaan mayoritas.
tapi mereka lupa siapa Labya, mereka lupa Labya tak berkepribadian. rupanya 1000. dan ekspresinya berubah sesuai musim di hatinya.
mereka lupa kalau Labya hanya seorang pemain watak.
jadi bukan Labya yang mabuk oleh tawa kerumunan.kerumunan yang tersihir permainan Labya.
kasihan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar