inilah saatnya dimana jalan kita tiba-tiba menjadi satu. tiba-tiba tanganku tak lepas bersama angin, namun aman dalam genggamanmu. kini telah tiba saat tawa kita adalah gambaran dari mukamu dan mukaku yang mencintai,yang bersama malam melepas lelah.jika kemarin aku tertidur dan bermimpi, maka aku ingin bangun karena kau bukan mimpiku. tapi hari ini aku ingin terus bersama malam dan menghabiskan angin yang menyisir bulu halus pada tengkukku.sebab kamu hidup dalam mimpiku dan mataku yang terjaga. kamu adalah dua versi mata uang. sebuah gambar yang kupuja, dan bilangan yang bernilai. adakah kau sadar?
kau mata uangku, langit malamku yang menghempas di atas kepala. begitu indah sehingga tak ternilai, kaulah itu. tak ada yang terlalu lebih atau kurang. atau panas atau dingin. atau cukup. tidak, sebab kamu adalah lembaran langitku yang baru. yang harus sesegara mungkin ditulisi oleh eforia yang baru...
seandainya saja tali itu tak dipaksa mengikatmu,
aku takkan menghilang
menjadi serupa dengan bayangan yang gelap
agar kau menemukanku tapi tak menangkapku
kini aku berdiri pada pagi hari, berharap bulan menjemput matari lebih cepat
agar langit malamku tiba
dan lihat,
aku temukan kau!
Jumat, 19 Juni 2009
hello silence
keramaian dan keriuhan membunuh rasa
mematikan sinyal antara kita waktu dan alam
aku mati
dalam keriuhan yang meninggi
semangat hura hura membakar tulang
adakah sendiri masih begitu diinginkan
pesonanya yang magnifis
dan kemagisannya yang mematriku untuk keluar dari kerumunan
kau,sepi
memanggilku dengan membunuhku
supaya aku terbangun
dalam ruangan kosong
dan menemuimu,sepi
mematikan sinyal antara kita waktu dan alam
aku mati
dalam keriuhan yang meninggi
semangat hura hura membakar tulang
adakah sendiri masih begitu diinginkan
pesonanya yang magnifis
dan kemagisannya yang mematriku untuk keluar dari kerumunan
kau,sepi
memanggilku dengan membunuhku
supaya aku terbangun
dalam ruangan kosong
dan menemuimu,sepi
Diposting oleh
beckybec
di
12.43
jika saja aku tahu, bagaimana merusmuskan mimpi
aku ingin menulis
karena aku tahu
mata mata akan membaca barisannya
hati hati akan terketuk menyemati kata katanya
dan jiwa jiwa mulai mencari keselamatannya
maka
satu hari nanti
aku harus menulis
karena semua butuh membaca
dan semua ingin mengerti
bagaimana merasakan atmosfer dalam dada
karena aku tahu
mata mata akan membaca barisannya
hati hati akan terketuk menyemati kata katanya
dan jiwa jiwa mulai mencari keselamatannya
maka
satu hari nanti
aku harus menulis
karena semua butuh membaca
dan semua ingin mengerti
bagaimana merasakan atmosfer dalam dada
Diposting oleh
beckybec
di
11.22
Sabtu, 13 Juni 2009
sebuah tangkapan yang besar, bung
Saya tidak tahu mengapa keharuan ini sulit ditahan. Haru yang bahagia, yang sendu sekaligus . bagaimana sebuah film menceritakan pada saya bagian-bagian dari pribadi satu manusia yang selalu ada. Satu bagian kita yang selalu fiksi dan subyektif, dan yang lain adalah manusia rasional yang melihat pada permukaan dataran es.
Edward bloom merupakan kisah imortal dari keselurahan film ini. Sedangkan william Bloom, putranya, adalah satu bagian yang selalu menjadi pengadilan kisah fiksi hidup kita yang lain. Sepanjang hidupnya, setelah beranjak dewas, Will sulit sekali mempercayai kisah hidup ayahnya. Karena hampir keselurahan ceritanya dibangun berdasarkan imaji yang luarbiasa. Tersebutlah bagaimana beraninya ia ketika muda, menghadapi pria raksasa yang menegangkan yang penyayang hingga akhirnya ia menjadi sahabat bagi pria raksasa ini dan pergi menemui dunia baru. Dunia di mana kemudian ia mengenal arena sirkus, kota Spectre yang menakjubkan dan terutama bertemu dengan cinta sejatinya. Cinta sejati, yang entah bagaimana membuat rasio saya saat itu berhenti berdetak dan ikut meleleh merasakan ketulusan dari kepercayaan itu.
Edward bloom selalu percaya bahwa selalu ada ikan besar yang menemani hidupnya di
bagian-bagian terpenting. Salah satunya, bagaimana ia bergelut dengan seekor ikan yang begitu besar yang kemudian menjadi pertanda kelahiran Will. Dan Ed selalu tidak pernah tidak lupa menceritakan kisah hidupnya itu di manapun dan kapanpun. Yang akhirnya membawa jarak pada diri Ed yang imajiner dan Will rasionil.
Di waktu-waktu terakhir ayahnya menghadapi ajal, Will bertekad untuk menemukan sendiri sosok ayahnya yang sebenarnya. Perlahan, kebenaran dari tiap versi fiksi ayahnya(menurutnya) mulai tersingkap. Ia bertemu dengan Jenny, gadis yang hidup di kota Spectre. Bagaimana kehidupan ganda ayhnya akhirnya tersingkap dan kecurigaannya terbayar. Lalu dokter yang selalu menemani keluarganya menawarakan versi faktual kelahirannya, yang berlawanan dengan kisah ayahnya. Semua terjadi pada detik-detik ayahnya menanti akhir dari hidupnya.
Edward bloom merupakan kisah imortal dari keselurahan film ini. Sedangkan william Bloom, putranya, adalah satu bagian yang selalu menjadi pengadilan kisah fiksi hidup kita yang lain. Sepanjang hidupnya, setelah beranjak dewas, Will sulit sekali mempercayai kisah hidup ayahnya. Karena hampir keselurahan ceritanya dibangun berdasarkan imaji yang luarbiasa. Tersebutlah bagaimana beraninya ia ketika muda, menghadapi pria raksasa yang menegangkan yang penyayang hingga akhirnya ia menjadi sahabat bagi pria raksasa ini dan pergi menemui dunia baru. Dunia di mana kemudian ia mengenal arena sirkus, kota Spectre yang menakjubkan dan terutama bertemu dengan cinta sejatinya. Cinta sejati, yang entah bagaimana membuat rasio saya saat itu berhenti berdetak dan ikut meleleh merasakan ketulusan dari kepercayaan itu.
Edward bloom selalu percaya bahwa selalu ada ikan besar yang menemani hidupnya di
bagian-bagian terpenting. Salah satunya, bagaimana ia bergelut dengan seekor ikan yang begitu besar yang kemudian menjadi pertanda kelahiran Will. Dan Ed selalu tidak pernah tidak lupa menceritakan kisah hidupnya itu di manapun dan kapanpun. Yang akhirnya membawa jarak pada diri Ed yang imajiner dan Will rasionil.
Di waktu-waktu terakhir ayahnya menghadapi ajal, Will bertekad untuk menemukan sendiri sosok ayahnya yang sebenarnya. Perlahan, kebenaran dari tiap versi fiksi ayahnya(menurutnya) mulai tersingkap. Ia bertemu dengan Jenny, gadis yang hidup di kota Spectre. Bagaimana kehidupan ganda ayhnya akhirnya tersingkap dan kecurigaannya terbayar. Lalu dokter yang selalu menemani keluarganya menawarakan versi faktual kelahirannya, yang berlawanan dengan kisah ayahnya. Semua terjadi pada detik-detik ayahnya menanti akhir dari hidupnya.
Di sebuah kisah yang diceritakan Ed pada Will, ia mengaku telah mengetahui bagaimana ia akan mati dari bola mata penyihir yang ditemuinya saat muda. Ed bersisikuh akan pergi dengan cara itu. Namun sebelumnya, ia terbangun dari keadaan strookenya dan meminta Will mengisahkan bagaimana ia pergi. Maka secara alamiah, Will mulai berkata-kata menghantar kepergian ayahnya dengan dongeng yang diucapkan seperti yang selalu dilakukan Ed.
Di akhir kisah kita akan melihat bagaimana Ed begitu dicintai, oleh bagian fiksi dan nyata hidupnya. Will, bagian paling nyata hidupnya yang selalu berbalik dan mnjadi orang paling rasional yang menentang ayahnya, kemudian sadar. Bahwa setiap manusia tahu versi hidupnya sendiri, dan bagaimana sebaiknya versi itu diceritakan pada orang lain. Sekali lagi, ini semua bukan maslah siapa yang bohong atau mana yang ilusi dan yang real. Namun ini terletak pada masalah rekonstruksi peristiwa yang kita alami. Bagian manakah dari diri kita yang akan bekerja mengolahnya, Edward Bloom? Ataukah Willam Bloom? Dan pada akhir segalanya bagian Edward tetap tinggal abadi dalam kenangan tiap manusia
Di akhir kisah kita akan melihat bagaimana Ed begitu dicintai, oleh bagian fiksi dan nyata hidupnya. Will, bagian paling nyata hidupnya yang selalu berbalik dan mnjadi orang paling rasional yang menentang ayahnya, kemudian sadar. Bahwa setiap manusia tahu versi hidupnya sendiri, dan bagaimana sebaiknya versi itu diceritakan pada orang lain. Sekali lagi, ini semua bukan maslah siapa yang bohong atau mana yang ilusi dan yang real. Namun ini terletak pada masalah rekonstruksi peristiwa yang kita alami. Bagian manakah dari diri kita yang akan bekerja mengolahnya, Edward Bloom? Ataukah Willam Bloom? Dan pada akhir segalanya bagian Edward tetap tinggal abadi dalam kenangan tiap manusia
Diposting oleh
beckybec
di
07.30
Kamis, 11 Juni 2009
kantung cerita si tiri
apakah sungguh layak saya mendapat hadiah
maksud saya,
lihat apa yang tangan saya buat
bukankah sebuah keos
bukankah duka telah merintih di atas tangan ini
manusia telah berpaling dari tangan ini
dan meninggalkannya sendiri tergeletak di atas kayu
api merambat dan siap menghanguskan
namun
justru sekantung hadiah yang datang padaku pagi ini
sekantung kata yang rasanya manis
yang tak pernah kubayangkan akan ditujukan bagiku
begitu saja datang bersama haru
anak tiri ini ternyata masih dikasihi
untuk : pengirim pesan yang datang pagi ini
maksud saya,
lihat apa yang tangan saya buat
bukankah sebuah keos
bukankah duka telah merintih di atas tangan ini
manusia telah berpaling dari tangan ini
dan meninggalkannya sendiri tergeletak di atas kayu
api merambat dan siap menghanguskan
namun
justru sekantung hadiah yang datang padaku pagi ini
sekantung kata yang rasanya manis
yang tak pernah kubayangkan akan ditujukan bagiku
begitu saja datang bersama haru
anak tiri ini ternyata masih dikasihi
untuk : pengirim pesan yang datang pagi ini
Diposting oleh
beckybec
di
18.48
pemakaman memori
ini cerita dari kawanku,
aku telah membuat sebuah kapal kertas
yang di dalamnya kuletakan pemakaman memoriku tentang masa lampau
dan kuletakan perahu kertasku ke atas air yang mengalir di sepanjang jalan
sungai itu lalu membawa pergi perahu kertas itu
jauh
sampai tak dapat kulihat lagi
esoknya,
saat sungai itu mengalir
perahuku memang telah tiada
dan alirannya telah berganti warna
tak lagi bening
tak lagi jernih sampai menerawang ke dasar
namun
hitam,
sebab warna fotoku luntur
warna bajuku cair
dan semua barang memorabilia yang kemarin kumakamkan
kembali padaku
tak ada perahu kertas, telah lumat oleh air
bukankah pikiran kita seperti aliran air temanku?
bersumber di kiri, bermuara di kanan
jadi sesungguhnya, aliran itu berasal dan kembali pada kita
masa lalu apapun itu
takkan pernah bisa dibuang
perahu itu seperti daya kita melupkannya,
dan semakin besar kita membuatnya
akan semakin keruh aliran pikiran kita karena perahu yang dilumat
mungkin
jika suatu hari kita sadar
kita akan mengerti benar bahwa tidak ada pemakaman yang layak untuk mengenang
aku telah membuat sebuah kapal kertas
yang di dalamnya kuletakan pemakaman memoriku tentang masa lampau
dan kuletakan perahu kertasku ke atas air yang mengalir di sepanjang jalan
sungai itu lalu membawa pergi perahu kertas itu
jauh
sampai tak dapat kulihat lagi
esoknya,
saat sungai itu mengalir
perahuku memang telah tiada
dan alirannya telah berganti warna
tak lagi bening
tak lagi jernih sampai menerawang ke dasar
namun
hitam,
sebab warna fotoku luntur
warna bajuku cair
dan semua barang memorabilia yang kemarin kumakamkan
kembali padaku
tak ada perahu kertas, telah lumat oleh air
bukankah pikiran kita seperti aliran air temanku?
bersumber di kiri, bermuara di kanan
jadi sesungguhnya, aliran itu berasal dan kembali pada kita
masa lalu apapun itu
takkan pernah bisa dibuang
perahu itu seperti daya kita melupkannya,
dan semakin besar kita membuatnya
akan semakin keruh aliran pikiran kita karena perahu yang dilumat
mungkin
jika suatu hari kita sadar
kita akan mengerti benar bahwa tidak ada pemakaman yang layak untuk mengenang
Diposting oleh
beckybec
di
18.23
selembar kertas di balik punggung
aku lihat pada wajahmu, ayah
kerut kerut yang mengikat kebahagiaan
kedipan mata yang melambat
dan bulatnya mata yang sepi
apakah ini hanya sedikit dari keraguanku pada kebahagiaan
kau sedang lara
hatimu bergumul pada bebat-bebat yang menahan tawa
atau
memang demikian rupamu pada hari yang makin gelap
lelah karena peluh di hari yang padat
gemuk gemuk itu datang dan mengosongkan tempayan peluhmu
kau diam
gemuk gemuk itu menderamu dengan keluh
kau diam
kau diam, seolah mereka memberkatimu
dan kau menerimanya
aku diam
karena haru melihatmu
atau mungkin
aku takut
takut tahu betapa menyiksa menjadimu yang sunyi
ayahku,
bicaralah hari ini
siapa tahu
esok aku lupa mendengar suaramu
LAGI...
kerut kerut yang mengikat kebahagiaan
kedipan mata yang melambat
dan bulatnya mata yang sepi
apakah ini hanya sedikit dari keraguanku pada kebahagiaan
kau sedang lara
hatimu bergumul pada bebat-bebat yang menahan tawa
atau
memang demikian rupamu pada hari yang makin gelap
lelah karena peluh di hari yang padat
gemuk gemuk itu datang dan mengosongkan tempayan peluhmu
kau diam
gemuk gemuk itu menderamu dengan keluh
kau diam
kau diam, seolah mereka memberkatimu
dan kau menerimanya
aku diam
karena haru melihatmu
atau mungkin
aku takut
takut tahu betapa menyiksa menjadimu yang sunyi
ayahku,
bicaralah hari ini
siapa tahu
esok aku lupa mendengar suaramu
LAGI...
Diposting oleh
beckybec
di
09.00
fine imagination of evening
inilah sore dimana aku jatuh cinta
dimana aku selalu memimpikan aromanya.
sore yang bergumul dalam kumulan awan yang gemuk dan putih
yang membiarkan ranting dan dahan menari di bawah sinar lembutnya
sinar yang hangat
jingga
kelabu terkadang
merah
yang meniupkan keriaan di sepanjang lengkungan leher
betapa aku mencintainya
di saat sore itu tiba
menghantar kedua bola mataku padnya
aku bertanya pada senja yang bertiup
"siapa dia"
dan senja itu berbisik
DIA,
yang kau cintai dalam pikiranmu yang liar
Diposting oleh
beckybec
di
00.03
Rabu, 10 Juni 2009
komposisi dirimu
apakah daya melawan angin
yang menghembus begitu saja
naga bisa kita hunus dengan pedang
manusia bisa binasa dengan pisau
karena berbentuk padat
tapi angin?
adakah yang dapat menghentikan lajunya
menangkap tubuhnya
kalau demikian bagaimana cara kita mengerti angin
apakah ditangkap
apakah dilihat
apakah cukup hanya dirasa
rasanya angin tak perlu dimengerti
ia hanya cukup dibiarkan lalu
menghampiri dan meninggalkan
seperti juga kamuh
yang menghembus begitu saja
naga bisa kita hunus dengan pedang
manusia bisa binasa dengan pisau
karena berbentuk padat
tapi angin?
adakah yang dapat menghentikan lajunya
menangkap tubuhnya
kalau demikian bagaimana cara kita mengerti angin
apakah ditangkap
apakah dilihat
apakah cukup hanya dirasa
rasanya angin tak perlu dimengerti
ia hanya cukup dibiarkan lalu
menghampiri dan meninggalkan
seperti juga kamuh
Diposting oleh
beckybec
di
07.08
Selasa, 09 Juni 2009
harmonis
lelah belum sembuh benar dari tulang, begitu juga dengan rindu
beberapa hari yang lalu, saya benar2 menikmati waktu. tiap detiknya dirasa berjalan bersisian dengan saya. tidak pernah terlontar "waktu cepat sekali berlalu". tidak, waktu selalu di situ. bahkan rasanya saya dapat menemukan bentuknya jika dibiarkan sebentar saja lebih lama. jika saja, sebentar lebih lama itu tidak segera berakhir pagi ini. saat bus-bus yang menghantar kami kembali ke tempat dimana kami melewatkan waktu.
seorang teman saya berseru, "back to the reality"
jadi sebenarnya, apakah saya sungguh senang dapat kembali ke jakarta atau justru saya sedih karenanya.
mengingat kemarin, waktu begitu bersahabat. membuai saya jika lelah, menyemangati saya jika jenuh dan waktu sendiri yang menghantar saya pada langit malam yang mempesona.
rasanya gedung-gedung tinggi membunuh waktu. rasnya lampu dan gemerlapan kota mematikan waktu.
rasanya saya rindu...
dengan perjalanan malam yang mnyisakan gigil
(saya jatuh cinta pada langit malam)
dengan kehangatan rumput hijau di tengah udara yang menguning lembut
dengan tawa
dengan kegelapan dan keheningan yang melambai lembut di sisi
ahh catatan ini tidak rapi,
tidak harmonis
seperti muntahan
ini hanya luapan yang harus segera keluar
sebelum meledak dan mereda tanpa fungsi
beberapa hari yang lalu, saya benar2 menikmati waktu. tiap detiknya dirasa berjalan bersisian dengan saya. tidak pernah terlontar "waktu cepat sekali berlalu". tidak, waktu selalu di situ. bahkan rasanya saya dapat menemukan bentuknya jika dibiarkan sebentar saja lebih lama. jika saja, sebentar lebih lama itu tidak segera berakhir pagi ini. saat bus-bus yang menghantar kami kembali ke tempat dimana kami melewatkan waktu.
seorang teman saya berseru, "back to the reality"
jadi sebenarnya, apakah saya sungguh senang dapat kembali ke jakarta atau justru saya sedih karenanya.
mengingat kemarin, waktu begitu bersahabat. membuai saya jika lelah, menyemangati saya jika jenuh dan waktu sendiri yang menghantar saya pada langit malam yang mempesona.
rasanya gedung-gedung tinggi membunuh waktu. rasnya lampu dan gemerlapan kota mematikan waktu.
rasanya saya rindu...
dengan perjalanan malam yang mnyisakan gigil
(saya jatuh cinta pada langit malam)
dengan kehangatan rumput hijau di tengah udara yang menguning lembut
dengan tawa
dengan kegelapan dan keheningan yang melambai lembut di sisi
ahh catatan ini tidak rapi,
tidak harmonis
seperti muntahan
ini hanya luapan yang harus segera keluar
sebelum meledak dan mereda tanpa fungsi
Diposting oleh
beckybec
di
05.10
Senin, 01 Juni 2009
perseteruan kantung bening dan dunia pekat
menyambut matahari yang datang terbang
lalu hinggap
menyembunyikan sinarnya di kantung bening
mengikat rapat dengan karet gelang
menguncang kiri dan kanan
berseteru sinarnya di kantung bening
dunia jadi hitam
pekat
matahari dan cahaya di kantung bening ingin pergi lepas
terbang lagi
apakah salah jika sinaran ini dimiliki
disimpan dalam kantung, toh masih bercahaya ke dunia lain
mungkin sedikit lebih pekat jadi dunia
tapi percayalah ini hanya kantung bening
bukankah semua berhak bercahaya
dengan cara apapun
(termasuk merampas hak bersama, membunuh hidup yang berbuah hanya karena ingin bermain di kantung bening. shit)
lalu hinggap
menyembunyikan sinarnya di kantung bening
mengikat rapat dengan karet gelang
menguncang kiri dan kanan
berseteru sinarnya di kantung bening
dunia jadi hitam
pekat
matahari dan cahaya di kantung bening ingin pergi lepas
terbang lagi
apakah salah jika sinaran ini dimiliki
disimpan dalam kantung, toh masih bercahaya ke dunia lain
mungkin sedikit lebih pekat jadi dunia
tapi percayalah ini hanya kantung bening
bukankah semua berhak bercahaya
dengan cara apapun
(termasuk merampas hak bersama, membunuh hidup yang berbuah hanya karena ingin bermain di kantung bening. shit)
Diposting oleh
beckybec
di
08.13
waktu-waktu
aku hanya berharap, kadang waktu datang terlambat
sehingga aku menunggu lebih lama dari kedatangan yang tiba
duduk-duduk menikmati deru kereta apiku yang menjemput kedatangan bersama sang waktu
tidak lelah walau tak kunjung terlihat lokomotif itu
tidak
aku cuma mau menikmati keterlambatan
ketertundaan akan waktu
sebab
terkadang waktu tak dapat dirasai indahnya
karena manusia terlalu egois mencintai waktu sebagai emas
sehingga aku menunggu lebih lama dari kedatangan yang tiba
duduk-duduk menikmati deru kereta apiku yang menjemput kedatangan bersama sang waktu
tidak lelah walau tak kunjung terlihat lokomotif itu
tidak
aku cuma mau menikmati keterlambatan
ketertundaan akan waktu
sebab
terkadang waktu tak dapat dirasai indahnya
karena manusia terlalu egois mencintai waktu sebagai emas
Diposting oleh
beckybec
di
08.05
Langganan:
Postingan (Atom)