justru karena saya realistis,
saya tidak mendayu-dayu
atau memaki-maki di tempat umum.
saya realistis bahwa pilihan itu selalu tidak terduga.
orang-orang boleh memilih
orang harus memilih
mereka juga yang nantinya akan terima resiko.
jadi apa saya marah?
apa saya kecewa?
saya memilih untuk tidak pasrah dan berkabung.
saya memilih hidup. saya memilih langit-langit. saya memilih untuk berlari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar