lalu perempuan itu mengambil peralatannya. ia nyalakan rokok di antara riuhnya pelacuran. peralatannya diletakan di atas meja yang paling kosong di antara meja-meja lain. ia duduk. diam memperhatikan dari balik asap. seorang pria datang mendekat dan bergestur hendak duduk. perempuan itu mempersilakan. di tengah pelacuran, semua ini biasa saja.
pria: jadi, berapa harga yang harus saya bayar untuk bergumul dengan nona malam ini?
perempuan: maksudnya?
pria: ya nona, saya mau nona melayani saya. berapa harganya?
perempuan: maksudnya? anda pikir saya pelacur?
pria: ya.
perempuan: tidakkah tuan lihat mesin tik dan kertas di sini?
pria: ya.
perempuan: untuk apa ini semua menurut tuan?
pria: menulis.
perempuan: bukankah saya harusnya dipanggil penulis ketimbang pelacur?
pria: tapi kamu ada di sini, duduk di rumah pelacuran, di dalam bar, di meja ini, dan..
perempuan: dan saya perempuan?
pria: ya.
perempuan: terimakasih untuk kehormatannya tapi saya penulis. jika saya pelacur, saya akan bawa laki-laki telanjang dan saya letakan di atas meja ini. bukan mesin tik.
perempuan itu mematikan rokok, membenahi kertas, dan dengan gerakan cepat berdiri meninggalkan laki-laki yang setengah mati berusaha mengumpulkan sisa-sisa kemaluannya.