Ayolah saying, berapa puluh kali harus kubilang
“kau cantik. Kau manis. Dan kau indah”
Tapi begitulah, kau tetap saja bisu
Lalu sudah juga kupeluk tubuhmu,
Karena kau bilang aku ini lelaki yang dingin hatinya
Nah, maka kupeluk kau rapat-rapat dekat hatiku
Supaya dapat kau rasai kehangatannya
Lalu kau tetap saja bisu
Sampai aku bingung bukan kepalang
“kenapa kau sayang”
Kuguncang tubuhmu,
Kau malah membeku
Diam tak hanya bibir, juga mati gerak
“kau marah?”
“jangan marah sayang, aku pergi hanya sesaat. Kini aku di sini kemabali”
Lalu seorang pria lain berbaju serba hitam mendekatiku,
Dan, oh… kenapa dia
Memelukku erat samabil sesekali tersedu
“he, siapa kau?”
Ia malah menepuk bahuku dan menarikku ke pinggir
Dari pinggir sanalah baru semua terlihat
Gadisku diam membisu
Juga terbujur kaku
Di dalam peti kayu
Di atas altar
“oh, jadi kini kau yang pergi. Balas dendam rupanya”
Dan tanpa sadar hujan turun tak berhenti
Mengalir di atas leherku
Sampai ke dada
Dan tiba-tiba kurasai
Kebekuan itu
“maaf aku mencintaimu dengan percuma, seandainya aku tahu hanya ada 1 hari untuk menyayangimu….”
Jumat, 05 Desember 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar