gambar ruang putih yang miring
simetris
di sela-sela udara yang masuk dari celah langit-langit buta,
ada bayangan gerhana yang lupa
lupa arah kembali ke atas
masuk dalam ruang putih miring
menggambar gelap di antara berkas cahaya
terkurung ia dalam imajinya sendiri,
tentang rumah
tentang dambanya akan pelukan
terkungkung tertawa,
menikmati rantai yang menahan lari
ada bunyi kaca yang dijentikkan perlahan
diadu dengan logam mengkilat
mengisi sepi dengan tarian yang lumpuh
ah,
andai aku burung
ruang putih miring
langit-langit, pintu masuk gerhana
kaca yang merefleksikan sepi,
biar semua kuhalau
dan pergi ke atas
menuju terang yang paling bersinar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar