tangan tak henti berdegup di detik-detik berikutnya. saat kulit itu meyentuh jari. hangatnya mengalir melalu sendi dan nad, terus menuruni labirin-labirin dalam aliran darah. menuju jantung. jantung terpompa oleh getaran yang datang tiba2 mengusik.
mata menyampaikan impuls pada magnet-magnet otak, yang terhubung ke otak. merekam tiap jengkal indahnya di muka. otak tak lagi berteman dengan logika, cuma hati. hati bersekutu dengan otak, juga jantung. mengobarkan sensasi ke penjuru tubuh. ke kuping, yang menyerap gelombang infrasoni, ke hidung yang membaui aromanya, mauk pelan merambat melaju menuju jiwa
"halo, nama saya Pria. kamu?"
dan kamu diam, tak sanggup mengembalikan kesadaran diri. tergagap oleh pesonanya. kamu jatuh karena lengat. tapi tangannya tidak menangkap kamu. ia cuma berjongkok, membungkukan tubuh supaya badanmu ditangkap dadanya yang bidang, yang berdegup sama seperti kamu. rambut kamu menyentuh wajahnya dan tangamu melukai keningnya. ia tak goyah, tetap berusaha menopang tubuhmu. dan selama 1 detik itu, manusiawi kamu terbunuh, mati tanpa sisa. cuma tinggal kamu dan rasa.
"hati-hati."
"Maaf"
"kamu tahu, saya rasanya tahu sesuatu..."
"tahu apa?"
"bagaimana rupa tulang rusukku. ternyata berat ya,"
kamu memerah, merona karena mengerti. lalu kalian tertawa. cuma tertawa. kamu di tubuhnya, dia tubuhmu. dan lengkaplah tubuh Pria, saat tulang rusuk terekat kembali. Jadi satu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar