manusia mudah menyakiti, baik itu ditujukan pada dirinya maupun oranglain. manusia pandai menghakimi namun tak pernah berani mengakui. manusia pandai berpura-pura namun tidak pandai menghadapi kenyataan. manusia selalu mengeluh dan menangis saat merasa tidak berdaya, namun tidak pernah berhenti untuk berfoya-foya dalam eforia.
itulah kita dan satu juta lainnya masalah yang harus dihadapi diakui dan ditelan setiap harinya.
saat saya pergi ke kaca dan melihat wajah saya
saya lupa bagaimana dahulu orang-orang pernah menunjuk muka ini, mencubit, mencium, membelai dan mencintainya karena keluguan yang pernah tercetak di atas kulit wajah saya ini.
setelah waktu saya biarkan memainkan perannya, saya tidak pernah lagi menikmati waktu untuk memperhatikan wajah...sebab itu membawa saya pada suatu kerinduan yang tak terselami
kembali lagi pada manusia
ternyata dunia yang berputar itu tidak membawa kita pada perubahan sikap yang berarti selain kemajuan fisik tertentu
ternyata saat maatahari pergi kembali ke peraduan, ketakutan kita yang terbesar justru bukan karena gelap yang datang setelahnya namun merasa enggan menghadapi matahari lagi nantinya
dan begitulah
bagaimana otak saya kini bermain-main dalam teror dan menghasilkan tulisan yang saya tidak tahu bagaimana mengakhirinya!
Kamis, 01 Oktober 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar