kebenaran itu sangat subjektif
dan subjektif itu berarti relatif
siapa sebenarnya tahu
bahwa merah adalah merah
dan bukan hijau
siapa yang sebenarnya mengerti
kotak adalah kotak
bukan bola
bukankah pada dasarnya
manusia menangkap dan mengerti sesuai apa yang mereka mau
seperti
jika itu indah,
maka itu indah
suatu hari,
saya melihat seorang teman saya terjatuh di tangga
dia meluncur cepat
kepalanya membentur ke tiap sisi anak tangga
warna merah mengucur cepat
dan seketika dia bangun
begitu saja,
tersenyum
percaya?
jangan,
kuberitahu
yang sbenarnya...
teman saya memang terjatuh
tapi setelah dia turun dari tangga
tidak ada darah
tidak ada senyum
terjatuh saja
selesai
siapa yang percaya versi kedua?
siapa yang percaya versi pertama?
sesungguhnya
tidak ada tangga
tidak ada teman saya
tidak ada yang jatuh
tidak ada darah mengucur
karena seperti yang saya bilang kebenaran itu subjektif
kadang manusia membangun alur sendiri setelah melihat merasakan kejadian yang sesungguhnya
impresi
fakta atau tidak
bukan fakta atau fakta
agar sebuah bangunan cerita itu menarik
untuk kembali diceritakan
bukankah benar jika dikatakan
fiksi selalu menarik
dibanding fakta
berimajinasi selalu lebih menyenangkan
ketimbang bekerja di kantor, sekolah, kamar
karena di situlah kita benar2 menemukan apa yang ingin kita lihat rasakan alami
jadi sesungguhnya,
apa itu kebenaran?
bagaimana orang bisa bilang
amerika salah, ini benar
israel benar itu salah
saya buruk kamu tidak
bukankah dalam suatu fakta setiap orang selalu punya pendapat
selalu ada kepentingan bermain-main di dalamnya
maka itu tidak ada kebenaran yang mutlak
semua berubah
menjadi lebih baik atau buruk
menjadi jelas atau buyar
semua berseru,
ini kan begini
bukan,
itu yang begini
lalu siapa yang benar siapa yang salah
atau sebenarnya saya yang paling salah
karena sekali lagi
bukankah itu sangat subjektif
kebenaran sunggun mengecewakan
Minggu, 24 Mei 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar