kau lagi-lagi itu kau
yang berjalan berderap-derap di lorong panjang gelap yang tak berujung
kau ah kau juga lagi
yang diam-diam mematung memperhatikan dengan mata menusuk
coba ubah dulu air mukamu yang masam-masam bau ketiak itu
jujur saja aku muak mencium aroma wajahmu yang begitu selalu
kau tak lelah dibenci?
tak lelah dihujat?
pasti kau kuyuh karena layu
berilah perona sukacita pada pipimu
dan biarkan mata yang memandang balik padamu
tersenyum
bukan tertawa pahit
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar